Salah satu ciri khas para nabi adalah berjuang dan berdakwah tanpa pamrih. Tak ada sedikitpun niatan untuk mendapat keuntungan atau balasan dari dakwah mereka.

Hati yang ikhlas adalah kata kunci dari keberhasilan dakwah para Anbiya’. Allah menceritakan pernyataan para nabi dalam firman-Nya,

وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.” (QS.asy-Syuara’:109)

Pernyataan seperti ini tidak hanya disebutkan satu kali dalam Al-Qur’an. Allah menceritakan berkali-kali untuk menegaskan bahwa perjuangan para nabi hanya berharap balasan dari Allah SWT, tidak ada rasa pamrih dari manusia sedikitpun.

Ayat yang senada dapat kita temukan dalam ayat-ayat berikut,

Tentang
1. Nabi Nuh as : Surat Huud:29, Yunus:72
2. Nabi Huud as : Surat Huud:51, Asy-Syuara’:127
3. Nabi Sholeh as : Surat Asy-Syuara’:145
4. Nabi Luth as : Surat Asy-Syuara’:164
5. Nabi Muhammad saw :
Surat Al-An’am:90
Al-Furqon:57
Saba’:47
Shad:86

Dan pada puncaknya Allah memerintahkan nabi terakhir untuk meminta upah kepada umat atas perintah-Nya, yaitu firman Allah SWT :

قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَىٰ

Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kecintaan pada keluarga(ku)”. (QS.asy-Syuara’:23)

Dan pada akhirnya, Al-Qur’an mengajarkan kita tentang konsep kehidupan yang sangat penting. Yaitu tentang cara memilih orang yang akan ikuti dan idolakan. Allah berfirman,

اتَّبِعُوا مَنْ لَا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُمْ مُهْتَدُونَ

“Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.Yasiin:21)

Jika kita bingung tentang siapa yang akan kita ikuti, maka lihatlah dalam dua hal :

Ikutilah orang yang tidak mengharap balasan dari manusia serta telah mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.

Semoga bermanfaat….