Mengapa Allah Membuka Pintu Taubat?

Manusia adalah makhluk paling mulia diantara makhluk yang lain. Ia memiliki kebebasan untuk memilih dan melakukan sesuatu. Manusia terlahir dalam keadaan suci dan belum mengerti apa-apa. Hingga tiba masanya untuk mendapat taklif berupa kewajiban dan larangan setelah ia melewati masa baligh.

وَاللّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئاً

“Dan Allah Mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun.” (QS.An-Nahl:78)

Nah, sebelum membahas tentang Taubat, kita akan memulainya dengan sebuah pertanyaan. Mengapa Allah membuka pintu taubat?

Manusia adalah makhluk yang bebas berkehendak. Kehidupannya dipengaruhi oleh bisikan fitrah (nurani) sucinya yang mengajak kepada kebaikan dan setan serta hawa nafsu yang tak pernah absen mengajak kepada keburukan.

Disinilah Allah sebagai Pencipta sangat mengerti kelemahan hamba-Nya. Manusia tidak akan mampu menghadapi 2 musuh besar ini (setan dan hawa nafsu) sendirian. Ia butuh senjata untuk mampu mengalahkannya. Allah berfirman,

إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفاً

“Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (QS.An-Nisa’:76)

 

Benarkah tipu daya setan itu lemah? Sementara begitu banyak manusia yang terbuai dengan bujuk rayuannya? Disinilah letak senjata itu. Tipu daya setan begitu lemah ketika manusia menggunakan senjata yang diberikan Allah kepadanya. Senjata itu adalah berlindung kepada Allah swt.

وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS.Al-A’raf:200)

 

Peperangan dalam hati manusia terus bergejolak di setiap harinya. Ia selalu dihadapkan untuk menentukan pilihan antara kebaikan atau keburukan. Disinilah terkadang manusia lalai dan terkalahkan oleh bisikan setan dan hawa nafsu. Ia pun lupa untuk berlindung kepada Allah swt. Lalu mengapa Allah membuka pintu taubat selebar-lebarnya?

Karena Allah sangat memahami posisi manusia. Dia selalu memberi kesempatan kepada para pendosa untuk kembali. Mengapa?

Agar manusia tidak terjebak dalam jurang keputus-asaan. Karena putus asa dari rahmat Allah adalah wujud kedurhakaan terbesar. Setan selalu berusaha membuat hati manusia putus asa hingga menganggap dosanya tidak akan diampuni oleh Allah swt. Sementara Allah menamakan Diri-Nya, Ghoffaruddzunub (Maha Mengampuni Dosa).

Dan Dia pun membuka pintu taubat selebar-lebarnya walau sebesar apapun dosa yang dilakukan hamba-Nya. Mengutip doa dari Imam Ali Zainal Abidin, putra dari Sayyidina Husain, beliau dalam munajatnya berkata,

“Tuhanku, Engkaulah yang telah membuka pintu ampunan yang Kau Namakan taubat. Lalu Engkau berfirman, Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sesungguhnya (taubatan nasuha).

Lalu apalagi alasan seorang yang lupa untuk memasuki pintu ini setelah Engkau Membukanya?”