Serba-Serbi Ramadhan

Bulan Ramadhan kembali menyapa kita. Bulan dimana umat muslim seantero dunia menyambut riuh dengan suka cita. Mereka sangat antusias dalam menyambut bulan suci ini, kendati berbagai masalah hilir mudik menimpa umat Islam, namun mereka tetap berharap bisa memperoleh kebaikan-kebaikan dan ganjaran di bulan suci ini.

Di bulan ini Allah swt membuka lebar-lebar pintu MagfirahNya, serta mengucurkan berjuta-juta rahmat untuk para hambaNya. Dalam khutbahnya Rasulullah saw mengatakan bahwa Bulan Ramadhan merupakan bulannya Allah swt, dimana setiap detiknya, malam-malamnya, dan hari-harinya lebih utama disisi Allah swt dibandingkan bulan-bulan yang lainnya. Di bulan ini Allah swt berperan sebagai tuan rumah dan mempersilahkan para hambaNya untuk mencicipi hidangan agung yang telah disajikan khusus di bulan ini. Mereka yang mengetahui hakikat bulan ini berusaha berlomba-lomba untuk mendekatkan diri padaNya dan menjadi tamuNya.

Allah swt mewajibkan hambaNya untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Sebagaimana firmanNya dalam Alquran,

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ[1]

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya kamu bertakwa.

Puasa merupakan salah satu wasilah untuk menuju  kepada insan mutttaqin, sebagaimana dalam ayat Alquran diatas bahwa tujuan dari puasa ialah taqwa. Puasa merupakan sebuah training diri untuk meningkatkan ruhiah ilahiyah dan mengikis sifat-sifat syaitoniah. Dengan puasa manusia dilatih untuk menekan hawa nafsu mereka, dan membiasakan dirinya untuk senantiasa melakukan hal-hal yang baik serta menjauhkan diri dari apa yang dilarang oleh Allah swt.

Bulan Ramadhan juga merupakan bulan yang suci, dimana Allah swt menurunkan Alquran Alkarim di bulan ini. Sehingga sangat dianjurkan bagi kita untuk mengisi hari-hari di bulan ini dengan membaca Alquran. Allah swt berfirman :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْ أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَ الْفُرْقَانِ[2]

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).

Saking mulia dan agungnya bulan ini Allah swt menurunkan Alquran yang notabene adalah kitab petunjuk dan pedoman bagi umat manusia di bulan ini. Tidak sembarang orang yang bisa menyentuh kedalaman dan hakikat Alquran. Mereka orang-orang yang disucikanlah yang mampu menyentuh kedalaman hakikat Alquran.  Allah swt berfirman :

لا يَمَسُّهُ إِلاَّ الْمُطَهَّرُونَ[3]

Tidak ada yang bisa menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.

Dalam tataran dimensi fikhiyah dikatakan bahwa Alquran tidak boleh disentuh oleh orang yang tidak dalam keadaan suci. Tapi dalam tataran teologi dikatakan bahwa yang dimaksud menyentuh dalam ayat tersebut ialah memahami hakikat, artinya hanya orang-orang yang disucikan yang mampu memahami kedalaman hakikat Alquran Alkarim. Sehingga hendaknya bagi manusia untuk  senantiasa mensucikan dirinya. Untuk menjadi suci bukanlah perkara yang mustahil, secara fitriah manusia menyukai kesucian dan menginginkan kesucian, Allah swt pun dengan keadilanNya memberikan solusi untuk kebutuhan para hambaNya tersebut, yaitu dengan memberikan  figur-figur  dan sosok teladan yang suci untuk mereka, sehingga mereka bisa mengikuti jejak langkah para figur suci itu, dan senantiasa berusaha untuk selalu mensucikan dirinya, karena Allah swt menyukai orang-orang yang mensucikan diri.

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَ يُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ[4]

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang mensucikan diri.

Dan Bulan Ramadhan merupakan momen yang pas dan sempurna bagi manusia untuk melatih dirinya dalam menekan hawa nafsunya, lalu menjalankan apa yang menjadi sunnah para Anbiya dan Auliya, serta membiasakan diri untuk senantiasa mensucikan dirinya, karena di bulan ini Allah swt mengobral berbagai pahala dan ganjaran serta membuka lebar-lebar pintu maghfirah bagi para hambaNya.

Bapak revolusi Islam Imam Khomeini qs mencetuskan hari istimewa dibulan yang mulia  ini yaitu hari Alquds. Hari Alquds dilaksanakan setiap Jumat terakhir di bulan Ramadhan, dimana orang-orang turun kejalan meneriakkan yel-yel anti kezaliman dan penindasan, serta menunjukkan aksi solidaritas kemanusiaan terhadap kaum yang tertindas dan terjajah. Dilihat dari hari pelaksanaannya, Imam Khomeini mencetuskan hari Alquds di waktu yang sangat istimewa. Hari Alquds dilaksanakan di bulan yang paling mulia yaitu bulan Ramadhan, di hari yang mulia yaitu hari Jumat dan di waktu yang mulia yaitu hari-hari akhir bulan Ramadhan, karena sebagaimana kita ketahui bahwa waktu hari-hari terakhir di bulan Ramadhan merupakan waktu yang sangat mulia, karena Allah menetapkan malam Alqodar di waktu tersebut, yaitu malam dimana Alquran diturunkan dan malam itu lebih baik dari seribu bulan, malam dimana para malaikat dan ruh turun atas izin Allah swt. Dalam Alquran Allah berfirman:

﴿إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ﴾﴿وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ﴾﴿لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ﴾

﴿تَنَزَّلُ الْمَلآئِكَةُ وَ الرُّوْحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ﴾﴿سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ﴾[5]

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadr. Dan tahukah kamu apakah malam Lailatul Qar itu? Lailatul Qadr lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, para malaikat dan ruh turun dengan izin Tuhan mereka untuk menentukan segala urusan. Malam itu (penuh) dengan kesejahteraan hingga terbit fajar.

Aksi di hari Alquds juga bisa menjadi sebuah natijah atau hasil dari penempaan diri kita selama ini di bulan Ramadhan. Setelah hampir satu bulan kita menempa diri, menahan syahwat dan hawa nafsu, mencicipi hidangan agung dari Tuhan, tenggelam dalam Rahmat Tuhan yang luas, melantunkan munajat-munajat dengan berlinang air mata, dan senantiasa untuk selalu mendekatkan diri sedekat-dekatnya dengan Tuhan, maka  hasil yang bisa terealisasi dari itu semua ialah semakin tingginya rasa solidaritas dan peduli kita terhadap kaum yang tertindas, semakin terbukanya mata kita akan kondisi yang menimpa umat manusia, semakin kuatnya rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama umat manusia, semakin kokohnya jiwa dan raga kita dalam menentang kezaliman dan penjajahan. Itu semua merupakan pembelajaran yang didapatkan dari Alquds. Dari Alquds kita belajar bagaimana caranya menentang kezaliman, dari rakyat Palestina kita belajar bagaimana caranya mencintai tanah air dan mempertahankan kehormatannya. ()

 
CATATAN :
 


[1] Q.S Albaqarah : 183

[2] Q.S Albaqarah : 185

[3] Q.S Alwaqiah : 79

[4] Q.S Albaqarah : 222

[5] Q.S Alqodar : 1-5