Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Faedah Menangis dan Berduka untuk Imam Husein as

1 Pendapat 05.0 / 5

Ketika ada pembicaraan tentang berduka untuk Imam Husein as dan tibalah bulan duka untuk keluarga Rasulullah Saw, maka muncullah berbagai macam kerancuan untuk melawan acara menyampaikan kecintaan dan belasungkawa untuk mereka.
 
Sebagian mengatakan, semua kesedihan dan tangisan ini percuma. Bahkan memrotes para imam maksum dan mengatakan, mengapa mereka menganjurkan para pecinta keluarga Rasulullah untuk menyelenggarakan majlis duka untuk Imam Husein?
 
Pada dasarnya orang-orang semacam ini menilai duka sebagai masalah yang tidak baik. Di sinilah kesalahan mereka, yakni tidak membedakan ragam duka. Bila mereka mengetahui macam-macamnya duka, pertanyaan seperti ini tidak akan muncul dalam diri mereka.
 
Macam-macam duka:
 
1. Duka penyakit
Duka penyakit merupakan salah satu jenis duka yang pada hakikatnya dia adalah sebuah penyakit. Duka seperti ini tidak ada nilainya sama sekali dan harus segera diobati. Duka seperti ini, kita menyaksikan bahwa seseorang telah menderita penyakit jiwa dan senantiasa sedih dan berduka. Seperti kesedihan yang disebabkan oleh penyakit hasud. Bila sifat yang tidak baik ini disingkirkan, maka seseorang tidak akan berduka lagi.
 
2. Duka alami dan duniawi
Dalam duka jenis ini, seseorang berduka karena urusan duniawi dan materi. Misalnya seseorang ingin menjadi orang kaya. Mengingat dia tidak mencapai keinginannya, lantas berduka. Dalam hal ini Imam Shadiq as berkata:
 
اَلرَّغْبَةُ فِی اَلدُّنْیَا تُورِثُ اَلْغَمَّ وَ اَلْحَزَنَ وَ اَلزُّهْدُ فِی اَلدُّنْیَا رَاحَةُ اَلْقَلْبِ وَ اَلْبَدَنِ 
 
Cenderung pada dunia menyebabkan duka dan kesedihan. Dan mengabaikan dunia menjadikan hati dan badan tenang.[1]
 
3. Duka kemanusiaan
Ketika seseorang memiliki keinginan fitrah dan menjadikan sesuatu sebagai nilai dan tujuan, namun ia tidak bisa mencapai hal itu, maka ia akan mengalami duka kemanusiaan. Misalnya seseorang ingin kekal di dunia, tapi hal itu tidak mungkin terjadi, maka dia akan sedih.
 
4. Duka yang bagus
Jenis duka yang terakhir adalah duka yang bagus. Duka ini benar-benar  bernilai dan menyebabkan kebahagiaan dan pahala di akhirat. Dalam hal ini Imam Shadiq as berkata:
نَفَسُ المَهمُوم لِظُلمِنا تَسبیحٌ وَ هَمُّهُ لَنا عِبادَة
 
Nafas seseorang yang bersedih karena kemazluman kami terhitung sebagai tasbih dan kedukaannya karena kami terhitung sebagai ibadah.[2]
 
Di samping hadis-hadis ini, ada sebagain riwayat yang menunjukkan tingginya nilai kedukaan untuk Imam Husein as. Membandingkan kedukaan Imam Husein dengan duka-duka yang lain salah dan tidak pada tempatnya. Duka yang sudah terpahat di hati orang-orang Mukmin.
 
Oleh karena itu Rasulullah Saw bersabda:
 
إنَّ لِقَتْلِ الْحُسَیْنِ حَرَارَةٌ فِی قُلُوبِ الْمُؤْمِنِینَ لَنْ تَبْرُدَ أَبَداً
 
Sesungguhnya untuk syahadahnya Husein, ada kobaran api di hati orang-orang mukmin yang tidak akan dingin selamanya.[3]
 
Berduka dan menangis untuk Imam Husein pada hakikatnya memperbarui baiat dengannya. Sebuah baiat yang berabad-abad lamanya pasca syahadah Imam Husen tetap dan akan berlanjut. Dengan menangis atas musibah Imam Husein, seseorang telah menunjukkan garis pemikirannya dan mengumumkan kebenciannya terhadap para musuh Imam Husein. Tangisan seperti ini merupakan ikatan perjanjian persahabatan antara seseorang dengan Imam Husein as.
 
Demikian juga dengan Imam Ridha as. Beliau berpesan kepada Rayan bin Syabib untuk menangisi Imam Husein as.
 
یَا ابْنَ شَبِیبٍ إِنْ کُنْتَ بَاکِیاً لِشَیْ ءٍ فَابْکِ لِلْحُسَیْنِ بْنِ عَلِیٍّ فَإِنَّهُ ذُبِحَ کَمَا یُذْبَحُ الْکَبْشُ وَ قُتِلَ مَعَهُ مِنْ أَهْلِ بَیْتِهِ ثَمَانِیَةَ عَشَرَ مَا لَهُمْ فِی الْأَرْضِ شَبِیهُونَ
 
Hai Putra Syabib, bila engkau menangis karena sesuatu, maka menangislah untuk Husein bin Ali, karena sesungguhnya ia disembelih seperti kambing yang disembelih dan delapan belas orang dari keluarganya dibunuh bersamanya yang tidak ada bandingannya di dunia.[4]
 
Masalah menangis untuk Imam Husein tidak sama dengan tangisan dan duka lainnya, sehingga kita samakan dan dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik. Tapi menangis untuk Imam Husein sejak awal beda. Imam Shadiq as berkata:
 
إِنَّ الْبُکَاءَ وَ الْجَزَعَ مَکْرُوهٌ لِلْعَبْدِ فِی کُلِّ مَا جَزِعَ مَا خَلَا الْبُکَاءَ عَلَى الْحُسَیْنِ بْنِ عَلِیٍّ ع فَإِنَّهُ فِیهِ مَأْجُورٌ
 
Sesungguhnya setiap tangisan dan jeritan itu makruh bagi seseorang kecuali tangisan untuk Husein bin Ali. Karena sesungguhnya ia [tangisan untuk Husein] ada pahalanya.[5]
 
Jenis duka untuk Imam Husein as dengan duka-duka yang lain begitu berbeda, sehingga jauh-jauh sebelum tragedi Asyura menyampaikan tentang nilainya menangis untuk Imam Husein as dan bersabda:
 
یا فاطِمَةُ! کُلُّ عَینٍ باکِیَةٌ یَومَ القِیامَةِ إلاّ عَینٌ بَکَت عَلى مُصابِ الحُسَینِ
 
Hai Fathimah! Setiap mata akan menangis di Hari Kiamat, kecuali mata yang menangis atas musibah-musibah [yang menimpa] Husein.[6]
 
Faedah Menangis dan berduka untuk Imam Husein as
 
Ketika menangisi musibah Imam Husein begitu dianjurkan, dan disebutkan betapa besar pahalanya di akhirat; yakni memahamkan kepada kita bahwa amal ini juga memiliki pengaruh dan faedah yang sangat penting di dunia. Salah satu pengaruhnya adalah melewati gerbang gejolak dan masuk menuju lautan pemahaman. Menangis untuk Imam Husein bukan akhir pekerjaan, tapi permulaan untuk memahami. Perasaan yang akan bangkit dan kita dibawa untuk memikirkan. Sebuah pemikiran yang membangun yang terbentuk dari ilham yang berasal dari musibah yang ada.
 
Risalah menangis untuk Imam Husein adalah menjaga nama, peninggalan dan jalan Imam Husein. Tangisan inilah yang mengajarkan budaya syahadah pada para pecinta jalan Imam Husein, juga yang menjaga darah [perjuangan] Imam Husein.
 
Menangis untuk Imam Husein pada dasarnya mengenali para pezalim dan despotik dunia. Setelah bertahun-tahun ada saja orang-orang yang melanjutkan jalannya Yazid dan orang-orang seperti Yazid. Menangis untuk Imam Husein menjadikan seseorang terdidik menjadi seorang pejuang. Pejuang yang sungguh-sungguh yang menghadapi kezaliman dan imperialisme sampai akhir hayat dan di jalan menuju pada Allah tidak takut sama sekali pada pezalim. Selain itu, menangis untuk Imam Husein adalah mewariskan kecintaan kepada Imam Husein pada generasi selanjutnya dan mengalihkan budaya Asyura dari generasi ke generasi. Jangan lupa bahwa alat untuk menyampaikan budaya Imam Husein di tangan Sayidah Zainab dan Imam Sajjad adalah tangisan untuk Imam Husein as.
 
Kesimpulan
 
Duka memiliki berbagai macam jenis. Tidak semua jenisnya percuma. Tapi salah satu dari empat jenis duka adalah duka yang bagus, yang bisa membuat seseorang berkembang dan menentukan tujuan bagi seseorang. Berduka dan menangis atas musibah yang menimpa Imam Husein merupakan duka yang bagus; selain memiliki pahala akhirat, juga memiliki banyak faedah di dunia.
 
Mengingat dunia imperialis, para pezalim dan despotik tahu bahwa majlis-majlis duka untuk Imam Husein yang akan menghancurkan pemerintahannya, mereka berusaha menjauhkan para pemuda dari majlis-majlis ini dengan cara menyebarkan keraguan atas duka ini. (Emi Nur Hayati)
 
CATATAN :
[1]. Tuhafful Uqul, hal 358.
[2]. Amali, Syeikh Mufid, hal 338.
[3]. Mustadrak al-Wasa’il, Jilid 10, hal 318.
[4]. Wasail as-Syiah, jilid 13, hal 503.
[5]. Wasail as-Syiah, jilid 13, hal 506.
[6]. Biharul Anwar, jilid 44, hal 293.