Mengapa sebagian pembesar tidak menemani Imam Husain ke Karbala?
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ashoora.ir
Mungkin timbul pertanyaan, mengapa ada sebagian tokoh
besar di masa imamah Imam Husain as yang tidak
menyertai Imam Husain as dalam perjalanannya menuju
Kufah dan Karbala? Tokoh-tokoh besar tersebut
diantaranya adalah: Muhammad bin Hanafiah (saudara
tiri Imam Husain as), Abdullah bin Abbas dan Abdullah
bin Ja’far (suami Sayidah Zainab as). Selain mereka
juga ada orang-orang seperti Kumail bin Ziyad, Maitsam
Al-Tammar dan…
Saat imam Husain as hendak berangkat menuju Kufah,
beliau berbincang-bincang dengan Muhammad bin
Hanafiah. Muhammad bin Hanafiah meminta Imam Husain as
untuk tidak melakukan perjalanan tersebut. Dalam
menjawab permintaannya, Imam Husain as berkata: “Aku
siap untuk pergi ke Makkah (sebelum ke Kufah) dan aku
membawa semua keluargaku, saudara-saudaraku, saudari-
saudariku, kemenakan-kemenakanku dan para pengikutku.
Perkara mereka ada di tanganku. Tapi engkau, hai
saudaraku, engkau tak perlu menemaniku dalam
perjalanan ini. Tinggallah di Madinah, jadilah pemberi
kabar kepadaku tentang keadaan Madinah nantinya.”[1]
Oleh karena itu atas permintaan Imam Husain as sendiri
dia tinggal di Madinah.
Dalam perbincangan Imam Husain as dengan Abdullah bin
Abbas diriwayatkan. Saat itu Abdullah bin Abbas datang
dan berkata kepada Imam Husain as: “Aku bersedia
membantumu. Apapaun yang kau inginkan, katakanlah.”
Imam Husain as berkata kepadanya: “Pergilah ke Madinah
dan aku tinggal di Makkah (saat itu Imam Husain as
telah tiba di Makkah). Sampaikanlah nanti kabar
tentang situasi dan kondisi di Madinah kepadaku.”[2]
Adapun tentang Abdullah bin Ja’far, satu-satunya
alasan mengapa ia tidak menyertai Imam Husain as dalam
perjalanannya adalah karena kedua matanya buta. Namun
ia menyerahkan kedua anaknya, Muhammad dan ‘Aun, untuk
menyertai beliau, dan akhirnya keduanya syahid di
Karbala.[3]
Dalam Biharul Anwar diriwayatkan bahwa Muhammad bin
Abdullah bin Ja’far berhasil menumpas sepuluh pasukan
Yazid dan ‘Aun bin Abdullah mengalahkan 21 pasukan
Umar bin Sa’ad.[4]
CATATAN :
[1] Mahiyat Qeyam e Mokhtar, menukil dari Biharul
Anwar, jil. 44, hal. 823.
[2] Mausu’ah Imam Husain as, jil. 2, hal. 5-9.
[3] Zainab Kubra, Syaikh Ja’far Naqdi, hal. 87.
[4] Biharul Anwar, jil. 45, hal. 43.