Imam Shadiq as Dan Problem Sosial

Imam Shadiq as Dan Problem Sosial
Salah seorang pembantu Imam Shadiq as berkata, “Karena jarangnya bahan makanan, harga barang-barang menjadi mahal.”
Imam Shadiq as berkata kepadaku, “Seberapa banyak bahan makanan yang ada di rumah?”
Aku menjawab, “Bisa dipakai dalam beberapa bulan.”
Imam Shadiq as berkata, “Juallah semuanya ke pasar.”
Aku heran dengan ucapan Imam Shadiq as, dan berkata, “Perintah apakah yang Anda sampaikan?”
Imam shadiq as mengulangi katak-katanya sampai dua kali dan menegaskan, "Bawa dan juallah semua barang yang ada di dalam rumah!"
Setelah bahan makanan yang ada di rumah saya jual, Imam Shadiq as berkata kepada saya, “Sekarang engkau punya kewajiban membeli bahan-bahan makanan. Makanan keluargaku harus disiapkan dari campuran separuh dari jelai [jenis gandum] dan separuhnya lagi dari gandum."
 
Hak Muslim Atas Muslim Lainnya
Mu’alla bin Khunais salah satu sahabat Imam Shadiq as berkata, “Saya berada di dekat Imam Shadiq as dan bertanya kepadanya, “Apa hak seorang muslim atas muslim lainnya?”
Imam Shadiq as berkata, “Setiap muslim atas muslim lainnya memiliki tujuh hak wajib [ditambah selain yang tidak wajib]. Bila salah satu dari hak tersebut diabaikannya, maka ia telah keluar dari naungan wilayah, kekuasan dan ketaatan Allah dan tidak mendapatkan keuntungan dari Allah.
Saya bertanya, “Apakah hak itu?”
Imam Shadiq as berkata, “Hai Mu’alla! Aku adalah teman yang penuh kasih sayang terkait padamu. Aku khawatir engkau mengabaikan hak ini sementara engkau tahu dan tidak mengamalkannya.”
Saya berkata, “Dengan pertolongan Allah, saya berharap bisa mengamalkannya.”
Pada saat itu beliau menjelaskan tentang tujuh hak itu dan berkata:
1. Yang paling sederhana dari hak-hak itu adalah sukailah bagi muslim lainnya, apa yang engkau sukai dan jangan engkau sukai bagi muslim lainnya, apa yang tidak engkau sukai.
2. Jangan marah terhadap muslim lainnya dan lakukanlah sesuatu yang membuatnya senang dan taatilah perintahnya selama dalam ketaatan kepada Allah.
3. Tolonglah dia dengan jiwa, harta, tangan dan kaki serta lisanmu.
4. Jadilah mata, pembimbing dan cermin baginya.
5. Jangan sampai engkau kenyang sementara dia lapar, jangan sampai engkau merasa segar sementara dia haus, jangan sampai engkau berpakaian sementara dia telanjang.
6. Bila engkau punya pembantu dan saudara muslimmu tidak punya pembantu, maka wajib bagimu untuk mengirim pembantu kepadanya, supaya pakaiannya dicuci, dan memasak makanannya dan membentangkan karpetnya.
7. Biarkan dia pada pertanggungjawabannya karena sumpah-sumpahnya. Terimalah undangannya. Bila dia sakit maka jenguklah. Jangan memperlambat dalam memenuhi kebutuhannya sehingga dia terpaksa mengungkapkannya. Tapi segeralah untuk melakukannya. Ketika engkau memenuhi hak ini, maka engkau telah mengikat persahabatanmu dengan persahabatannya dan persahabatannya dengan persahabatanmu.