Pada Musim Haji, Nabi saw Utus Ali ke Mekah

Pada tahun sembilan hijriah, Rasulullah saw menugaskan Abu Bakr pergi ke Mekah untuk melaksanakan haji bersama rombongan –dikatakan mereka berjumlah 300 orang. Selain itu, untuk menyampaikan surat Bara`ah kepada orang-orang di sana, dengan pesan-pesan lainnya dari beliau saw, yang harus mereka perhatikan. Di antaranya; puluhan ayat dari surat Bara`ah, dan:

1-Jangan tawaf mengitari Ka’bah dalam keadaan “telanjang”.

2-Hendaknya muslimin dan musyrikin tidak berkumpul.

3-Siapa saja yang antara dia dan Rasulullah telah terikat sebuah perjanjian, masanya sampai batas waktunya. Sedangkan yang tidak terikat dengan perjanjian, maka antara dia dan beliau, maka batas waktunya sampai empat bulan.

4-Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya “berlepas diri” dari kaum musyrik.

5-Tidak masuk surga kecuali jiwa yang muslim (atau seorang muslim).

6-Orang musyrik selepas tahun (sembilan hijriah) ini tidak boleh mendekati al-Masjidil Haram.

7-Ini adalah hari-hari makan dan minum.

8-Hendaklah khumus diambil dari Quraisy, Kinanah dan Khuza’ah (dibawa) ke Arafat. Khumus di sini adalah hukum yang telah mereka tetapkan untuk diri mereka sendiri. Ialah tinggalan wuquf di Arafat dan kelebihan (bawaan) darinya.

 

Ali Tablig Menggantikan Abu Bakar

Setelah Abu Bakr berangkat, Nabi saw kemudian mengutus Ali supaya menyusul Abu Bakar untuk mengambil surat Bara`ah darinya, untuk ia bacakan kepada kaum musyrik Quraisy. Maka berangkatlah ia atas perintah Nabi saw.

Ali bin Abi Thalib kw yang saat itu naik ‘Adba` onta Rasulullah saw, mendapati Abu Bakr ra di ‘Araj -menurut satu pendapat, dan menurut pendapat lain di Dhajnan. ‘Araj sebuah desa yang berjarak 78 mil dari Madinah. Sedangkan Dhajnan sebuah bukit yang berjarak 12 mil dari Mekah.

Abu Bakr ketika di tengah perjalanan mendengar suara onta Rasulullah saw, ternyata penunggangnya adalah Ali bin Abi Thalib. Disampaikan kepada Abu Bakr ra, bahwa ia harus balik (pulang ke Madinah). Ali kw mengambil kitab itu darinya dan berangkat melanjutkan perjalanan.

Dikatakan; kitab itu ada tiga: yang pertama, berisi pesan-pesan di atas. Yang kedua memuat amalan-amalan haji –sebagaimana riwayat dari ‘Urwah. Yang ketiga, apa yang Nabi saw tulis kepada Abu Bakr, isinya bahwa beliau telah menggantikan dia dengan Ali, untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut pada saat musim haji dan pelaksanaan haji bagi mereka.

Di sana (Mekah di musim haji 9 hijriah), Ali membacakan surat Bara`ah sampai akhir. Diriwayatkan; atas perintah Rasulullah saw, Ali mengumandangkan azan di Mekah, Mina, Arafah dan masya’ir lainnya, bahwa telah lepas tanggung jawab Rasulullah saw dari setiap musyrik yang berhaji selepas tahun ini; atau yang tawaf mengitari Ka’bah dengan telanjang… –dan seterusnya.

Ketika Ali –mewakili Rasulullah saw- menyampaikan bara`ah (sikap berlepas diri) di Mekah, agar orang musyrik tidak memasuki al-Masjidul Haram sesudah tahun itu, Quraisy sangat cemas dan khawatir. Mereka berkata: “Habislah perniagaan kita dan bangkrutlah kita. Peranan kita menjadi kacau!”.

Kemudian turun wahyu kepada Rasulullah saw:

قُلْ إِنْ كانَ آباؤُكُمْ وَ أَبْناؤُكُمْ وَ إِخْوانُكُمْ وَ أَزْواجُكُمْ وَ عَشيرَتُكُمْ وَ أَمْوالٌ اقْتَرَفْتُمُوها وَ تِجارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسادَها وَ مَساكِنُ تَرْضَوْنَها أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللهِ وَ رَسُولِهِ وَ جِهادٍ في‏ سَبيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ وَ اللهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفاسِقينَ

Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu peroleh, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan (siksa)-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (at-Taubah 24)

Syaikh Mufid menyampaikan: Rasulullah saw berpesan kepada Ali untuk disampaikan kepada Abu Bakr, bahwa ia mempunyai pilihan; “Pergi bersama rombonganmu (Ali) atau pulang kepadaku.” Abu Bakr memilih untuk pulang.

Ketika bertemu Rasulullah saw, ia bertanya: “Wahai Rasulullah, Anda telah menunjuk saya untuk satu perkara yang orang-orang sangat mengharapkannya. Ketika aku menjalankannya, Anda kemudian menarik saya darinya! Ada apa denganku? Adakah sesuatu yang turun mengenai diriku?”

Beliau menjawab, “Tidak ada! Kecuali kebaikan (bagimu). Sesungguhnya tidak menyampaikan dariku kecuali aku sendiri atau seorang laki dariku, yaitu Ali.”

 

Referensi:

Ash-Shahih min Sirat al-Imam Ali/Sayed Murtadha Amili.