Amalan Suluk Spiritual di bulan Dzulqa’dah

Bulan Dzulqa’dah adalah salah satu bulan yang dimuliakan dan dibesarkan dalam kalender Islam. Bagi salik dan musafir ilallah,bulan ini adalah bulan taubat. Dan di bulan ini, Allah membagi-bagikan anugerah dan inayah-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu, Allah dengan kasih-Nya yang Mahaluas menerima taubat siapapun dari pendosa dan penjahat. Maka, janganlah Anda putus asa dan mengabaikan keagungan bulan ini. Berhentilah dari langganan dosa dan cobalah menjalankan program taubat dan amalannya di bulan ini sebagaimana yang diajarkan oleh Baginda Nabi saw.

 

Rasulullah saw bersabda: Bila seseorang membunuh tujuh puluh nabi dan dia bertaubat maka taubatnya pun akan diterima.[1]

Taubatnya Wahsyi, pembunuh Sayyidina Hamzah, Sayyidu Syuhada (penghulu para syuhada), meskipun perbuatannya itu sangat memukul hati Nabi saw, tetapi taubatnya diterima.[2]

Tidakkah engkau mendengar apa yang katakan oleh Nabi Musa Kalimullah: Aku memaafkan semua orang, kecuali pembunuh al-Husain.[3]

Kesimpulannya bila memang taubat itu benar-benar dilakukan maka itu sangat mudah. Setiap bentuk taubat itu bagus dan tidak boleh dianggap kurang, meskipun cuma sebiji atom kebaikan, satu kata kebaikan, satu kali ucapan tasbih dan tahmid serta tahlil. Hanya saja, itu semua harus memberikan manfaat dan meninggalkannya mendatangkan madarat. Setiap lintasan pikiran yang menggiring manusia supaya meninggalkan kebaikan yang parsial/sedikit ini pasti itu datangnya dari setan dan pasti setan tidak pernah menginginkan atau mengatakan kebaikan kepada manusia. Terkadang karena satu kata kebaikan ini menyebabkan keselamatan keseluruhan manusia. Jadi, kebaikan parsial ini tentu akan membawa pengaruh dan cahaya. Terkadang cahaya ini yang menyebabkan orang tersebut atau yang bersangkutan mendapatkan taufiq yang lain dan itupun adalah cahaya dan itupun menyeretnya kepada taufiq yang lain, sehingga manusia digiring menuju alam cahaya ini. Kaidah umum yang sama sekali tidak bisa diingkari, dimana orang-orang mukmin itu secara bertahap mencapai maqam taubat yang tinggi. Jadi, taubat pun seperti maqam-maqam agama yang lain yang memiliki jenjang-jenjang.

Wahai sahabat suluk, pencari dan penempuh jalan Allah Swt, pada tahapan pertama taubat adalah suatu yang mesti dilakukan. Sangat baik saat melakukan Taubat, Anda merujuk kepada amalan yang disebutkan oleh Sayyid Ibn Thawus dalam kitab al-Iqbal berkaitan dengan amal-amal bulan Dzulqa’dah. Perinciannya sebagai berikut: Disebutkan bahwa Rasulullah saw pada hari minggu kedua bulan Dzulqa’dah saw keluar sembari bersabda: Wahai manusia, siapakah di antara kalian yang menginginkan taubat? Para sahabat menjawab: Kami semua menginginkan taubat. Beliau saw bersabda: Mandilah dan ambillah air wudu serta lakukanlah salat empat rakaat (karena shalat sunah umumnya dua rakaat maka empat rakaat di sini dlakukan dengan dua kali  dua rakaat). Dan setiap rakaat hendaknya kalian membaca surah al-Fatihah lalu membaca surat Tauhid tiga kali dan sekali surah al-Falaq dan al-Nas. Dan setelah selesai salat, hendaklah kalian beristighfar sebanyak tujuh puluh kali dan akhirilah dengan mengucapkan “la haula wa la quwwata illa billah al ‘aliyyi al ‘azhim” (tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah Yang Mahatinggi dan Mahaagung) sebanyak tujuh kali. Kemudian setelah itu, katakanlah:

Ya ‘azizu ya ghaffar, ighfirli dzunubi wa dzunuba jami’il mu’minin wal mu’minat fainnahu la yaghfiru adzunuba illa anta.

Wahai Yang Mahamulia, wahai Yang Maha Mengampuni dosa, ampunilah dosa-dosaku dsan dosa-dosa seluruh orang mukmin dan mukminah, karena sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.

Kemudian Rasulullah saw melanjutkan sabdanya: Tiadalah seorang hamba dari umatku yang mengamalkan amalan ini kecuali ada yang menyeru dari langit dengan mengatakan: Wahai hamba Allah, hendaklah engkau mengambil manfaat dari amalmu dan taubatmu diterima serta dosamu dimaafkan. Kemudian malaikat yang lain berseru di bawah arsy: Wahai hamba, selamat bagimu dan bagi keluargamu dan keturunanmu. Kemudian yang lain bersuara lagi: Orang-orang yang menuntutmu akan rida (memaafkanmu) pada hari kiamat. Lalu malaikat yang lain bersuara: Wahai hamba, engkau akan mati dalam keadaan membawa iman dan agama yang tidak akan dicabut darimu dan kuburanmu akan bersinar dan bercahaya. Kemudian malaikat yang lain bersuara: Wahai hamba, ayah dan ibumu akan bergembira denganmu, meskipun dahulu mereka pernah marah kepadamu dan ayah dan ibumu serta keturunanmu akan dimaafkan dan kamu pun di dunia dan di akhirat akan mendapatkan kelapangan rezeki. Kemudian Jibril menyeru: Aku akan datang bersama malikat maut saat kematianmu dan aku akan mengasihanimu dan aku tidak akan menyiksamu dan pengaruh kematian tidak akan menyulitkanmu dan ruh akan keluar dari badanmu dengan mudah.

Kami para sahabat mengatakan: Ya Rasulullah, bila seseorang mengamalkan amalan ini di selain bulan Dzulqa’dah bagaimana? Rasul saw menjawab, sebagaimana yang telah aku sabdakan (artinya orang tersebut pun mendapatkan pahala yang dijanjikan bagi mereka yang mengamalkannya di bulan Dzulqa’dah). Lalu beliau saw menambahkan: Kalimat-kalimat ini Jibril ajarkan kepadaku pada malam Mi’raj.[4]

 

CATATAN :

[1] Mustadrak al-Wasa’il, 12/131.

 

[2] Dalam hadis disebutkan, Hamzah dan pembunuhnya berada di surga. Majma’ al-Bahrain, 3/1916.

 

[3] Bihar al-Anwar 13/345.

[4] Iqbal al-A’mal, Ibn Thawus, halaman 614. Dianjurkan untuk memulai melakukan shalat ini pada hari minggu Bulan Dzul Qa’dah.