Sejarah dan Makna Hari Raya Lebaran Idul Adha

Peringatan Hari Raya Idul Adha tahun ini agak sedikit

berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana Muhammadiyah

menetapkan Idul Adha 2015 akan jatuh pada tanggal 23

September. Sedangkan untuk Nahdlatul Ulama akan

merayakannya pada tanggal 24 September yang sama dengan

Arab Saudi, yang pastinya Idul Adha itu jatuh pada

tanggal 10 bulan Djulhijjah.

Disamping Idul Adha sering juga disebut hari raya hari

dan juga ada yang menamakan hari raya Idul Qurban.

Karena pada hari itu, Alloh SWT memberikan kepada kita

sebagai umatnya untuk lebih mendekatkan diri kepadanya.

Bagi umat muslim yang belum mampu melaksanakan ibadah

haji, maka ia diberi kesempatan untuk berkkurban dengan

cara menyembelih hewan qurban sebagai simbol ketaqwaan

dan kecintaan kita kepada sang pencipta.

Apabila kita melihat pada sisi sejarah dari perayaan

Idul Adha ini, maka dipikiran kita akan teringat kisah

teladan Nabi Ibrahim AS, yaitu ketika Beliau

diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istri

tercintanya yaitu Siti Hajar bersama Nabi Ismail

putrany disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak

tumbuh sebatang pohon pun. Lembah tersebut sangatlah

sunyi dan sepi karena belum pernah dihuni oleh

seorangpun. Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, apa maksud

sebenarnya dari wahyu Allah yang menyuruh menempatkan

istri dan putranya yang masih bayi itu, ditempatkan di

suatu tempat paling asing, di sebelah utara kurang

lebih 1600 KM dari negaranya sendiri Palestina. Tapi

baik Nabi Ibrahim, maupun istrinya Siti Hajar, menerima

perintah tersebut dengan lapang dada, ikhlas dan penuh

tawakkal.

Setelah itu, Nabi Ibrahim as mendapatkan mimpi secara

berturut-turut. Dalam mimpinya, beliau diperintah oleh

Allah SWT untuk menyembelih putera kesayangannya,

Ismail. Pada saat itu, Ismail sudah diangkat menjadi

seorang nabi dan berusia sekitar 13 tahun. Nabi Ibrahim

tidak dapat berbuat apa-apa karena itu merupakan

perintah dari Allah SWT. Lalu, datanglah ia menemui

Ismail untuk menyampaikan perintah Allah bahwa Ia harus

menyembelih anaknya tersebut. Akan tetapi di luar

dugaan, ternyata Ismail justru mengamini perintah dalam

mimpi ayahnya tersebut. Dirinya tidak merasa takut atau

marah kepada ayah kandungnya. Hal tersebut dikarenakan

mimpi itu merupakan wahyu dari Allah SWT.

Mendengar jawaban dari anaknya itu bikin Ibrahim

terperanjat. Ia tak mengira anak kesayangannya itu

demikian ikhlas untuk menerima perintah dari Allah SWT.

Walau demikian, perintah itu tidaklah hal yang gampang

untuk Ibrahim. Itu karena setan selalu menggoda dirinya

supaya membatalkan perintah itu. Tetapi, usaha yang

dikerjakan oleh setan itu tidak berhasil, ia gagal

menggoda Ibrahim. Begitupun yang berlangsung saat setan

menggoda Ismail, mereka juga alami kegagalan. Tidak mau

menyerah, setan lalu menggoda isteri Nabi Ibrahim walau

demikian usaha itu juga terus gagal.

Pada hari H, yaitu tanggal 10 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim

serta puteranya pergi ke tanah lega untuk menggerakkan

perintah Allah itu. Supaya Ismail tak rasakan sakit

saat disembelih, Ibrahim menyiapkan pedang yang diasah

dengan sangatlah tajam. Dalam perjalanan menuju tempat

penyembelihan, setan selalu menggoda Ibrahim serta

Ismail untuk membatalkan perintah Allah itu. Setan

menggoda nabi Ismail dengan menyampaikan bahwa nabi

Ibrahim cuma membawa ia untuk dibunuh. Tetapi,

mengingat nabi Ismail telah diangkat jadi nabi, ia tak

gentar serta berkata bahwa dianya siap untuk lakukan

perintah Allah SWT.

Iblis tak kehabisan akal untuk menggoda keduanya.

Tetapi, mendadak nabi Ibrahim serta Ismail mengambil

sebagian kerikil di tanah serta melemparkannya ke arah

iblis dengan mengatakan “Bismillahi Allahu Akbar”.

Prosesi inilah yang lalu di kenal juga sebagai prosesi

lempar jumrah.

Diluar dugaan, ternyata Nabi Ismail telah betul-betul

siap untuk disembelih oleh ayahnya. Ia terasa siap

karenanya adalah perintah dari Allah SWT. Bahkan juga

Ismail meminta ayahnya untuk tutup berwajah supaya nabi

Ibrahim tak terasa iba maupun sangsi untuk melakukan

perintah dari Allah SWT. Lalu, Ismail juga meminta nabi

Ibrahim untuk menajamkan pedangnya dan memberi sebagian

wasiat bila ia sudah wafat nanti. Lantaran dengarkan

pengucapan dan keinginan nabi Ismail itu, nabi Ibrahim

menyampaikan bahwa nabi Ismail yaitu kawan paling baik

dalam melakukan perintah dari Allah SWT.

Tetapi, saat nabi Ibrahim mulai menggoreskan pedangnya,

pedang itu senantiasa terpental. Ismail lalu berkata

bahwa dianya mau tali pengikat yang ada di tangan serta

kakinya dilepaskan. Hal semacam itu dikerjakan supaya

malaikat bisa melihat bahwa ia patuh pada Allah SWT.

Momen yang berlangsung selanjutny yaitu momen

tradisional sebagai histori hari raya Idul Adha (hari

Raya Qurban) yakni saat nabi Ismail diganti dengan

seekor domba oleh Allah SWT.

Ada satu kisah yang mengatakan bahwa Malaikat Jibril-

lah yang membawa domba dan menukarnya dengan Nabi

Ismail. Ketika itu, ditulisan bahwa semesta beserta

berisi mengatakan takbir untuk mengagungkan kebesaran

Allah SWT atas kesabaran yang dipunyai oleh Ismail

serta Ibrahim dalam menggerakkan perintah Allah yang

berat itu. Perintah itu sangat berat, lantaran di satu

segi nabi Ibrahim mau menyembelih nabi Ismail putera

semata wayangnya untuk menuruti perintah Allah, sesaat

Allah memerintahkan supaya pedang itu tak

menyembelihnya.

Allah SWT mempunyai kuasa yang sangatlah besar. Ismail

yang telah siap untuk disembelih atas kuasa dari Allah

SWT digantilah Ismail dengan domba besar, sehat lagi

bersih. Sejak saat tersebut, tiap-tiap tahunnya umat

muslim di semua dunia diperintahkan untuk menyembelih

Qurban oleh Allah SWT. Qurban itu bisa berbentuk domba,

sapi, kerbau, maupun unta. Dan saat penyembelihannya

dikerjakan pada tiap-tiap tanggal 10 Dzulhijjah.

Lantaran keikhlasan dan pengorbanan yang dikerjakan

oleh nabi Ibrahim as yang ikhlas lakukan perintah Allah

untuk menyembelih Ismail jadi Nabi Ibrahim sukses

mencapai predikat Khaliullah (Kekasih Allah).

Seluruhnya pengorban yang dikerjakan nabi Ibrahim itu

cuma untuk meraih kecintannya pada Allah SWT.