Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

313 pasukan Imam Mahdi as

3 Pendapat 05.0 / 5

Dalam banyak riwayat dijelaskan bahwa Imam Mahdi as

senantiasa menanti kedatangan 313 pasukannya di dekat

Ka’bah. Mereka adalah orang-orang pertama yang akan

membai’at beliau. Setelah mereka berkumpul, dimulailah

perjuangan sang Imam. Mereka adalah pembawa bendera

beliau dan orang-orang yang telah dinobatkan untuk

menjadi pemimpin di seluruh penjuru dunia.

Mari kita menyimak dialog tentang 313 pasukan ini:

Penanya: “Tolong bacakan riwayat tentang 313 pasukan

Imam Mahdi as.”

Alim: “Banyak sekali riwayat dengan ungkapan yang

bermacam-macam tentang masalah ini. Jumlahnya sekitar

puluhan hadits, yang dapat dianggap sebagai hadits

yang mutawatir.

Dalam tafsir ayat ke-80 surah Huud dijelaskan bahwa

nabi Luth as berkata kepada kaumnya yang zalim:

“Seandainya aku ada mempunyai kekuatan atas kalian

semua atau kalau aku dapat berlindung kepada ‘rukun’

(keluarga) yang kuat (tentu aku lakukan sesuatu

terhadap diri kalian).” (QS Huud:80)

Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Maksud kekuatan dalam

ayat itu adalah Al Qaim, Imam Mahdi as. Adapun rukun

yang kuat maksudnya adalah 313 pasukan beliau.”[1]

Dalam riwayat yang lain disebutkan, Imam Baqir as

pernah berkata, “Seakan aku menyaksikan 313 pasukan

itu datang dari Najaf  Kufah,[2] seakan hati mereka

bagai potongan baja.”[3]

Penanya: “Apakah sampai detik ini masih belum ada 313

orang yang menjadi sahabat setia Imam Mahdi as?

Sehingga beliau dapat ditampakkan dan tampil

menyelamatkan umat manusia?”

Alim: “313 orang itu memiliki beberapa kriteria khusus

yang rasanya dunia masih belum layak untuk

mempersembahkan segelintir manusia seperti mereka.”

Penanya: “Misalnya seperti apa kriteria itu?”

Alim: “Misalnya, Imam Sajjad as berkata, “Saat Imam

Mahdi as berdiri mengumumkan kepada orang-orang Makkah

bahwa ia adalah Al Mahdi dan meminta mereka untuk

bergabung bersamanya, segerombolan musuh bangkit

berusaha membunuhnya. Lalu dengan segera 313 orang

berusaha menyelamatkan beliau dari bahaya.”[4]

Dalam riwayat-riwayat lainnya disebutkan pula tentang

mereka: “Allah akan mengumpulkan mereka di Makkah

bagai awan-awan di musim gugur.”[5] Yakni maksudnya

mereka datang ke Makkah dengan cepat.

Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Seakan aku melihat Al

Qaim berada di mimbar Kufah dan di kelilingi oleh 313

pasukannya, yang sejumlah dengan pasukan nabi di

perang Badar. Mereka adalah para pembawa bendera dari

sisi Allah untuk memimpin umat manusia di muka

bumi.”[6]

Jadi, 313 pasukan itu adalah orang-orang spesial yang

jika sekiranya dunia dibagi menjadi 313 bagian, mereka

harus merupakan orang-orang yang layak dan mampu

menjadi pemimpin di tiap bagian itu. Mereka harus

memiliki perangai-perangai khusus seperti keilmuan,

keberanian, dan semua nilai-nilai yang dijunjung

Islam.

Menurut sebagian orang, misalnya, salah satu dari 313

pasukan itu mungkin seperti Imam Khumaini dengan

segala perangai dan kriteria yang dilimilikinya, yang

menjadi pemimpin untuk Iran. Itu baru satu orang.

Kalau ada 313 orang seperti itu, baru kedatangan Imam

Mahdi as dapat terdukung.”

Penanya: “Jadi orang-orang dengan kriteria seperti itu

harus ada di muka bumi agar dapat mendukung kedatangan

beliau, sebagaimana nabi yang membutuhkan dukungan

dari sahabat-sahabat setianya yang pintar, berani dan

cerdas. Tolong jelaskan lebih lanjut lagi, karena

pembahasan ini begitu menarik.”

Alim: “Kita pernah membaca ayat 148 surah Al Baqarah

yang berbunyi:

“Di mana saja kamu berada pasti Allah akan

mengumpulkan kamu sekalian.” (QS Al Baqarah: 148)

Setelah membacakan ayat itu, Imam Ja’far Shadiq as

berkata, “Yang dimaksud adalah sahabat-sahabat Imam

Mahdi as yang berjumlah 313 orang. Sumpah demi Allah,

umat segelintir itu adalah mereka. Sungguh mereka akan

berkumpul dalam sesaat, seperti awan-awan musim semi

yang tertiup angin kencang hingga berkumpul di suatu

tempat.”[7]

Dijelaskan juga dalam riwayat bahwa mereka akan datang

ke Makkah dari pelosok kota dan desa yang jauh

sekali.[8] Lalu Imam Mahdi as menanti mereka di Dzi

Tuwa, suatu tempat yang tak jauh dari Ka’bah.[9]

Mereka adalah orang-orang pertama yang membai’at Imam

Mahdi as.[10]

Imam Sajjad as berkata, “Seakan aku melihat mereka

datang dari Kufah. Jibril di sisi kanan mereka, Mikail

di sisi kiri dan Israfil di depan mereka. Mereka

mengibarkan bendera Rasulullah saw dan sama sekali

tidak mencondongkan bendera-bendera itu ke arah

musuh-musuh Allah kecuali Allah akan menghacurkan

mereka.”[11]

Penanya: “Mengapa hanya lelaki yang disinggung

mengenai hal ini, apakah perempuan tidak berperan

sebagai pendukung beliau?”

Alim: “Masalahnya karena awal mula kebangkitan ini

berkaitan langsung dengan perjuangan, pertahanan dan

perang, yang identik dengan kaum lelaki. Tentu para

wanita di balik medan peperangan berperan penting

dalam mendukung Imam dan pasukan-pasukannya.

Bahkan ada riwayat yang secara langsung menjelaskan

kehadiran para wanita sebagai pendukung beliau.

Misalnya Imam Baqir as pernah berkata, “Sungguh akan

datang tiga ratus dan beberapa orang pasukan yang di

antara mereka ada lima puluh perempuan. Mereka datang

bagai kedatangan awan-awan musim gugur.”[12]

Pernah diriwayatkan dari Mufadhal bahwa Imam Ja’far

Shadiq as berkata, “Ada tiga belas perempuan berasama

Al Mahdi.” Mufadhal bertanya, “Apa yang dilakukan

perempuan-perempuan itu?” Beliau menjawab, “Mereka

mengobati orang-orang yang terluka dan merawat mereka.

Sebagaimana yang dilakukan oleh para wanita di jaman

nabi saat itu.”[13]

Penanya: “Bukankah sejumlah sahabat itu sedikit sekali

jika kita lihat betapa besar perjuangan yang harus

dijalankan oleh Imam Mahdi as?”

Alim: “Mereka adalah orang-orang spesial di permulaan

perjuangan Al Mahdi as.

Dalam riwayat disebutkan: “313 orang itu adalah

manusia Ilahi yang membai’at Imam Mahdi as di antara

Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim. Mereka adalah wazir

beliau yang mengemban tugas amat berat negara-negara

sedunia.”

Disebutkan juga: “Saat memenangkan Roma, pasukan Imam

Mahdi meneriakkan takbir; dengan teriakan pertama

sepertiga Roma akan dikuasai, lalu dengan teriakan

kedua sepertiga lainnya pun dikuasai, lalu dengan

takbir ketiga seluruh Roma bakal dikuasai.”[14]

Selain itu Imam Baqir as juga pernah berkata, “Akan

ada tujuh puluh ribu hamba Allah dari Kufah yang tulus

hatinya yang akan menjadi pendukung Imam Mahdi

as.”[15]


CATATAN :

[1] Tafsir Al Burhan, jilid 2, halaman 288; Itsbatul

Hudat, jilid 7, halaman 100.

[2] Pada waktu itu Najaf bukanlah kota terpisah, oleh

karenanya sering dikenal dengan sebutan “suatu daerah

di Kufah”.

[3] Biharul Anwar, jilid 52, halaman 343.

[4] Biharul Anwar, jilid 52, halaman 306.

[5] A’yanus Syi’ah, jilid 2, halaman 84.

[6] Biharul Anwar, jilid 52, halaman 326.

[7] Nurul Tsaqalain, jilid 1, halaman 139.

[8] Itsbatul Hudat, jilid 7, halaman 176.

[9] Ibid, halaman 92.

[10] Biharul Anwar, jilid 52, halaman 316.

[11] Itsbatul Hudat, jilid 7, halaman 113; A’yanus

Syi’ah, jilid 2, halaman 82.

[12] Biharul Anwar, jilid 52, halaman 233; A’yanus

Syi’ah, jilid 2, halaman 84.

[13] Itsbatul Hudat, jilid 7, halaman 150 dan 171.

[14] Al Majalis As Sunniyah, Sayid Muhasin Jabal

Amili, jilid 5, halaman 711, 723 dan 724.

[15] Biharul Anwar, jilid 52, halaman 390.