kisah Imam Muhammad Baqir as(1)

Makna Ridha

Suatu hari Jabir bin Abdullah Anshari menemui Imam Muhammad Baqir as di saat tua dan lemah.
Imam menanyakan kabar dia. Jabir berkata, “Saat ini saya dalam kondisi lebih mengenal tua daripada kemudaan, sakit daripada kesehatan dan kematian daripada hidup. Sementara Imam Baqir as berkata, “Bila Allah membuatku tua, aku meminta tua. Bila Allah membuatku muda, aku meminta muda. Bila Allah membuatku sakit, aku meminta sakit dan bila Allah membuatku sembuh, aku meminta kesehatan. Pada saat itu Jabir mencium wajah Imam beliau dan berkata, “Benar apa kata Rasulullah, “Hai Jabir! Umurmu akan panjang sampai engkau melihat salah satu putraku yang bernama Baqir dan pembelah ilmu. Sesungguhnya inilah makna ridha.”


Keutamaan Menuntut Ilmu

Imam Baqir as berkata, “Suatu hari seorang lelaki datang menemui Rasulullah Saw dan bertanya kepada beliau tentang hadir di majlisnya ulama lebih baik ataukah ikut acara mengiringi penguburan jenazah seorang muslim? Yang manakah yang lebih dicintai?”

Rasulullah Saw bersabda, “Bila sudah ada yang ikut mengiringi penguburan jenazah dan mengurusi pemakamannya, maka lebih baik engkau ikut dalam majlis ilmu. Karena hadir di majlis ilmu lebih utama dari ikut hadir dalam acara pemakanan seribu jenazah dan menjenguk seribu orang sakit dan berdiri untuk ibadah selama seribu malam dan bersedekah dalam seribu hari dan seribu ibadah haji. Tidakkah engkau tahu bahwa Allah akan ditaati melalui ilmu? Yakni orang bodoh tidak akan bisa beribadah kepada Allah dengan baik.”

Sebaik-Baiknya Masyarakat

Imam Baqir as mengenalkan masyarakat yang terbaik demikian; sebaik-baiknya masyarakat adalah orang yang mengenal Allah. Untuk itu mereka adalah orang yang paling ridha atas takdir ilahi.

Orang yang ridha atas takdir dan ketentuan Allah, maka Allah akan memberikan pahala yang banyak kepadanya. Tapi, orang yang tidak ridha akan ketentuan Allah, selain ketidakridhaannya tidak akan bisa menghalangi ketentuan Allah, pahalanya di sisi Allah juga akan hilang.