Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Mihrab cinta

2 Pendapat 05.0 / 5
Ialah sosok Ali bin abi tholib as seorang yang bersimbah air mata pada mihrabnya dimalam hari, bersenandung rindu pada Rabnya dimabuk cinta... Tidak ada arif yang mampu menyamainya dalam mengekspriskan cinta dihadpan Tuhanya.
Namun dia juga seorang yang berseri tersenyum ditengah peliknya perang , setiap orang yang berhadapan denganya pasti roboh tak berdaya, adakah ksatria dihadpan Ali ? Ali meruntuhkan kecongkaan dan kesombongan musuh2 Allah...
Ia tidak pernah gentar menghadapi kematian, ia pernah berkata " aku merindukan kematian sperti anak bayi merindukan puting susu ibunya "
Begitu lemah lembutnya ia dihadapan anak2 yatim hingga anak2 yatim memangilnya sebagai ayah.
Betapa banyak ucapan2 Rosulullah saw yang menyampaikan tentang keutamaanya dan kedudukanya dihadapan kaum muslimin, disetiap kesempatan Rosul saw selalu mengingatkan mereka tentang kedudukan Ali as disisinya, namun masih tetap saja kebencian tersimpan didada mereka terhadap Ali as.
Pernah suatu ketika Rosulullah saw berjalan bersama Ali as melintasi sebuah taman yang rindang, kemudian Ali berkata " ya Rosulallah betapa indahnya taman ini ? Rosul saw tersenyum lalu menjawab " tamanmu disurga jauh lebih indah darinya ya Ali... Mereka terus berjalan menikmati keindahan taman sambil berbicara satu sama lain... Hingga Rosulullah sawpun menghentikan langkahnya dan memeluk ali dengan erat sembari meneteskan air mata, ali pun bertanya dengan heran " apa yang menyebabkanmu menangis ya Rosulallah ? Rosulpun menjawab " ya Alii.. kebencian dan dendam mereka terhadapmu...hal itu tidak mereka tampakkan sampai merka meniggalkan Aku...
Bulan romadhon kala itu menjadi bulan puasa terakhir untuk Ali bin abi tholib diusianya yang telah senja telah mencapai 63 tahun, janggutnya telah memutiih. Bulan puasa kala itu sangat berbeda dari bulan2 puasa sebelumnya.
Bagi keluarganya, dri awal memasuki rmadhan sudah merasakan kegelisahan itu karna tampak dri prilaku dan sikapnya yang berbeda dari ramdhan2 sebelumnya , ia sering kali bercerita kepada anak2nya ttg apa yg akn terjadi bagi dirinya dan ttg perjumpaanya pada orang yg telah mendahuluinya...
Disepanjang bulan ramadhan saat itu, ia bergilir datang kerumah anak2nya untuk berbuka , seskali ia dtng krumah anaknya Alhasan besoknya kerumah Alhusain besoknya lg datang kerumah putrinya zainab istri dri abudullah bin jakfar athayyar besoknya dan besoknya lagi datang kerumah putrinya ummu kaltsum... begitulah ia setiap malam berbuka dari satu rumah anaknya kerumah anaknya yang lain.
Kadang anaknya tak tega melihat keadaan ayahandanya yg setiap hari sibuk mengurusi umat muslimin. Menghadapi fitnah2 yang bertubi tubi yang dialamatkan untuknya. Setiap hari selalu meluangkan waktunya untuk menyantuni anak2 yatim dan orang2 faqir , mengatur startegi pemerinthn islam dan tidak melupakan kwajiban trhdp keluarganya dan malam harinya ia tenggelamkan dirinya dalm munajat cinta pada sang Rahmaan
Bagaimana anak2nya tidak pilu melihat keaddan ayahnya dengan segala kesderhanaanya, tidak ia pernah makan berlebih dan sering kali memkan selembr roti kering... ,
Sering kali pada Romadhon kala itu, ia mnengadahkan parasnya menghadap langit " oh kekasihku Muhammad saw.... semua yg kau sampaikan pdaku adalah benar " lalu ia mngayunkan langkahnya sambl berkata " perkataanya bukan dusta, sudaah dekat dan sebentar lagi "
Pernah suatu ketika ia berkhutbah yang dipadati ummat muslimin dimasjid kufah pada hari 13 bulan ramadhan ditengh khutbah ia bertanya pada putranya alhusain " dri bulan ini brapa hari lagi yang tersisa ? " alhusain menjawb " 17 hari lagi ayah " lalu ia terdiam sejenak " ya sudaah dekat.. kepala dan janggutku sebntar lagi akn berwarna merah "
Ketika malam 19 romadhon tiba. Ia berbuka dirumah putrinya umi kaltsum ank paling kecil dri fatimah as hanya memkn selembar roti dan meminum seteguk air , ummi kaltsum bertanya " ayah knp engkau begitu sdikitnya berbuka ? " Ali as tersenyum lalu mengatakan " aku ingin berjumpa dengan Tuhanku dalam keadaan lapar " lalu ia berbegas sholat dan berlama2 dalam rukuk dan sujudnya , kadang ia kluar masuk dri mihrabnya dan menatap langit " demi Allah malam ini "...hal itu membuat heran putrinya , gerangan apa yang sedang dinantikan oleh sang ayah tercinta, ummi kaltsum mencritkan hal tersebut kepada Abangnya Alhasan..
Seblum tibanya fajar , putanya alhasan merasa gelisah kmuadian ia pergi menjumpai ayahnya dikediaman adik prempuanya..., mengendap masuk kedalam mihrab ayahnya, ia mendaptinya sedang khusyuk berdzikir , melepaskan kerinduanya pada sang Kholiq , baginya tiada kebahagian selain bercengkrama kepada Tuhanya. Pernah ia berkata " cukuplah bagiku kemuliaan bahwa Engkau adalah Tuhanku , cukuplah bagiku kebanggaan bahwa aku adalah hambamu "
Alhasan duduk menanti dibalkang ayahnya... stlah bebrapa saat ayahanda brhnti dari sholat dan dzikirnya. Shinga trasa susana hening antara mereka berdua. Ali bin abi tholib sangat menghormati anak2 azzahra sbgaimana azzahra dan Rosulullah saw menghormati mereka, kemudian ia berkata kpada anaknya : wahai hasan sketika jiwaku lepas seakan aku melihat Rosullah saw dengan begitu jelas duduk dihadapanku lalu aku berucap " wahai utsan Allah begitu pilunya hati ini menghadapi umatmu, jiwaku tersayat sayat..." putranya sangat mengerti akn begitu besarnya ujian yg dilalui oleh ayahnya, ia telah menghibahkan setiap nafasnya untuk islam, dan tak pernh mundur mnjga amanat Rosul saw. Selalu tgar mngadpi umat yang membangkang , peperangan demi peperangan ia lalui , ketika hrus brada dlm dilema prang jamaal berjadapan dengan sang istri Rosul saw, merenggut banyaknya korban. Atau prang shiifin melwn muawiyah yg menglbuhi umt islam. Atau dalm peperangn nahrawan mnghdpi ahli ibadah yang tak segan menumpahkan drah, semua tkanan, derita , penghianatan dihadpi hanya karna pengabdian pada Allah saw dan Rosulnya saw. Pernah dalam khutbahnya ketika melihat apa yg terjadi setelah wafatnya Rosul saw ia berkata " Saya memasang tabir terhadap kekhalifahan dan melepaskan
diri darinya. Kemudian saya mulai berpikir, apakah saya harus menyerang ataukah
menanggung dengan tenang pekat
yang membutakan dan derita, dimana orang dewasa menjadi lemah dan orang muda menjadi tua, dan orang mukmin yang sesungguhnya hidup dibawah tekanan sampai ia menemui Allah. Aku dapati bahwa kesabaran atasnya lebih bijaksana. Maka aku bersbar walaupun ia menusuk dimata dan mencekik rongga".
Alhasan tertunduk lemah dan pasrah ali bin abi tholib melanjutkan: "Rosulullah pun berkata kepadaku " doalah atas prilaku yg mereka lakukan " lalu aku berdoa " ya Allah segrakanlah kematianku , berikanlah mereka penguasa yg pantas untuk prilaku mereka " tentu hal ini membuat alhasan terckat tak mampu mengatakan apa2 dan menyisakan butiran2 air mata yang mengalir diklopak matanya, ia berkata " ayah izinkan aku atau seseorang menemanimu " ali mengatakan " aku tidak ingin satupun menemaniku, biarlah aku berangkt sendiri "
Kmuadian Ali bin abi tholib as bernjak meninggalkan mihrabnya , ketika ia hendak berjalan menuju mesjid ia dihalangi oleh itik2 milik umi kaltsum yg mau dihadiahkan untuk abangnya Alhusain. Itik2 itu bersuara ribut , Ali as pun tersenyum tetap mengayunkan langkahnya untuk menjemput kematian seraya berkata " saat ini itik yang bersuara sebntar lagi akan berubah menjadi jeritan tangis" , dengan tenang seorang pembrani itu menjejakan kakinya menuju masjid.Pernah ia berkata " betapa aku menantikan hari kmatianku untuk tiba " betapa malam itu menjadi malam sangat ia dambakan..
Sesampainya dimasjid, imam membanngunkan beberpa orang yang tidur disitu. Termasuk abdurahman ibnu muljam yang tidur terlungkup menyimpan sebilah pisau beracun dibalik bajunya. lalu ia naik ke menara mesjid untuk mengumandangkan adzan subuh. Adzan itu dikumandangkan oleh orang yg dikatakan Rosul saw sebagai orang yg paling mengenal Allah swt setelah dirinya saw, orang yang telah tenggelam dalam makrifatNya.
Suara merduhnya menghiasi fajar kota kuffah kala itu , membuncah keheningan subuh , anak2 yatim yang berada disekitar masjid sangat menikmati suara Ali bn abi tholib, karena mereka menganggap Ali adalah ayah mereka, sehingga anak2 itupun berkata diantara mereka berkali kali "dengarkan suara ayah kita ..."
Setelah mengumandangkan adzan ia memndang fajar subuh dn berkata " wahai subuh , wahai pagi , dri mulai saat Ali terlahir pernahkah kau mendapatnya dalam keadaan tidur kala kau datang " dan mungkin setelah ini Ali as akn tertidur untuk selamanya. Setelah itu ayah alhasan turun perlahan dri manara masjid bersiap untuk melaksakan sholat subuh.
Semntara itu anak2 Ali bin abi tholib dalam kegusaran , zainab , ummi kaltsum dan ahlilbyt yg lainya tidak tertidur semalaman dalm kegelisahaan tak menentu, gerangan apa yang akan terjadi malam ini. Tak lama kemudian terdengar suara menggemuruh disantreo kuffah didengar oleh semua orang yang terjaga, jibril sang pemimpin malaikat berteriak syahdu " Demi Allah telah roboh tonggak hidayah , demi Allah telah gugur pondasi taqwa , telah tertikam anak paman Almustafa , telah tertikam washi yang terpilih , telah terbunuh Ali almurtaho , dibunuh oleh manusia yang paling terkutuk " zainab dan ummi kalsumpun menangis tersedu sedan " wa abataaah..."
Manusia suci itu ditikam dimihrab masjid kufah oleh ibnu muljam saat menunaikan sholat subuh dalam keadaan bersujud dihadapan Robbul alamiin , tak keluar dri mulutnya kecuali " fuztu wa robbul kakbah" aku telah menang demi tuhan kakbah
Ya Ali jadikan kami selalu berada dijalanmu
Demi Allah tiada kenikmatan terbesar selain berwilayah kepdamu