Amar Makruf Nahi Munkar(3)

Tahapan-tahapan Amar Makruf Nahi Munkar

Ada tiga tahapan dalam Amar Makruf Nahi Munkar:

1.    Amar dan nahi yang bersifat kalbu;
2.    Amar dan nahi yang bersifat lisan;
3.    Amar dan nahi praktis.

Perhatian:

Memperhatikan tahapan dalam amar makruf – nahi munkar hukumnya wajib, yaitu selama tahapan sebelumnya belum terpenuhi maka tidak ada kebolehan untuk melakukan tahapan selanjutnya.

Penjelasan

Amar dan nahi yang bersifat kalbu

1.    Tahapan pertama dari amar makruf – nahi munkar adalah amar dan nahi yang bersifat kalbu atau perasaan, maksudnya adalah dengan menampakkan kerelaan atau ketidakrelaan kalbu, yaitu mukallaf harus menampakkan kerelaan hatinya terhadap perbuatan makruf atau menampakkan kebencian hatinya terhadap kemunkaran, sehingga dengan cara ini pelanggar yang meninggalkan makruf dan melakukan munkar akan terdorong untuk melakukan makruf dan meninggalkan munkar.

(Ajwibah al-Istifta’at, no. 1071)

2.    Amar dan nahi kalbu (penampakan kerelaan dan kebencian) memiliki derajat-derajat yang berbeda, sehingga selama tujuan yang diinginkan bisa diperoleh melalui derajat terendah, tidak ada kebolehan untuk menggunakan derajat yang lebih tinggi. Derajat-derajat ini terkelompokkan berdasarkan jenis, kuat, dan lemahnya. Di antaranya: senyuman, wajah cerah, mata terpejam, tatapan yang tajam, menggigit bibir, memberikan isyarat dengan tangan atau kepala, tidak menjawab salam, menghindarkan pandangan, memotong pembicaraan, meninggalkan pergaulan dengannya, dan lain sebagainya.

Amar dan nahi yang bersifat lisan

1.    Tahapan kedua dari amar makruf – nahi munkar adalah amar dan nahi secara lisan. Dan yang dimaksud dengan amar dan nahi secara lisan adalah mukallaf harus mengatakan bahwa dia ingin pihak yang dihadapinya meninggalkan perbuatan munkarnya dan melakukan perbuatan makruf.


2.    Amar dan nahi secara lisan memiliki derajat pula dimana selama maksud yang diinginkannya bisa dicapai dengan derajat terendah dan dengan suara yang paling lembut maka tidak ada kebolehan untuk menggunakan cara yang lebih tinggi. Derajat-derajat ini pun bermacam-macam bergantung pada kuat, lemah dan jenisnya. Sebagian dari mereka antara lain adalah: membimbing, mengingatkan, menasehati, menghitung kebaikan, keburukan, keuntungan dan kerugian, diskusi, mengungkapkan argumen, berbicara dengan tegas dan keras, berbicara dengan nada mengancam dan sebagainya.

Amar dan nahi yang bersifat praktis

1.    Dan inilah tahapan terakhir dari amar makruf – nahi munkar, yaitu melakukan amar dan nahi dengan menggunakan tangan (kiasan dari penggunaan kekuatan, kekerasan dan paksaan). Dan yang dimaksud dengan amar dan nahi praktis di sini adalah bahwa mukallaf harus menggunakan kekuatan, kekerasan dan paksaannya supaya pelanggar meninggalkan perbuatan munkarnya dan melakukan perbuatan yang makruf.


2.    Sebagaimana pada tahapan sebelumnya, amar dan nahi pada tahapan ini pun memiliki derajat yang berlainan, dimana selama derajat terendah dan termudah masih bisa menampakkan hasilnya maka tidak ada kebolehan untuk melangkah pada derajat berikutnya. Derajat inipun begitu banyak, bergantung pada kuat, lemah dan jenisnya. Antara lain: menghalangi, mengambil senjata, merampas peralatan yang dipergunakan untuk melakukan maksiat dari tangan pelanggar, menyuruhnya mundur, memegang tangannya kuat-kuat, memenjarakannya, mempersulitnya, memukul, menyakiti, melukai, mematahkan anggota badan, dll..