Kebenaran Yang Pahit

Anakku!
Dengarlah pesanku!
Karya besar itu bukan sekedar buku atau tulisan yang engkau tulis. Bukan pula lembaga atau jabatan yang engkau rintis.
Karya besar adalah engkau menyampaikan kebenaran sekalipun kebenaran itu pahit.
Karya besar adalah engkau menerima kebenaran sekalipun kebenaran itu pahit.


Anakku!
Ketahuilah!
Menyampaiakan kebenaran walau pahit adalah mengkritik teori-teori yang salah, kendatipun populer; adalah mengkritik ungkapan-ungkapan ilogis, kendatipun puitis.
Mengkritik teori yang keliru namun populer, atau ungkapan puitis namun ilogis adalah upaya mencegah penyebaran kesalahan.
Mencegah menyebarnya kesalahan adalah upaya membentuk peradaban manusia yang tercerahkan.
Membentuk peradaban manusia yang tercerahkan adalah merealisasikan misi kenabian.
Merealisasikan misi kenabian adalah karya teragung.
jadi, menyampaikan kebenaran walau pahit adalah karya teragung.


Anakku,
Ingatlah selalu!
Katakanlah kebenaran walapun pahit.
Pahit karena bertentangan dengan pahaman mayoritas.
Pahit karena mengancam nyawa dan harta.
Pahit karena ada kemungkinan engkau dianggap gila dan dikucilkan.
Pahit karena engkau tidak mendapatkan kenikmatan aksidental.
Namun, manis karena engkau akan beroleh kenikmatan substansial.


Anakku!
Ketahuilah!
Menerima kebenaran walau pahit adalah ketundukan pada kebenaran. Ketundukan pada kebenaran adalah menjadi hamba akal.
Menjadi hamba akal adalah menjadi manusia-manusia rasional.
Menjadi manusia rasional adalah bentuk riil peradaban manusia yang tercerahkan.
Peradaban manusia yang tercerahkan adalah misi kenabian.
Realisasi misi kenabian adalah karya teragung.
Jadi, menerima kebenaran walau pahit adalah karya teragung.


Anakku,
Tanamkan dihatimu!
Terimalah kebenaran walaupun pahit.
Pahit karena engkau akan kehilangan popularitas dan emas.
Pahit karena engkau akan kehilangan pengikut.
Pahit karena engkau akan kehilangan ideologimu yang lama.
Pahit karena engkau akan kehilangan kenikmatan-kenikmatan aksidental
Namun, manis karena engkau akan beroleh kesempurnaan substansial.


Anakku!
Terakhir, kuingin katakan.
Sekiranya harus memilih, menyampaikan kebenaran yang pahit atau menerima kebenaran yang pahit, pilihlah yang kedua.
Tahukah engkau mengapa ada kebenaran yang pahit saat disampaikan?
Lantaran ada manusia yang enggan menerima kebenaran yang pahit.
Ketika manusia enggan menerima kebenaran yang pahit, maka kebenaran akan terasa pahit tatkala disampaikan.
Ketika manusia bersedia menerima kebenaran yang pahit, maka kebenaran akan terasa manis saat disampaikan.


Oleh itu, dengarlah gumamku!
Mengatakan kebenaran walau pahit itu baik dan penting.
Menerima kebenaran walau pahit, itu jauh lebih baik dan jauh lebih penting.