Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Amalan Bulan Muharram

0 Pendapat 00.0 / 5

Bulan ini adalah bulan yang agung dan penuh makna. Bulan untuk mengingat kembali perjuangan dan pengorbanan cucu Rasulullah tercinta, Imam Husein yang dibantai di Karbala. Inilah bulan menghidupkan kembali gelora api kecintaan kepada Imam Husein as. Bagi para imam, bulan Muharram ini menjadi panji kesedihan dan berduka cita. Imam Ridha as berkata, “Ketika bulan Muharam tiba, tidak seorangpun melihat ayahku tertawa. Hari-hari dilalui dengan sedih sampai hari kesepuluh. Ketika hari asyura tiba, kesedihan, duka dan tangis beliau memuncak, Hari ini adalah hari dibunuhnya Husain as.’

Sejarah memang mencatat pembantaian keji keluarga Rasulullah oleh penguasa zalim dan keji. Kejadian ini tak pelak menjadi noktah hitam kelam dalam sejarah Islam. Kejadian besar yang juga sudah diramalkan oleh Rasulullah saw, bahkan di saat kelahiran Imam Husein as.

Saat Sayidah Fatimah as. melahirkan, Rasulullah datang dan meminta Asma untuk memberikan Al Husein. Rasullah berkata, “berikan kepadaku putraku”. Asma menyerahkan Al Husain Kepada Rasulullah. Diletakkannya Al Husain di pangkuannya. dikumandangkan azan dan qamat di kedua telinga Al Husain. Saat itu, wajah Rasul terlihat bermuram durja. Rasul menangis. Jenggotnya basah oleh cucuran air mata. Asma bertanya “ya Rasul, mengapa engkau menangis? Bukankah ini hari kelahiran, hari semua orang bergembira?”

Dalam isak tangisnya Rasul menjawab, “Jibril baru saja memberitahuku bahwa putraku ini akan dibunuh oleh kelompok zalim. Wahai Asma, jangan beritahu Fathimah tentang ini karena ia baru saja melahirkan”.

Untuk mengenang peristiwa dahsyat yang terjadi di Bulan Muharam ini, ada beberapa amalan dan doa yang biasa dilakukan.

MALAM PERTAMA

Shalat,
Rasulllah saw bersabda, “Siapa saja yang pada malam ini melakukan shalat dua rakaat dan pagi harinya berpuasa, pahalanya seperti orang yang berbuat kebaikan sepanjang tahun, dijaga keamanannya dari tahun ini sampai tahun berikutnya dan jika dia mati sebelum itu, maka akan masuk surga.

Sayid Ibnu Thawus menyebutkan beberapa shalat untuk malam ini:

Shalat seratus rakaat, setiap rakaat membaca surah al-Fatihah dan surah al-Ikhlas.
Shalat dua rakaat, rakaat pertama membaca surah al-Fatihah dan al-An’am dan rakaat kedua membaca surah al-Fatihah dan Yasin.
Shalat dua rakaat, setiap rakaat membaca surah al-Fatihah dan al-Ikhlas sebelas kali.
Dinukil dari Imam Ali Ridho as, bahwasanya Rasulullah saw pada hari pertama bulan Muharam melakukan shalat dua rakaat dan membaca doa berikut ini tiga kali setelah shalat:

اَللّـهُمَّ اَنْتَ الاِْلهُ الْقَديمُ وَهذِهِ سَنَةُ جَديدَةُ فَاَسْئَلُكَ فيهَا الْعِصْمَةَ مِنَ الشَّيْطانِ وَالْقُوَّةَ عَلى هذِهِ النَّفْسِ الاَْمّارَةِ بِالسّوءِ وَالاِْشْتِغالَ بِما يُقَرِّبُنى اِلَيْكَ يا كَريمُ يا ذَا الْجَلالِ وَالاِْكْرامِ يا عِمادَ مَنْ لا عِمادَ لَهُ يا ذَخيرَةَ مَنْ لا ذَخيرَةَ لَهُ يا حِرْزَ مَنْ لا حِرْزَ لَهُ يا غِياثَ مَنْ لا غِياثَ لَهُ يا سَنَدَ مَنْ لا سَنَدَ لَهُ يا كَنْزَ مَنْ لا كَنْزَ لَهُ يا حَسَنَ الْبَلاءِ يا عَظيمِ الرَّجاءِ يا عِزَّ الضُّعَفآءِ يا مُنْقِذَ الْغَرْقى يا مُنْجِىَ الْهَلْكى يا مُنْعِمُ يا مُجْمِلُ يا مُفْضِلُ يا مُحْسِنُ اَنْتَ الَّذى سَجَدَ لَكَ سَوادُ اللَّيْلِ وَنُورُ النَّهارِ وَضَوْءُ الْقَمَرِ وَشُعاعُ الشَّمْسِ وَدَوِىُّ الْمآءِ وَحَفيفُ الشَّجَرِ يا اَللهُ لا شَريكَ لَكَ اَللّـهُمَّ اجْعَلْنا خَيْراً مِمّا يَظُنُّونَ وَاغْفِرْ لَنا ما لا يَعْمَلُونَ وَلا تُؤاخِذْنا بِما يَقُولُونَ حِسْبِىَ اللهُ لا اِلـهَ اِلاّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظيمِ آمَنّا بِهِ كلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنا وَما يَذَّكَّرُ اِلاّ اُولُوا الاَْلْبابِ رَبَّنا لا تُزِغْ قُلُوبَنا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنا وَهَبْ لَنا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهّابُ

Ya Allah, Tuhan Yang Mahakadim, inilah tahun baru, aku memohon suaka-Mu dari kejahatan setan, kekuatan untuk menahan hawa nafsu yang menyeretku kepada kejelekan, sibuk dengan aktivitas yang mendekatkan diriku kepada-Mu. Wahai Zat Yang Maha Pemurah dan Pemilik kemuliaan. Wahai Sandaran orang yang tidak memiliki sandaran. Wahai Simpanan orang yang tidak memiliki simpanan, wahai Pelindung orang yang tidak memiliki perlindungan. Wahai Penolong orang yang tidak memiliki penolong, wahai Pegangan orang yang tidak memiliki pegangan. Wahai Permata orang yang tidak memiliki permata. Wahai Zat yang baik ujiannya. Wahai Zat yang besar harapannya. Wahai Zat Pemulia orang-orang lemah. Wahai Penyelamat orang yang tenggelam. Wahai Penyelamat orang-orang yang celaka. Wahai Pemberi karunia. Wahai Zat Yang Mahaindah, Pemurah dan Baik. Engkau adalah Zat yang memunculkan gelapnya malam, gemerlapnya siang, cahaya bulan, sinar matahari, suara air dan suara pohon yang bersujud kepadamu. Ya Allah tiada sekutu bagimu!

Ya Allah jagalah kami dari prasangka mereka, ampunilah kami dari apa-apa yang mereka tidak ketahui dan jangan siksa kami karena ucapan mereka. Cukuplah bagiku Allah yang tiada tuhan selain-Nya, kepada-Nya kami bertawakal, Dialah Tuhan Arsy Yang Agung. Kami beriman kepada semua yang datang dari Tuhan kami. Tidak ingat kepada-Nya, kecuali orang-orang yang berakal. Ya Allah, jangan sesatkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk. Anugerahkanlah rahmat-Mu kepada kami, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.

HARI PERTAMA

Berpuasa. Dalam riwayat Rayyan bin Syabib, Imam Ali Ridha as berkata,”Siapa saja berpuasa pada hari ini dan berdoa kepada Allah, maka dia akan mendapati doanya seperti diterimanya doa Nabi Zakaria as.”

Syekh Thusi berkata,”Disunahkan berpuasa sembilan hari dari awal Muharam, namun pada hari kesepuluh harus imsak (tidak makan / minum) sampai waktu shalat asar, lalu menelan sedikit turbah Imam Husain as.” Sayid Ibnu Thawus berkata bahwa berpuasa sebulan penuh memiliki keutamaan, orang yang berpuasa akan dijaga dari setiap kejelekan.”

HARI KETIGA

Adalah hari dibebaskannya Nabi Yusuf as dari penjara. Sesiapa yang berpuasa pada hari ini, Allah Swt akan mempermudah urusannya dan menghilangkan kesedihannya. Dalam hadis Nabi saw disebutkan bahwa doa-doanya dikabulkan.

HARI KESEMBILAN

Hari kesembilan atau disebut dengan hari Tasu’a. Imam Ja’far Shadiq as berkata,”Hari Tasu’a adalah hari dimana Imam Husain as dan sahabat-sahabat beliau dikepung di karbala. Pasukan Syam berkumpul untuk memerangi beliau. Anak Marjanah dan Umar bin Saad bersuka ria bersama pasukan Syam yang kuat untuk menghadapi Imam Husain as dan sahabatnya. Mereka yakin bahwa tidak akan ada penolong Imam Husain as dan penduduk Iraq tidak akan membantunya. Oh… Ayahku yang lemah dan terasing.”