Adab Dan Tawadhu

Satu lagi sifat baik Imam Hasan as adalah adab dan tawadhunya di hadapan masyarakat.
Dikatakan bahwa suatu hari Imam Hasan duduk di tengah masyarakat dan berbincang-bincang dengan para sahabatnya. Setelah obrolan selesai, beliau pulang ke rumahnya. Para sahabat bangkit untuk menghormati beliau. Pada saat itu juga datanglah seorang lelaki tua dengan memakai tongkat dan kelihatan sebagai orang miskin. Dengan penuh kasih sayang, Imam Hasan mengucapkan salam kepadanya. Lelaki tua itu menjawab salam Imam Hasan as. Kepadanya Imam Hasan berkata, “Bapak! Engkau datang saat kami sudah mau pergi, apakah Anda mengizinkan?”
Lelaki tua itu senang sekaligus merasa malu melihat sikap Imam Hasan as yang penuh kasih sayang. Sejenak dia bersabar untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk menjawab Imam Hasan. Kemudian dia berkata, “Iya...iya...Wahai Putra Rasulullah!”
Imam Hasan as dengan hangat pamitan dan pergi. Mata lelaki tua itu memandang Imam Hasan yang sedang meninggalkan tempat itu. Dia termenung berpikir.
Menolong Orang Yang Membutuhkan, Lebih Baik Dari Ibadah
Imam Hasan as sedang beri’tikaf di masjid. Pada saat itu tibalah seorang lelaki dan mendekati beliau seraya berkata, “Wahai Putra Rasulullah! Saya ada masalah dan datang kepada Anda, barangkali Anda akan menyelesaikannya.”
Imam Hasan as berkata, “Hai Hamba Allah! Apa masalahmu? Katakan, barangkali aku bisa menolongmu.”
Lelaki itu berkata, “Saya ada hutang pada seseorang. Namun saya tidak mampu membayarnya. Pemilik uang itu akan melaporkan saya ke hakim dan menjatuhkan harga diri saya.”
Imam Hasan as berkata, “Sekarang aku tidak punya uang untuk menolongmu. Tapi bila ada urusan lainnya yang bisa aku lakukan, maka akan aku lakukan.”
Lelaki itu berkata, “Anda punya kepercayaan di mata masyarakat. Bila Anda berbicara dengan pemilik uang itu, maka dia akan menerimanya dan demi penghormatan kepada Anda, dia akan memberikan tenggang waktu pada saya.
Pada saat itu Imam Hasan langsung bangkit dan pergi dari masjid bersama lelaki tersebut. Salah satu sahabat beliau yang berada di masjid dan mendengar apa yang terjadi berkata kepada Imam Hasan as, “Wahai Putra Rasulullah! Apakah Anda lupa, Anda sedang beri’tikaf dan tidak boleh keluar dari masjid?!”
Imam Hasan as berkata, “Aku tidak lupa, tapi ayahku Amirul Mukminin Ali as menukil dari kakekku Rasulullah, “Orang yang berusaha menyelesaikan kebutuhan saudara muslimnya, sama seperti dia melakukan ibadah mustahab selama sembilan ribu tahun; yang siangnya diisi dengan berpuasa dan malamnya diisi dengan salat tahajjud dan ibadah.”
 
Pahala Perbuatan Baik
Salah satu karakter Imam Hasan as yang paling menonjol adalah kedermawanan beliau yang luar biasa. Dikatakan, suatu hari salah satu budak Imam Hasan memberikan hadiah berupa sekuntum bunga yang wangi kepada beliau. Imam Hasan as menyampaikan terima kasih dan berkata kepada budaknya, “Adalah baik seroang mukmin menerima hadiah saudara mukminnya dan sebagai gantinya, memberikan hadiah juga padanya. Sekarang aku menerima hadiahmu dan sebagai gantinya aku bebaskan engkau, sehingga engkau pergi mencari kehidupanmu.”
Orang-orang dekat Imam Hasan as berkata kepadanya, “Mengapa Anda membebaskannya, sebagai ganti dari hanya sekuntum bunga?
Imam Hasan menjawab, “Allah Swt berfirman, “Bila seseorang memberikan hadiah kepadamu, maka sebagai gantinya, berikanlah hadiah kepadanya yang lebih baik. Aku juga merasa bahwa hadiah yang paling baik untuk seorang budak adalah hadiahkan kebebasan kepadanya; akupun telah membebaskannya.”
 
Pertama Berpikirlah; Lalu Berbicaralah!
Seorang lelaki datang menemui Imam Hasan as dan berkata, “Wahai Putra Rasulullah! Saya termasuk pengikut Anda.”
Imam Hasan berkata, “Hai lelaki! Pertama berpikirlah, kemudian berbicaralah! Bila engkau bersama kami mengerjakan kewajiban dan meninggalkan dosa, maka engkau benar. Tapi bila engkau tidak demikian, maka jangan memperbanyak dosamu dengan klaim bohongmu dan ketahuilah, mengikuti kami memerlukan kelayakan yang banyak. Sementara engkau tidak tahu kelayakan itu! Untuk itu, jangan katakan bahwa engkau sebagai pengikut kami. Tapi katakan aku sebagai pecinta kalian dan pembenci musuh-musuh kalian. Bila demikian, maka jalanmu menuju pada kebahagiaan.”
Lelaki ini tercengang mendengar ucapan Imam Hasan as. Namun beberapa saat kemudian, setelah berpikir dengan benar, ia tahu bahwa apa yang diucapkan oleh Imam Hasan itu benar. 
Kami Adalah Keluarga Rasulullah Saw
Imam Hasan asa memiliki wajah yang menarik dan tampan. Dikatakan bahwa beliau merupakan orang yang paling mirip dengan Rasulullah Saw. Kewibawaan dan daya tarik beliau membuat semua orang menjadi pengagumnya.
Suatu hari seseorang berkata kepada beliau, “Wahai Putra Rasulullah! Saya tertarik dengan wajah Anda yang bercahaya. Dalam perilaku dan pembicaraan Anda, ada keagungan dan kebesaran tersendiri...”
Imam Hasan as menjawab, “Iya. Kami adalah keluarga yang mulia. Karena Allah berfirman, “Kemuliaan itu bagi Allah, Rasulullah, dan orang-orang yang beriman.”