Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Keutamaan Ikhlas (4)

1 Pendapat 05.0 / 5

Lantas apa yang dimaksud dalam firman “maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku”? Apakah yang dimaksud adalah masuk ke dalam ke dalam kerumuman seluruh hamba Allah SWT yang raganya berada di satu tempat yang sama dan lazim disebut padang Mahsyar seperti yang disebutkan dalam beberapa firmanNya;

Pertama:

وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَداً.

“Dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.”?

Kedua;

ذَلِكَ يَوْمٌ مَّجْمُوعٌ لَّهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَّشْهُودٌ .

“Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk).”?

Bukankah semua manusia akan dimasukkan dan dikumpulkan di padang Mashyar dan tidak hanya mereka yang berjiwa tenang?

Dengan demikian maka maksud yang lebih bisa dimengerti ialah bahwa jiwa-jiwa yang tenang itu dipersilahkan masuk ke dalam golongan hamba-hamba yang “mukhlashin” dan  berada di tengah mereka.

Lantas apa yang dimaksud dengan firman “masuklah ke dalam syurga-Ku”?  Bukankah semua surga adalah milik Allah SWT? Lantas surga apakah itu sehingga dikaitkan langsung denganNya? Jawaban yang lebih layak ialah bahwa surga itu adalah “ridhwan” (keridhaanNya) atau surga perjumpaan denganNya dalam pengertian yang rasional, sebagaimana diisyaratkan dalam firmanNya;

وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللَّهِ أَكْبَرُ  ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ .

“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.”[1]

“Keridhaan” ini mengisyaratkan pada kenikmatan ruhani yang tak terbayangkan oleh manusia di dunia dan yang kenikmatannya mutlak berada di atas segala kenikmatan yang lain.

Ketiga:

لَهُم مَّا يَشَاؤُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ .

“Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya”[2]?

“Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki” tentunya ialah bahwa mereka menginginkan sesuatu yang sudah pernah dilihat dengan mata, atau didengar dengan telinga, atau terlintas dalam hati dan pikiran. Dengan demikian kalimat “pada sisi Kami ada tambahannya” merupakan keterangan global mengenai sesuatu yang belum pernah terlintas dalam benak manusia.

Penjelasan Rinci

Ayat-ayat yang telah disebutkan sebelumnya adalah kenikmatan jasmani yang dilengkapi dengan kenikmatan ruhani,dua kenikmatan yang juga diperoleh oleh manusia di dunia namun dalam bentuknya yang sangat terbatas. Adapun kenikmatan ruhani atau maknawi yang dimaksud ialah sebagai berikut;

Pertama, mereka dimuliakan. Orang yang menikmati sajian seperti aneka buah, santapan, dan minuman tanpa dibarengi penghormatan kepadanya jelas berbeda dengan orang yang menikmati semua itu namun dibarengi keadaan dimuliakan. Orang yang kedua jauh lebih mendapat kenikmatan.

Kedua, keberadaan di majelis sesama penghuni surga di atas tahta-tahta yang saling berhadapan. Kebahagiaan berada majelis demikian menghasilkan kenikmatan yang bahkan lebih besar daripada sajian yang tersedia dalam majelis.

Ketiga, mengetahui derita para penghuni neraka sehingga mereka semakin merasakan besarnya kenikmatan yang mereka dapat setelah terbandingkan dengan pedihnya azam yang menimpa para penghuni neraka.

(Bersambung)

CATATAN :

[1] QS. Al-Taubah [9]: 72.

[2] QS. Qaaf [50]: 35.