Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Merdeka Dalam Perpektif Islam

0 Pendapat 00.0 / 5

Menjadi manusia merdeka dari dominasi manusia yang lain adalah dambaan setiap orang di muka bumi ini. Manusia merdeka tidak berarti meninggalkan relasi dengan yang lain. Ia bisa bekerjasama, melakukan kolaborasi dalam hubungan sosial  yang sehat,  ia  bekerja pada yang lain, ia juga bergantung kepada atasan, anak  buah, perusahaan atau komunitas dalam hubungan yang fair, sehat dan profesional.  Sebagaimana ia juga berusaha menjadi sekrup yang memberikan manfaat kepada yang lain, yagn memberikan bantuan-bantuan, pelayanan dan hal-hal yang dibutuhkan oleh orang lain seraya menikmati kemerdekannya sebagai hamba Allah.

Salah satu elemen dari kemerdekaan adalah kebebasan. Bahkan mungkin antara kemerdekaan dan kebebasan seperti dua mata uang dari satu coin.  Kebebasan memiliki makna yang luas dan dalam. Sebagian orang menjadikan kebebasan sebagai bagian dari gaya hidup dan pandangan hidup (method of life) yaitu  individualisme atau liberalisme.

Metode kehidupan yang bebas juga tidak hanya dinikmati komunitas namun juga individu bisa menikmati kebebasan. Individu memiliki hak yang sama,  hak kesamaan, dan keadilan.Bagi individualisme masyarakat itu tidak ada, yang ada hanyalah individu saja. Dalam pandangan individualisme masyarakat  adalah  vacum, respective( i’tibari).  Ini bentuk kontradiksi dari kebebasan,  dari satu sisi ia mengapresiasi kesamaan (equality)  tapi dari sisi lain individualism ternyata identik dengan egoisme.

Elemen lain dari kemerdekaan adalah egaliter yaitu pandangan yang menilai semua memiliki hak yang sama. Semua memiliki kemampuan dan kualitas yang setara; semua memiliki kedudukan yang sama.

Sebagian memaknai kebebasan itu sebagai tujuan itu sendiri. Tidak boleh ada yang membatasi kebebasan  bahkan kebebasan itu bisa melampui keadilan. Tidak ada yang dapat membatasi kebebasan kecuali kebebasan itu sendiri.

Namun dalam kenyataan adalah mustahil memiliki kebebasan total. Individu dan masyarakat hanya memiliki kebebasan yang terbatas.  Karena itu menggaungkan  kebebasan mutlak adalah kebohongan besar (big lie). Turunan dari kebebasan adalah relativisme,  semua ide, aspirasi dan gagasan adalah sama dan relatif. Kebebasan memberikan ruang kepada nilai apapun dan nilai-nilai itu juga tergantung kepada situasi dan kondisi yang ada

Kebebasan memiliki dua sisi. Pertama kebebasan positif dan kedua kebebasan negatif. Positif karena kebebasan memberikan kekuatan dan semangat untuk memilih, melakukan tanpa tekanan, menghimpun segala energi yang terpendam.

Al-Quran  menawarkan kebebasan yang positif yaitu  kebebasan yang akan dicapai dalam level tertentu.

(Yaitu) orang-orang yang mengikuti  Rasul, Nabi yang ummi  yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka. Yang menyuruh mereka berbuat mungkar, dan yang menghalalkan segala  yang baik bagi mereka dan mengharamkan  segala yang buruk bagi mereka , dan membebaskan  beban-beban dan belenggu-belenggu  yang ada pada mereka

Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Frase      Dan yang membebaskan belenggu-belenggu yang mengikat mereka. Merupakan salah satu bagian dari misi Rasulullah yang sangat menarik untuk dibahas dan  didiskusikan.

Kebebasan, kemerdekaan yang ditawarkan Islam adalah kebebasan positif yaitu kebebasan sebagai buah dari pengendalian diri, yang membebaskan diri bahkan dari diri sendiri. Membebaskan diri dari tirani diri.  Karena itu juga dalam Nahjul Balaghah dikatakan, seorang hamba akan diperbudak oleh ketamakannya dan  apa yang sangat diinginkannya dan menjadi merdeka atas apa yang ia merasa qana’ah.  “Janganlah engkau menjadi budak dari siapapun sebab Allah telah menciptakanmu makhluk yang merdeka?”Atau dalam bahasa lain bahwa kesenangan itu adalah dengan meninggalkan kesenangan sehingga tidak perlu lagi kesenangan.

Kebebasan yang ditawarkan  islam adalah kebebasan dari dalam (inside -fredom). Hubungan manusia dengan tuhan secara vertikal, Rasul dan khalifah-khalifah Tuhan yang telah dipilih oleh-Nya di muka bumi. Manusia memiliki kebebasan dan wewenang sendiri dari dalam dirinya sendiri untuk mengendalikan keinginan-keinginan. Kebebasan  inside ingin menegaskan bahwa manusa itu bebas, merdeka dan tidak boleh menjadi hamba siapapun kecuali menjadi hamba Tuhan. Sementara kebebasan negatif yaitu bahwa tidak ada siapapun yang memaksakan kita untuk melakukan apa yang diinginkannya.

Kebebasan juga merupakan prasyarat (prerequsite) untuk kesempurnaan manusia. Dalam tindakan moral perilaku seorang individu dapat dikategorikan baik dan buruk jika dilakukan atas dasar ikhtiyarnya. Ikhtiyar adalah kebebasan untuk memilih antara yang baik dan buruk dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Ikhtiyar bersumber dari ilmu. Ilmu yang mendorong seseorang melakukan sesuatu dan meninggalkan sesuatu.  Semakin sempurna ilmunya maka semakin sempurna juga efeknya untuk mendorong. Sebab ilmu yang sempurna atau ilmu yang hakiki itu identik dengan keyakinan dan keyakinanlah yang menggerakan dan bukan sekedar pengetahuan mental (ilmu hushuli). Seorang individu akan semakin tergerak melakukan aktifitas jika meyakini hanya Dia yang ada dan Hanya Dia yang merupakan nilai tertinggi dan paling sempurna.