TAK ADA MUHAMMAD, TAK ADA ALI

Untuk yang menuduh Syiah menabikan Ali, ketahuilah bahwa Syiah menghormati dan mengikuti Ali karena Muhammad. Ali adalah model dan bukti prestasi Muhammad. Gerbang kota ilmu menjadi penting karena kota ilmu. Tanpa Muhammad, tak ada Ali.
Syiah berkeyakinan bahwa posisi Ali sebagai murid utama, panglima, sekretaris Muhammad SAW bahkan hamba sahayanya cukuplah menjadi alasan untuk menjadi Syiah-nya. “Aku adalah hamba Muhammad,” itulah salah satu hadis yang populer di kalangan Syiah.
Syiah bukan hanya tidak menabikan Ali tapi mengimani Muhammad Eksistensial sebelum kelahiran Muhammad historis yang pernah hidup 14 abad silam.


Dialah Muhammad yang menjadi causa (sebab) kedua terciptanya alam semesta dan Tajalli (Manifestasi) pertama Allah di alam semesta.
Dialah Muhammad sang konektor (Wasilah), akses tunggal kepada Allah, yang bila shalat tak menyebut namanya dan keluarganya, maka shalatnya palsu, bukan Muhammad yang lupa jumlah rakaat saat shalat.


Dialah Muhammad yang manusia suci yang benih sucinya berpindah temurun dalam sulbi para pesujud, bukan Muhammad yang tidak suci sehingga harus dibelah dadanya oleh Malaikat, dikeluarkan hatinya kemudian disucikan dengan air Zam Zam.
Dialah Muhammad yang di hadapannya Malaikat Jibril duduk bersimpuh laksana hamba Sahaya di depan majikannya, bukan Muhammad yang menerima wahyu tentang hijab karena teguran sahabatnya.


Dialah Muhammad yang ketika akan wafat, Malaikat Izrail meminta izin terlebih dahulu dari beliau untuk masuk ke rumah beliau saw, bukan Muhammad yang tidak mengenal Malaikat Jibril saat pertama kali menerima wahyu, sehingga perlu berkonsultasi dengan seorang Pendeta Kristen yang bernama Waraqah bin Naufal.
Dialah Muhammad sang Insan Kamil, karya teragung Tuhan, uswah hasanah (model terbaik), bukan Muhammad yang bermuka masam dan memalingkan wajah dari seorang mukmin yang Buta.