Makna Teologis Al-Rahman dan Al-Rahim

Dari segi literal, kata al-Rahman adalah nama untuk

sesuatu yang bersifat khusus, tetapi menunjukkan

keumuman makna (ism khashah bi shifah ‘ammah).

Sedangkan, al-Rahim adalah nama untuk sesuatu yang

bersifat umum, tetapi menunjukkan kekhususan makna

(ism ‘am bi shifah khash).

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa rahmat

rahimiyyah ialah rahmat untuk seluruh makhluk,

termasuk benda alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, orang

kafir, malaikat, dll. Sedangkan, rahmat rahimiyyah

hanya khusus untuk orang-orang mukmin atau makhluk-Nya

yang dengan setia menjalankan perintah dan menjauhi

larangan-Nya (insan kamil).

Nama-nama Allah SWT yang paling sering berulang di

dalam Alquran ialah: Allah (2.698), Rabb (966), Ilah

(209), lalu disusul al-Rahim (114), dan al-Rahman

(57). Nama al-Rahman dan al-Rahim yang sering berulang

disebutkan di dalam Alquran di antara seluruh nama

Allah yang lain yang tergabung di dalam al-Asma’ al-

Husna’. Mungkin karena itu maka kedua nama ini sering

menjadi kata majemuk dan kemudian dianggap sebagai umm

al- Asma’.

Secara teologis, al-Rahman dan al-Rahim digunakan

untuk menjustifikasi bahwa sesungguhnya Allah SWT

lebih menonjol sebagai Tuhan Keibuan atau Kelembutan

(The Mother of God) ketimbang Tuhan Kebapakan atau

Kejantanan (The Father of God).

Allah SWT digambarkan sebagai Tuhan Mahalembut (al-

Lathif), yang lebih tepat untuk dicintai ketimbang

untuk ditakuti. Bagaimana cintanya seorang ibu

terhadap anaknya sulit dikatakan dengan kata-kata.

Karena itu, ibu sering diidentikkan dengan Rahim

(setimbang faa’il) berarti sangat pencinta.

Sedangkan, Allah SWT menyebutkan dirinya dengan Rahim

(setimbang fa’iil) berarti Maha Pencinta. Secinta apa

pun seorang ibu terhadap anaknya, jauh lebih cinta

Tuhan terhadap hamba-Nya karena kualitas cinta ibu

hanya sampai ke tingkat raahim, sedangkan Allah SWT

berada di puncak cinta, rahiim.