Syair Imam Syafi’i tentang Keagungan Imam Ali

Imam Syafii menyusun sebuah syair/qasidah indah yang mengisyaratkan keagungan dan kemuliaan Imam Ali as. Syair tersebut mengindikasikan bahwa beliau mengenal betul sosok agung Imam Ali as.

Beliau bersyair,
عجزوا عن وصف حيدرة والعارفون بمعنى كنهه تاهوا.
ماذا أقول لمن حطت له قدم في موضع وضع الرحمن يمناه .
القدم التي جعلت لها كتف المؤيد بالرسالة و النبوة
ان قلت ذا بشر العقل يمنعني وأختشي الله من قولي هو الله

Mereka tertunduk lemah dalam mensifati sang Singa Ilahi

Para Arif pun tak mampu mengenal esensinya yang tinggi tak bertepi

Apa yang harus aku katakan terhadap sosok yang kakinya telah disentuh oleh yang maha Tinggi

Kaki yang telah menginjak pundak manusia suci penutup para nabi

Jika engkau berkata Ia adalah manusia, namun akalku menolak bahwa ia adalah Insan

Dan aku takut kepada Allah swt jika aku katakan ia adalah Tuhan

(Syair ini dibacakan Syeikh Thuraihi al-asadi 1305 Hijriyah dan beliau menisbatkan bahwa syair dan qasidah ini kepada Imam Syafii. Begitupula Sayid Kamal Haidari pada tanggal 3 Juni 2012 menulis qasidah ini dan menisbahkannya kepada Imam Syafii.)

Kemuliaan Imam Ali as tiada batas. Batasan-batasan Imam Ali as hanya diketahui oleh sang maha tidak terbatas. Untuk itu Rasulullah saww berkata ,
يا علي لا يعرفك الإ الله وأنا
“Wahai Ali as! Tidak ada yang mengenalmu kecuali Allah swt dan diriku…!!”

(Manaqib Ali abi Thalib, Tawilul Ayat, Mukhtashar Bashair Darajat, Madinah Al-Maajiz dll..)

Bahkan Rasulullah saww pernah bersabda, “ Wahai Ali! Jika masyarakat mengenal hakikatmu yang sebenar-benarnya, maka mereka akan berbondong-bondong berlari kepadamu untuk mengambil berkah dan mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya dikatakan..”

Disinilah setiap manusia tidak bisa kita hukumi dengan kadar diri kita. Karena Rasulullah saww bersabda kepada Abu Dzar,

لوعلم ابوذر ما فی قلب سلمان لقتله
“Jika Abudzar mengetahui apa yang ada dihati Salman, maka ia pasti akan membunuhnya”

(Rijal Kasyi hal.11)

Ya, setiap manusia memiliki perjalanan spiritual masing-masing dan meyakini apa yang ia lalui dalam perjalanan ruhaninya. Dan puncak dari itu semua setelah Rasulullah saww adalah Ali as yang tidak diketahui hakikat dan esensi makrifatnya kecuali oleh “diri-nya” (Anfusana) dan Allah swt.

Bahkan kaum Ghullat yang menuhankan Ali as yang mana fuqaha menghukumi kesesatan mereka, tidak sedikit dari kaum cendekiawan dan berakal. Pada tahun 2005 disekitar haram (Dekat Pasar Quds) terdapat praktek kaum Ghullat yang setelah diketahui pemerintah, dihancurkan dan dibubarkan. (Sekarang jadi tempat Parkir) Mereka langsung mempraktekan kepada calon korbannya dengan membawa anak bayi keatas gunung dan menggelindingkan bayi tersebut dari atas gunung dengan berteriak, “ YAA ALII” dan ketika bayi tersebut sampai dibawah gunung, tidak terdapat luka sama sekali dan seperti tidak terjadi apa-apa.

Keyakinan mereka (Ghullat) kepada Imam Ali as sampai titik dimana mereka melakukan apapun yang ajaib, apapun itu, cukup dengan Ya..Ali, maka semuanya terjadi seperti kalimat, “Kun-Fayakun” dalam Al-Quran.”

Tentunya, tidak semua yang mengatakan Ya.. Ali adalah Ghullat yang menuhankan Ali as, banyak dari pecinta Ahlul Bayt as berteriak dan mengatakan, “ Ya Ali” karena bertabaruk kepada kemuliaan dan keagungan beliau sebagai kekasih dan hamba Allah swt.

Untuk itu qasidah dan Syair Imam Syafii diatas adalah ungkapan perjalanan spiritualnya dalam mengenal Amirul mukminin dan Sayidul Washiyyin Ali bin Abi Thalib as. Fitnah dan makian para pembenci Imam Syafii yang mengatakan beliau Ghullat dan Rafidhah tidak akan bisa mempengaruhi keyakinan beliau atas keagungan Imam Ali as.