Zaid bin Haritsah, Budak Rasulullah yang Enggan Dibebaskan
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Silsilah Rowa’iil Qashas
Di zaman Rasulullah saw, ada seorang budak bernama
Zaid bin Haritsah. Ia adalah budak milik Sayyidah
Khodijah yang dihadiahkan kepada Rasulullah saw, yang
kemudian dijadikan anak angkat Rasul saw.
Ketika keluarganya mengetahui keberadaan Zaid, mereka
segera datang kepada Nabi untuk membayar tebusan agar
beliau mau mengembalikan anak mereka. Rasul pun
bersabda, “Terserah padanya, biarkan ia memilih. Jika
ia memilih kalian, bawalah tanpa perlu membayar
tebusan.”
Kemudian beliau memanggil Zaid dan berkata kepadanya,
“Wahai Zaid, mereka adalah keluargamu. Mereka datang
dengan tebusan sementara aku tidak akan menerima
tebusan dari siapapun. Jika kau ingin bersama mereka,
ikutlah dan engkau telah bebas.”
Zaid memperhatikan keluarganya berkata, “Demi Allah
yang tiada Tuhan selain-Nya, aku tidak akan memilih
selain Rasulullah saw selamanya !”
Keluarganya heran dan berkata, “Celaka engkau ! Apakah
kau lebih memilih menjadi budak daripada hidup
merdeka?”
Zaid menjawab, “Ketahuilah, sungguh disinilah
kebebasan dan kemerdekaan itu, disamping Muhammad bin
Abdillah. Jika aku ingin kemerdekaan, maka tak ada
lain kecuali bersama Rasulullah. Adapun ikut bersama
kalian itulah arti budak yang sebenarnya. Muhammad
telah memberiku kebebasan, ketenangan hati dan
keamanan. Ia juga telah mengajariku untuk hidup mulia
dan terhormat.”
Sungguh kisah yang begitu menggugah hati. Semua budak
memiliki impian yang sama yaitu bebas dan merdeka.
Tapi tidak untuk Zaid bin Haritsah. Ia tetap memilih
untuk menjadi budak Rasulullah saw. Karena disanalah
ia menemukan arti kebebasan dan arti hidup mulia yang
sebenarnya.
Dari kisah ini, semakin tampak kelembutan dan perangai
mulia Rasulullah kepada orang-orang disekitarnya.
Bagaimana beliau tidak membedakan budak dengan orang-
orang merdeka. Hingga seorang budak lebih memilih
bersamanya daripada hidup bebas namun harus terpisah
darinya.