Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Belajar matematika keadilan bersama Imam Ali bi Abi Thalib as

1 Pendapat 05.0 / 5

Ibnu Abdul Barr meriwayatkan dengan sanadnya dari Zar bin Hubaisy. Ia berkata, “Dua orang duduk bersama untuk makan siang, dimana salah satunya membawa lima potong roti dan yang lainnya membawa tiga potong roti. Mana kala kedua-duanya telah meletakkan makanan di depan, tiba-tiba seseorang lewat di hadapan mereka dan mengucapkan salam, maka meraka berkata, ‘Duduklah untuk makan!’lalu orang itu duduk dan makan bersama mereka.

“Mereka memakan delapan potong roti itu secara sama rata. Setelah itu, orang itu bangkit dan meninggalkan delapan dirham untuk mereka berdua dan berkata, ‘Ambillah uang ini sebagai ganti dari makanan kalian yang telah aku makan.’ Namun mereka bertikai hingga pemilik lima roti berkata, ‘Lima dirham adalah milikku dan tiga dirham lagi milikmu.’ Sedangkan pemilik tiga roti membalas, ‘aku tidak rela kecuali semua dirham ini dibagi rata (separuh-separuh).’

Lantas mereka mengadukan masalah kepada Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as. mereka mulai menceritakan kejadian kepada beliau, maka beliau berkata kepada pemilik tiga roti, ‘Temanmu ini telah menyuguhkan apa yang telah dia suguhkan dan rotinya lebih banyak dari rotimu. Jadi terimalah tiga dirham itu dengan rela!’ namun dia menolak ‘tidak. Demi Allah! Aku tidak rela kecuali dengan seadil-adilnya.’

“Maka Ali as. berkata, ‘Dalam hitungan seadil-adilnya, sebenarnya kamu tidak berhak kecuali satu dirham saja. Sedangkan dia berhak tujuh dirham.’ Spontan orang kedua menanggapi. ‘Maha suci Allah, hai Amirul Mikminin, dia telah mengusulkan kepadaku tiga dirham kepadaku, tapi aku tidak rela, lalu engkau memintaku untuk menerimanya, tapi aku tetap tidak rela, dan kini engkau katakan kepadaku bahwa dalam hitungan seadil-adilnya, aku tidak berhak kecuali satu dirham saja?!’

“Maka Ali as. menjawab, ‘Temanmu telah mengajukan tiga dirham kepadamu sebagai jalur damai, tapi kamu berkata, ‘aku tidak rela kecuali dengan hitungan seadil-adilnya.’ Namun kamu sebenarnya tidak berhak dalam hitungan seadil-adilnya kecuali satu.’ Orang itu mendesak, ‘kalau begitu, berikan kepadaku penjelasan hitungan seadil-adilnya hingga aku mengerti.’ Maka Ali as. berkata, ‘Bukankah delapan roti itu adalah dua puluh empat pertiga yang telah kalian makan, sedangkan kalian ini tiga orang dan tidak diketahui mana diantara kalian yang lebih banyak atau yang lebih sedikit makannya, lalu kalian menganggap kalian semua makan secara rata.’

Orang itu berkata, ‘betul.’

Ali as. melanjutkan, ‘Dan kamu makan tiga sepertiga, padahal kamu hanya memiliki sembilan sepertiga, dan temanmu makan delapan sepertiga; dia memiliki lima belas sepertiga dan memakan delapan darinya hingga tersisa tujuh lalu dia makan satu dari sembilan sepertiga milikmu. Jadi kamu berhak satu dirham karena satu sepertiga milikmu itu, dan tujuh sepertiga miliknya.’ Maka orang itu berkata kepada beliau, ‘sekarang aku rela.’”.