Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Inilah Satu-Satunya Cara Menghapus Fanatisme dan Kebencian

1 Pendapat 05.0 / 5

Allah berfirman,
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيم
“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu memberikan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.” (QS.al-Anfal:63)
Jika kita kembali ke zaman jahiliyah, kita akan melihat fanatisme dan kedengkian yang telah mengakar kuat dalam hati masyarakat. Kebencian itu begitu dalam sehingga tidak akan terhapuskan dengan iming-iming harta, jabatan atau kedudukan.
Semua itu disebabkan karena dendam yang terulang terus menerus. Peperangan, pertumpahan darah dan konflik yang tak berujung semakin memperparah kebiadaban dan kekejian mereka.
Tapi kenyataannya fanatisme dan permusuhan itu dapat berakhir juga. Rasulullah saw berhasil mempersaudarakan umatnya yang awalnya bermusuhan sejak turun menurun selama ratusan tahun.
Kira-kira apa resep keberhasilan beliau dalam mendamaikan ummat?
Satu-satunya cara untuk mengakhiri permusuhan itu adalah dengan mencabut kebencian itu dari akarnya. Bukan dengan sogokan harta, jabatan ataupun kedudukan.
Satu-satunya cara adalah dengan menciptakan sebuah revolusi mental yang merubah pemikiran, karakter dan keyakinan masyarakat kala itu. Agar mereka sadar bahwa perbuatan mereka selama ini begitu keji dan menjijikkan. Jiwa mereka harus dibersihkan dari fanatisme kesukuan yang membutakan. Lalu bagaimana revolusi mental itu bisa terwujud?
Revolusi mental itu akan terwujud dengan keyakinan akan tauhid dan  keimanan yang tulus. Karena keimanan itulah yang akan membersihkan dan merubah ideologi, pemikiran serta sikap mereka.
Kenapa iman menjadi satu-satunya solusi? Karena harta dan iming-iming dunia tak mampu lagi menembus dalamnya fanatisme mereka.