Mulia di Dunia Belum Tentu Mulia di Akhirat

Kali ini kita akan mengambil pelajaran dari surat Al-Kahfi. Allah berfirman :
 
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا
 
“Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka terhapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.” (QS.al-Kahfi:105)
 
Orang-orang yang mendapat kemuliaan didunia, yang hidupnya dipenuhi dengan harta, jabatan dan popularitas belum tentu tetap menjadi mulia di kehidupan akhirat nanti.
 
Ketika “orang-orang mulia” ini kufur terhadap Allah, mereka tak ada nilainya sama sekali disisi-Nya. Bahkan amalan-amalan mereka pun tidak dipandang oleh Allah.
 
Dalam ayat selanjutnya Allah berfirman,
 
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا
 
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal.” (QS.al-Kahfi:107)
 
Ayat kedua ini menceritakan sebaliknya. Walaupun miskin, hina dan bukan orang terpandang di dunia, orang-orang beriman memiliki timbangan kebaikan yang amat berat. Hari itu mereka lebih mulia dari orang yang dianggap mulia di dunia, itu semua karena keimanan dan ketakwaan mereka.
 
Kemudian Allah berfirman,
 
خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا
 
“Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.” (QS.al-Kahfi:108)
 
Tentu orang-orang beriman tak ingin lagi berpindah tempat. Bagaimana ingin pindah jika dihadapan mereka tersedia semua kenikmatan?
 
Karena itu silahkan memilih tempat tinggal kita nanti, mumpung kita masih punya kesempatan untuk memilih.