Islam dan Tetangga

Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang mengganggu tetangganya, maka wangi surga menjadi haram baginya dan tempatnya adalah jahannam. Dan siapa yang melanggar hak-hak tetangganya, maka bukan dari golongan kami. Jibrail terus-menerus berpesan kepadaku perihal  tetangga hingga aku menduga bahwasannya dia akan memberikan hak waris kepada tetangga”.(1)
 
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya butuh bersosialisasi. Di lingkungan terdekat, manusia hidup berdampingan dengan tetangganya. Agama Islam mempunyai perhatian khusus kepada tetangga. Dalam ajaran Islam, tetangga memiliki peran dan arti penting dalam kehidupan seorang Muslim. Dalam kitab suci Qur’an maupun riwayat banyak sekali ditemukan kewajiban dan anjuran perilah hidup bertetangga. Menghormati, memuliakan dan menjaga hak-hak  tetangga merupakan kewajiban yang ada dalam ajaran Islam. Allah Swt memuji dan memberikan  ganjaran besar bagi orang-orang yang memuliakan dan menjaga hak-hak tetangganya. Dan sebaliknya, Allah Swt mengecam keras siapa saja  yang mengganggu dan melanggar hak-hak tetangganya.
 
Terkait hal ini, Rasulullah Saw berkata, “  tidaklah beriman seseorang yang tidur dalam keadaan kenyang sedangkan tetanggannya dalam kelaparan”. (2)
 
Abi bashir berkata : Saya mendengar Imam Jakfar as-shodiq as berkata, “  barang siapa yang tidak mengganggu tetangganya, maka Allah Swt  akan menutupi dosa-dosanya kelak di hari kiamat dan barang siapa yang membebaskan seorang mukmin di jalan Allah, maka Allah Swt akan menyediakan rumah baginya kelak di surga. (3)
 
Imam Ali ar-ridho as berkata,  bukan dari golongan kami seseorang yang tetangganya tidak  aman dari gangguannya. (4)
 
Kesimpulan : Islam adalah agama kemanusiaan. Berkaitan perihal tetangga sesuai riwayat-riwayat yang tercantum di atas, kita dapat melihat bagaimana Islam menaruh perhatian besar kepada tetangga. Maka, marilah kita terapkan ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari dan raihlah keberkahan dan ganjaran atas perbuatan mulian tersebut.
 
Catatan kaki:
 
1. al-Amali, Syeikh Saduq, 427. Biharul Anwar Bab 9, hadis 2
 
2. al-Amali, syeikh Saduq, 552. Biharul Anwar Bab 9, hadis 8
 
3. al-Amali, Syeikh Saduq, 552. Biharul Anwar Bab 9, Hadis 3
 
4. Uyun Akhbar ar-Ridho, Bab 31, Hadis 3. Biharul Anwar, Bab 9, Hadis 7