Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Imam Shadiq as penghidup keilmuan

1 Pendapat 05.0 / 5

Imam Ja’far Ash-Shadiq as adalah seorang ulama yang

paling utama dari ulama-ulama yang lain dari sisi

kejeniusan, keilmuwan, keutamaan dan kecerdasan.

Beliau pernah mengikuti berbagai pelajaran ayahnya

seperti fiqih, hadis, tafsir al-Quran, filsafat,

kimia, kedokteran dan ilmu perbintangan. Saat itu umur

beliau belum mencapai 3 tahun. Dan itu merupakan

mukjizat di masa itu. Ketika khalifah Bani Umayyah,

Al-Walid bin Abdul Malik berkunjung dari Syam ke

Madinah, ia masuk ke Masjid Nabawi dan melihat Imam

Al-Baqir as berada di atas mimbar sedang menyampaikan

pelajarannya. Al-Walid mengucapkan salam kepadanya,

kemudian beliau pun menjawab salam tersebut. Kemudian

beliau menghentikan pelajarannya sejenak untuk

menghormati Al-Walid. Lalu Al-Walid mempersilahkan

Imam untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajarnya,

yang mana saat itu adalah pelajaran geografi. Al-Walid

pun ikut sibuk mendengarkan pelajaran tersebut. Tiba-

tiba Imam dikejutkan dengan pertanyaan dari Al-Walid:

“Apa nama pelajaran ini?” Imam pun menjawab: “Ini

adalah pelajaran yang membahas tentang bumi, langit,

matahari dan bintang-bintang.” Kemudian pandangan Al-

Walid jatuh kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq yang saat

itu sedang duduk di antara ulama. Lalu ia bertanya

kepada Umar bin Abdul Aziz pejabatnya yang memegang

kota Madinah. Umar menjawab: “Dia adalah Ja’far bin

Muhammad Ash-Shadiq.” Al-Walid kemudian berkata:

“Apakah ia mampu untuk memahami pelajaran ini,

sedangkan umurnya belum mencapai 3 tahun?” Umar bin

Abdul Aziz menjawab: “Dia orang yang paling cerdas di

antara yang hadir dalam pelajaran Imam. Dan ia orang

yang paling banyak bertanya dan mengkritik di antara

mereka.”

Al-Walid memanggil Imam Ja’far as. Ia bertanya perihal

nama Imam dan mulai ingin mengujinya. Ia bertanya

kepada Imam: “Apakah engkau tahu siapakah pencetus

ilmu mantiq (logika)?” Lalu beliau menjawab:

“Aristoteles adalah orang yang mencetuskan ilmu mantiq

(logika). Para murid dan pengikutnyalah yang menamakan

ia sebagai pencetus ilmu tersebut.” Lalu Al-Walid

menyampaikan pertanyaan keduanya kepada Imam:

“Siapakah yang menciptakan ilmu ma’az (gugusan

bintang)?” Imam tidak membenarkan pertanyaanya, lalu

Imam berkata: “Ini bukanlah nama seseorang, akan

tetapi itu adalah nama dari gugusan bintang.” Dan

tercenganglah Al-Walid dengan jawaban tersebut. Al-

Walid terdiam dan sibuk berpikir untuk mengajukan

pertanyaan selanjutnya. Setelah beberapa saat ia

bertanya kembali kepada Imam: “Apakah engkau tahu

siapakah pencipta sikat gigi?” Lantas Imam menjawab:

“Itu adalah gelar Abdullah bin Mas’ud sahabat kakekku

Rasulullah Saw.” Al-Walid pun sangat terkejut dengan

jawaban Imam. Lalu ia memegang tangan Imam as seraya

berkata dan mengucapkan selamat pada Imam Al-Baqir as:

“Sesungguhnya putramu ini kelak akan menjadi orang

paling berilmu di zamannya.”

Pada hakikatnya Imam Ja’far Ash-Shadiq as adalah

seorang ulama yang  paling alim sepanjang sejarah.

Para sejarawan dan pemikir memuji akan keluasan

ilmunya. Mereka menyaksikan peranannya dalam

mengembangkan berbagai keilmuan, cakrawala pemikiran

Islam dan berbagai ilmu pengetahuan di zamannya. Di

sisi lain beliau adalah seorang pendiri sekolah-

sekolah filsafat Islam. Sesungguhnya Allah swt lebih

mengetahui bagaimana ia menjadikan risalah-Nya.