Zaid bin Haritsah, Budak Rasulullah yang Enggan Dibebaskan

Di zaman Rasulullah saw, ada seorang budak bernama

Zaid bin Haritsah. Ia adalah budak milik Sayyidah

Khodijah yang dihadiahkan kepada Rasulullah saw, yang

kemudian dijadikan anak angkat Rasul saw.

Ketika keluarganya mengetahui keberadaan Zaid, mereka

segera datang kepada Nabi untuk membayar tebusan agar

beliau mau mengembalikan anak mereka. Rasul pun

bersabda, “Terserah padanya, biarkan ia memilih. Jika

ia memilih kalian, bawalah tanpa perlu membayar

tebusan.”

Kemudian beliau memanggil Zaid dan berkata kepadanya,

“Wahai Zaid, mereka adalah keluargamu. Mereka datang

dengan tebusan sementara aku tidak akan menerima

tebusan dari siapapun. Jika kau ingin bersama mereka,

ikutlah dan engkau telah bebas.”

Zaid memperhatikan keluarganya berkata, “Demi Allah

yang tiada Tuhan selain-Nya, aku tidak akan memilih

selain Rasulullah saw selamanya !”

Keluarganya heran dan berkata, “Celaka engkau ! Apakah

kau lebih memilih menjadi budak daripada hidup

merdeka?”

Zaid menjawab, “Ketahuilah, sungguh disinilah

kebebasan dan kemerdekaan itu, disamping Muhammad bin

Abdillah. Jika aku ingin kemerdekaan, maka tak ada

lain kecuali bersama Rasulullah. Adapun ikut bersama

kalian itulah arti budak yang sebenarnya. Muhammad

telah memberiku kebebasan, ketenangan hati dan

keamanan. Ia juga telah mengajariku untuk hidup mulia

dan terhormat.”

Sungguh kisah yang begitu menggugah hati. Semua budak

memiliki impian yang sama yaitu bebas dan merdeka.

Tapi tidak untuk Zaid bin Haritsah. Ia tetap memilih

untuk menjadi budak Rasulullah saw. Karena disanalah

ia menemukan arti kebebasan dan arti hidup mulia yang

sebenarnya.

Dari kisah ini, semakin tampak kelembutan dan perangai

mulia Rasulullah kepada orang-orang disekitarnya.

Bagaimana beliau tidak membedakan budak dengan orang-

orang merdeka. Hingga seorang budak lebih memilih

bersamanya daripada hidup bebas namun harus terpisah

darinya.