Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Silsilah Keturunan Salman dan Kantong-Kantong Uang Emas

2 Pendapat 05.0 / 5
Silsilah Keturunan Salman
Imam Baqir as berkata, “Suatu hari para sahabat Rasulullah Saw sedang berkumpul dan setiap orang bangga dengan silsilah keturunannya dan menceritakannya.
Dalam perbincangan sensitif ini, Umar bin Khattab berkata, “Engkau juga, ceritakan silsilah keturunanmu, hai Salman!”
Salman berkata, “Aku adalah hamba Allah! Aku dulu tersesat, miskin dan seorang budak. Karena berkah wujudnya Rasulullah Saw, Allah telah memberikan hidayah kepadaku, membuatku tidak membutuhkan dan memerdekakan aku. Inilah silsilah keturunanku, hai Umar!”
Pada saat itu juga Rasullah datang dan mengetahui kandungan perbincangan mereka. Beliau berkata kepada mereka, “Kemuliaan seseorang, ada pada agama dan keimanannya. Harga diri seseorang adalah karakternya. Akar dan asal muasal seseorang adalah akalnya. Kemudian beliau membacakan ayat 13 surat Hujurat:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu...”

Kantong-Kantong Uang Emas
Seorang lelaki miskin bernama Jabir bin Yazid datang menemui Imam Baqir as dan mengadukan kemiskinannya kepada beliau.
Imam Baqir as berkata, “Hai Jabir, aku tidak punya uang di rumah.”
Tidak lama kemudian datanglah Kumit; seorang penyair dan berkata, “Saya menjadi tebusan Anda. Bila Anda mengizinkan saya akan membacakan syair yang saya susun buat Anda.”
Imam Baqir as berkata, “Bacalah.”
Dia membaca syairnya. Begitu selesai bacaannya, Imam Baqir berkata, “Hai budak! Keluarkan satu kantong dari rumah ini dan berikan kepada Kumit. Sang budak membawa kantong dan memberikannya kepada Kumit.
Kumit berkata, “Saya menjadi tebusan Anda. Bila Anda mengizinkan, saya akan membacakan syair yang lainnya.”
Imam Baqir as berkata, “Bacalah.”
Kumit membacakan syair yang lainnya.
Imam Baqir berkata kepada budaknya, untuk mengeluarkan kantong lainnya dari rumah itu dan memberikannya kepada Kumit.
Kumit berkata, “Saya menjadi tebusan Anda. Bila Anda mengizinkan maka saya akan membaca syair yang ketiga.”
Imam Baqir as berkata, “Bacalah.”
Kumit membaca syair yang ketiga dan Imam Baqir berkata, “Hai budak! Keluarkanlah kantong yang lainnya lagi dan berikan kepada Kumit.”
Sang budakpun menjalankan perintah Imam dan mengeluarkan kantong yang lainnya lagi dan memberikannya kepada Kumit.
Kumit berkata, “Demi Allah! Saya tidak memuji Anda karena untuk mencari harta dan keuntungan duniawi. Saya tidak punya tujuan selain karena untuk menyambung hubungan dengan Rasulullah dan memenuhi hak Anda sebagaimana yang diwajibkan oleh Allah kepada saya.”
Sebagai hak Kumit, Imam Baqir mendoakannya dan berkata, “Hai budak! Kembalikan kantong-kantong ini pada tempatnya.”
Jabir mengatakan, “Begitu saya menyaksikan pemandangan ini, saya berkata kepada diri saya sendiri, “Imam berkata kepadaku, “Aku tidak punya uang di rumah” tapi beliau memberikan uang tiga puluh ribu dirham kepada Kumit. Ketika Kumit keluar, saya berkata, “Saya menjadi tebusan Anda. Anda berkata kepada saya, “Aku tidak punya uang” tapi Anda memberikan uang tiga puluh ribu dirham kepada Kumit.”
Imam Baqir as berkata, “Hai Jabir! Bangkitlah dan masuklah ke rumah yang telah dikeluarkan dirham-dirham itu dan dikembalikan lagi ke sana.”
Jabir mengatakan:
“Aku bangkit dan masuk ke dalam rumah itu dan aku tidak menemui kantong-kantong uang emas itu. aku keluar dari rumah itu dan Imam Baqir as berkata, “Hai Jabir! Mukjizat dan keutamaan yang kami miliki dan tersembunyi darimu lebih besar dari yang kami tampakkan kepadamu.” Kemudian beliau memegang tanganku dan masuk ke dalam rumah tersebut. Imam Baqir menghentakkan kakinya ke tanah, tiba-tiba keluarlah dari dalam tanah emas yang berbentuk seperti lehernya onta. Imam Baqir berkata:
“Hai Jabir lihatlah mukjizat ini. Jangan engkau beritahukan rahasia ini selain kepada saudara-saudara seagamamu yang kau percayai keimanannya. Sesungguhnya Allah telah memberikan kekuatan kepada kami untuk melakukan segala yang kami maukan. Bila kita mau, maka akan kami taklukkan bumi."