Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Penyimpangan Mengundang Salah Faham tentang Islam

0 Pendapat 00.0 / 5

Banyak pemikir dunia menjaga jarak dari agama dengan alasan bahwa tidak sejalan kekinian. Mereka pikir, konsekuensi beragama adalah idem dan anti perubahan. Dengan kata lain, agama itu konsistensi, monotonitas dan mempertahankan apa yang ada.

J.Nehru (1889-1964) perdana menteri pertama India, salah satu contoh dari mereka, yang anti keagamaan. Di antara ucapannya, bahwa hal yang menjauhkan dirinya dari agama adalah fanatisme dan monotonitas agama. Di akhir masa hidupnya, ia merasakan kehampaan. Ia percaya, tak ada yang bisa memenuhi kehampaan ini selain kekuatan spiritual. Pada saat yang sama, ia takut dekat dengan agama yang telah dia pikir mengandung kejumudan.
Surat kabar India, Karanji, pernah mewawancarainya mengenai Mahatma Gandi: Sebagian cendikiawan percaya bahwa Gandi telah mementahkan kepercayaan fundamental Anda melalui solusi-solusi nyata dan jalan spiritualnya!.
Nehru menjawab, Menempuh jalan spiritual juga adalah baik dan harus. Saya dalam masalah ini selalu sekeyakinan dengan Gandi. Di masa sekarang ini, seringkali saya tekankan keharusan menempuh jalan ini. Sebab, dalam menghadapi kehampaan spiritual peradaban baru yang kini meluas lebih dari hari kemaren, kita harus melihat jawaban-jawaban spiritual.”
Pewawancara Karanji lalu beralih ke soal Marxisme, dan Nehru mengungkapkan beberapa kekeliruan Marxisme, lalu menyinggung kembali solusi-solusi spiritual. Ia ditanya, Tuan Nehru, apakah sikap dan pernyataan Anda yang saat ini Anda membicarakan konsep solusi-solusi spiritual, berbeda dengan J.Nehru yang dulu? Apa yang Anda katakan tadi menggambarkan bahwa Tuan Nehru di masa usia senjanya dalam pencarian Tuhan!
Nehru menjawab, Ya, saya telah berubah! Penekanan saya pada pertimbangan etika dan solusi spiritual bukan tanpa alasan.. Ia lalu menambahkan, Bagaimana masalah yang dihadapi sekarang ini bisa mengangkat posisi akhlak dan spiritualitas ke level yang lebih tinggi? Jelas dalam maksud inilah adanya agama! Sayangnya, agama datang dengan wajah berpandangan yang sempit, anutan undang-undang yang dangkal dan amalan-amalan ritual tertentu. Wajah luarnya itu masih terlihat, sementara spirit dan konsep hakikinya sirna!”
Di antara semua agama, tidak ada agama satupun selain Islam yang melakukan intervensi dalam urusan-urusan kehidupan sosial. Islam dalam undang-undangnya tak terbatas pada serangkaian masalah ibadah, wirid dan zikir serta nasihat-nasihat akhlak. Ia selain menjelaskan tentang hubungan hamba dengan Tuhannya, juga tentang aturan hubungan antar manusia dan hak-hak serta tugas-tugas mereka terhadap satu sama lain dalam berbagai hal. Sebagai agama yang demikian, Islam menjadi sasaran terdepan bagi persoalan tentang kesesuaiannya dengan zaman.

Penyimpangan Menyebabkan Kemunduran Muslimin
Bernard Shaw (wafat 1950) penulis terkenal Inggris mengatakan: Saya sangat hormat pada agama Muhammad karena sifat hidupnya yang menakjubkan. Di mata saya, hanya Islam agama yang memiliki kesiapan mengatasi beragam kondisi dan perubahan kehidupan serta menghadapi berbagai zaman.
Saya prediksi dan dari sekarang tanda-tandanya telah tampak bahwa keimanan Muhammad kelak akan diterima oleh Eropa. Para rohani abad-abad pertengahan -dampak dari kebodohan atau fanatisme- menggambarkan ajaran Muhammad dengan warna-warna buram. Di mata mereka, ia (Muhammad) menampakkan anti al-Masih karena dengki dan fanatik.”
Doktor Syibli Syamil seorang materialis asal Libanon, untuk pertamakalinya menerjemahkan buku Darwin The Origin of Species dengan syarahan seorang bangsa Jerman yang menyerang kepercayaan-kepercayaan agama- ke dalam bahasa Arab. Ia tak bisa mengelak dari rasa kekagumannya kepada Islam dan keagungan Sang Pembawanya (Muhammad saw). Islam dipujinya sebagai sebuah ajaran yang hidup dan sesuai dengan zaman.
Di dalam buku Filsafat Evolusi jilid 2 yang dipublish dengan bahasa Arab, ia mempunyai tulisan yang berjudul Alquran dan Al Imran, untuk membantah seorang dari Barat yang telah melancong ke negeri-negeri Islam dan memandang Islam penanggung jawab kemunduran muslimin. Di dalam tulisannya ini ia tegaskan bahwa penyebab kemunduran muslimin adalah penyimpangan dari ajaran-ajaran sosial Islam, bukan Islam.
Orang-orang Barat yang menyerang Islam itu tidak mengenal Islam, atau mempunyai niat jahat dan ingin mengalungkan belenggu perbudakan diri mereka dengan memandang buruk terhadap bangsa Timur, dengan undang-undang yang berdiri di tengah mereka sendiri.

Referensi
Majmue-e Asar (19)/Murtada Mutahari; Feqh wa Huquq