Analaisa Ilmiah Terbelahnya Laut Melalui Musa as

Pusat Riset Atmosfer Nasional (NCAR) dan Universitas Colorado. Mereka melaporkan, bahwa melalui simulasi komputer yang mempelajari bagaimana angin mempengaruhi air, memperlihatkan bahwa angin mampu mendorong air kembali pada satu titik sehingga seperti membentuk sungai yang membungkuk untuk menyatu dengan laguna di pesisir.

“Hasil simulasi sangat cocok dengan kisah yang disampaikan dalam Exodus (Keluaran),” ujar Carl Drews dari NCAR, yang memimpin studi ini, seperti dilansir Reuters.

 “Penelitian ini menunjukkan bahwa deskripsi terpisahnya perairan memang memiliki dasar dalam hukum-hukum fisika,” tambah Drew.

Ajaibnya, fenomena ini dapat kembali Anda temui di Korea Selatan.

Ya, seperti dilansir Amusingplanet.com, Sabtu (10/05), fenomena laut terbelah ini sukses membuat banyak orang tercengang. Alhasil, banyak wisatawan berbondong-bondong mendatangai langsung ke tempat tersebut guna memuaskan rasa penasaran mereka sekaligus membuktikannya.

Melihat peluang ini, pemerintah Korea pun memanfaatkannya dengan menggelar festival dengan nama Jindo Miracle Sea Festival. Hal ini bertujuan untuk menarik wisatawan sekaligus memperlihatkan keindahan laut Korea saat surut kepada turis mancanegara.

Menariknya, bukan hanya kondisi laut yang tampak menakjubkan saja, tapi sebuah kisah terkait sejarahnya juga cukup membuat kita berdecak kagum.

Alkisah, dulu ada seorang penduduk Desa Jindo diserang harimau. Dia pun berlari untuk menyelamatkan diri ke Pulau Modo. Sayangnya, di depannya ada lautan luas. Penduduk desa tersebut pun kemudian berdoa kepada Dewa Laut agar bisa terselamatkan dari kejaran harimau dan seketika lautan pun terbelah.

Konon, dia berhasil selamat. Oleh sebab itu, ditemukan pula patung manusia dan harimau di Pulau Jindo yang menghadap Pulau Modo. Tujuannya untuk mengenang peristiwa ajaib tersebut.

Secara geografis, pulau ini terletak di bagian selatan Korea Selatan. Untuk mencapai pulau tersebut maka harus naik bus jurusan Seoul-Jindo yang berangkat empat kali dalam sehari dengan perjalanan mencapai lima jam.

Sementara itu, secara ilmiah, fenomena alam laut terbelah ini terjadi akibat adanya peristiwa pasang surutnya air laut. Namun ketika air surut di Pulau Jindo maka membentuk sebuah jalan sepanjang 2,8 km dengan lebar 60 meter.

Jalanan saat laut surut tersebut menghubungkan Pulau Jindo dan Pulau Modo selama sekitar satu jam. Fenomena tersebut pun hanya berlangsung selama dua kali saja dalam satu tahun. Tak heran, masyarakat Korea menyebutnya sebagai Moses Miracle.