Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Mushaf Fathimah

1 Pendapat 05.0 / 5

Kata “mushaf” kini sering difahami sebagai Al Qur’an; padahal dari segi bahasa artinya “sekumpulan lembaran di antara dua sampul” yang kini kita sebut buku. Oleh karena itu, Mushaf Fathimah adalah buku yang beliau miliki, yang mana riwayat-riwayat Ahlu Sunah pun sering menjelaskannya pula. Misalnya, para perawi seperti Ubay bin Ka’ab meriwayatkan bahwa ada sebuah buku yang dimiliki oleh Fathimah Azzahra. Jadi tuduhan bahwa Syiah memiliki Qur’an lain yang disebut Mushaf Fathimah, adalah tuduhan buta. Karena sama sekali tidak terbukti bahwa buku itu adalah Al Qur’an, apa lagi Qur’an yang dianut Syiah.

Mengenai buku apakah itu, dalam riwayat-riwayat Syiah juga banyak keterangan yang didapat. Misalnya tentang kandungan, volume, bagaimana dan kapan buku itu ditulis, dsb. Berdasarkan hadits-hadits tersebut, dapat dinyatakan bahwa buku itu mengandung hal-hal seperti wasiat Fathimah Azzahra, berita tentang musibah-musibah yang akan menimpa anak cucunya kelak, berita tentang peristiwa-peristiwa yang kelak akan terjadi, dan juga kabar mengenai raja-raja dan para penguasa yang akan memimpin di muka bumi. Disebutkan pula buku itu menjelaskan seluruh halal dan haram yang ada di dunia ini.

Bagaimana dan kapan buku itu ditulis? Ada riwayat yang menjelaskan: “Rasulullah saw menjelaskan hal-hal tertentu dan Imam Ali menulisnya.” Lalu jika demikian, mengapa disebut Mushaf Fathimah? Jawabannya karena buku itu disimpan oleh beliau. Ada juga yang mengatakan karena sebagian informasi yang tertulis dalam buku itu sampai ke telinga Imam Ali melalui perantara Fathimah.

Riwayat lainnya menjelaskan bahwa sepeninggal Rasulullah, Fathimah Azzahra terpuruk dalam kesedihannya. Allah mengutus malaikat untuk menemaninya, berbicara dengannya dan memberi berbagai macam berita seperti kedudukan ayahnya di alam sana, dan juga masalah-masalah lainnya; yang akhirnya semua itu disampaikan oleh beliau kepada Imam Ali dan Imam menuliskannya.[1]

Hanya saja timbul pertanyaan mengenai yang terakhir ini, karena kita meyakini bahwa dengan diutusnya Rasulullah, setelahnya tidak ada lagi wahyu yang diturunkan kepada manusia. Jawabannya, apa yang terjadi pada Fathimah Azzahra bukanlah diturunkannya wahyu, namun pembicaraannya dengan malaikat yang diutus Allah. Sebagaimana kita membaca dalam Al Qur’an bahwa seringkali manusia memiliki hubungan dengan malaikat, seperti yang kita dengar tentang Maryam [2]; Tuhan juga pernah berkomunikasi dengan ibu nabi Musa [3]. Oleh karena itu, tidak mustahil jika seandainya terjadi komunikasi antara Fathimah Azzahra dengan malaikat yang diutus Allah. Yakni, seusai kenabian Rasulullah saw, terputuslah hubungan antara Tuhan dengan manusia sebagai nabi, bukan terputusnya hubungan Tuhan dengan makhluk-Nya sama sekali.

Di manakah Mushaf Fathimah saat ini? Berdasarkan riwayat-riwayat yang sampai ke tangan kita, Mushaf Fathimah diwariskan turun temurun oleh Ahlul Bait dan berdasarkan kitab itu para Imam menjelaskan hukum-hukum syar’iy dan memberitakan peristiwa-peristiwa yang akan datang.

Saya mengingatkan, akhir-akhir ini ada buku yang bernama Shahifah Fathimah Azzahra. Perlu diketahui bahwa buku itu bukanlah Mushaf Fathimah, melainkan hanya buku yang mencakup doa-doa Fathimah Azzahra.

 

CATATAN :

1. Biharul Anwar, jilid 26; Tadwn As Sunnah Asy Syarifah, halaman 77.

2. Ali Imran: 42-45

3. Al Qashash: 7