SHALAT DAN PUASA

Di tengah kita banyak orang yang tidak mengeluh meski keadaan ekonominya sangat menyedihkan. Mereka tidak dapat dikenali dengan baik karena tidak pernah menunjukkan kefakiran. Betapapun demikian, mereka tidak kendur melaksanakan perintah-perintah agama, terutama shalat dan puasa, bahkan nyaris tidak pernah meninggalkannya sejak menjadi balig. Kalaupun terpaksa meninggalkannya karena halangan syar’i, maka mereka menggantinya (mengqadha’nya) ketika halangan itu sirna.

Ada pula orang-orang yang beruntung secara finansial, namun kurang memperhatikan perintah-perintah agama, terutama shalat dan puasa. Sebelum mengqadha dan meyelesaikan ‘hutang’ dengan Tuhan, mereka keburu wafat.

Bila ada yang merasa ingin membalas budi orangtua,sanak keluarga atau rekan yang telah wafat dan diketahui pernah meninggalkan shalat wajib dan/atau puasa wajib, baik dengan jumlah yang diketahui maupun diperkiraan, dapat mengkonsultasikannya lebih lanjut tentang mekanisme, tata cara pelayanan kontrak, dan detailnya (tidak untuk mendiskusikannya) dengan kami.

Puasa adalah shalat besar. Shalat adalah puasa besar. Ada yang tahu alasannya?

1. Shalat dan puasa adalah dua ritus (ibadah) yang bersyarat niat mendekati Tuhan. Niat taqarrub dalam puasa lebih lama dari niat dalam shalat.

2. Shalat bersyarat puasa makan, minum, tidur, buang air, gerak berlebihan, bahkan puasa tertawa. Puasa hanya bersyarat puasa makan, minum, merokok dan semua aktivitas konsumsi.

3. Shalat adalah ritus dengan cara khusus yang ditetapkan dalam Islam. Puasa adalah ritus yang telah dilaksanakan dengan cara yang sama oleh para penganut agama-agama dan umat manusia sebelumnya.

4. Shalat dan puasa hanya sah dilakukan oleh laki dan wanita yang suci. Wanita haid dibebaskan dari qadha shalat. Wanita haid diwajibkan mengqanti puasa wajib yang tidak dilaksanakan karena haid.

5. Shalat dan puasa bermacam dua; wajib dan mustahab alias sunnah. Shalat sunnah sah dilakukan oleh orang yang punya tanggungan shalat qadha’. Puasa sunnah tidak sah dilakukan oleh orang yang belum melaksanakan qadha puasa wajib. Ini menurut pendapat yang masyhur.

6. Shalat bersyarat tertutup auratnya. Puasa tidak bersyarat itu.

7. Shalat bersyarat kesucian tubuh dan busana pelakunya juga tempat pelaksanaannya. Puasa tidak bersyarat itu.

8. Shalat dilakukan pada siang dan malam. Puasa tidak sah dilakukan pada malam.

9. Shalat berakhir dengan taslim. Puasa berakhir saat matahari terbenam.

10. Shalat wajib, karena setiap hari dilakukan seumur hidup kecuali bagi wanita haid dan karena syarat-syaratnya yang ketat seperti membaca alfatihah, surah, tasyahhud dan zikir-zikir lainnya terasa lebih berat dilakukan daripada puasa wajib. Banyak orang yang abai terhadap shalat rajin melakukan puasa Ramadan. Mungkin karena kebanyakan orang tidak mau terlihat berbeda bila tidak berpuasa.

11. Shalat adalah ibadah vertikal. Puasa adalah ibadah vertikal dan horisontal karena memuat kewajiban mengeluarkan fitrah dan anjuran toleransi, peduli, sedekah dan lainnya.

12. Shalat dan puasa terdiri atas aspek lahir dan batin. Shalat dan puasa lahir hanya melepaskan beban kewajiban. Shalat batin menciptakan sistem anti fahsya’ dan munkar. Puasa batin membuahkan takwa.