Awas, Jangan Gagal Paham Tentang Nabi saw!

Barangkali setelah makrifatullah (mengenal Allah alias tauhid), makrifatunnubuwwah (mengenal kenabian) menempati posisi kedua urgensinya dalam akidah dan pemahaman keislaman seseorang. Sebab, bukan tidak mungkin kesalahan dan kecacatan pemahaman tentang Nabi saw akan berdampak pada kesalahan pehamanan tentang Allah Swt.

Oleh karena itu, musuh-musuh Islam melakukan investasi besar-besaran untuk merusak citra baik dan positif Nabi Muhammad saw. Berapa banyak buku mereka terbitkan untuk menyudutkan Rasulullah saw? Berapa banyak karikatur mereka bikin untuk merendahkan Nabi saw? Berapa banyak orasi dan pidato mereka sampaikan untuk memojokkan Baginda Nabi saw? Dan akhir-akhir ini berapa banyak orang-orang Islam sendiri yang mereka perdaya—atas nama melaksanakan ajaran Nabi Muhammad saw secara kaffah dan benar—untuk menampilkan aspek kekerasan keseraman ajaran Islam.

Peperangan dan perselisihan yang terjadi di dunia Islam dan yang menyebabkan berjatuhnya banyak korban dari umat Nabi Muhammad saw tentu yang diuntungkan adalah musuh-musuh Islam dan kaum munafikin. Dunia Islammempunyai 1001 alasan untuk bersatu dan berpadu, dan salah satu alasan persatuan dan ukhuwah islamiyyah di antara umat Islam dimanapun mereka berada adalah bahwa mereka dipersatukan oleh sosok agung Nabi Muhammad saw sebagai Khatamul Anbiya dan syariatnya sebagai syariat penyempurna sehingga tidak perlu ada ajaran baru lagi.

Mengapa umat yang berada dalam satu panji dan satu bendera tauhid “lailaha illallah” dan sama-sama mengagungkan Rasulullah saw dan meyakini bahwa beliau sebagai utusannya justru saling sikut, saling cakar, saling curiga, dan sebagian menyesatkan dan mengkafirkan saudaranya?

Ya, hari ini menjadi penting bagi kita untuk memperbaharui dan meningkatkan kualitas pengetahuan kita tentang Nabi saw dengan memanfaatkan momentum bulan Maulid. Di bulan yang berkah ini marilah kita manfaatkan supaya kita lebih baik dan lebih benar lagi mengenal sosok yang dijadikan uswah hasanah bagi kita, yaitu Kanjeng Nabi saw.

Pada perayaan bulan Maulid yang diadakan di pelbagai tempat hendaklah bukan hanya kisah dan dongeng tentang Rasulullah saw yang disampaikan tapi lebih daripada itu hendaklah penceramah dan mubalig menekankan tentang sirah Rasululah saw. Sebab, antara sirah dan sairah itu berbeda.  Karena sirah bermakna gaya jalan Rasulullah; yakni gaya hidup beliau yang perlu kita teladani, sedangkan sairah perjalanan; sekadar penukilan sejarah kehidupan Rasulullah saw.

Kita perlu baca dan cermati serta analisa sirah Rasulullah saw bersama para sahabatnya—radhiyallah ‘anhum. Kita perlu baca dan cermati serta analisa sirah Rasulullah saw bersama keluarganya. Kita perlu baca dan cermati serta analisa sirah Rasulullah saw saat memimpin umat, utamanya bagaimana manajemen kepemimpinan Nabi saw. Dan kita perlu baca dan cermati serta analisa sirah Rasulullah saw bahkan bersama musuh-musuhnya.

Sahabat-sahabat mulia Rasul saw merasakan keberkahan dan kebaikan dari kehadiran beliau. Rasul saw berusaha menghormati seluruh sahabatnya tanpa membeda-bedakan. Lalu bagaimana mungkin seorang yang mengaku sebagai umat Nabi saw tapi kehadirannya menjadi sumbu dan sumber pemecah belah umat? Bagaimana mungkin seseorang yang mengaku memahami ajaran suci Nabi saw tapi tidak tersentuh hatinya melihat kaum Muslim saling bertikai dan bermusuhan.

Ingatlah bahwa sesuatu yang paling dikhawatirkan oleh Nabi saw atas umatnya bukan kefakiran dan kemiskinan karena nyatanya negara-negara Islam kaya sumber bumi dan gas/minyak tapi yang dicemaskan oleh Nabi saw ialah:

 

ما الفقرَ أخْشَى عليكُمْ ولكنِّي أخشى أن تُبْسَطَ الدّنْيا عليكُمْ”

كما بسطت على من كان قبلكم فتنافسوها كما تنافسوها وتهلككم كما أهلكتهم

Aku tidak mengkahwatirkan kefakiran yang menyerang kalian namun yang paling aku khawatirkan ialah bila dunia kalian kuasai sebagaimana dikuasai oleh orang-orang sebelum kalian lalu kalian saling berebut untuk mendapatkannya sebagaimana sebelum kalian mereka juga berebut. Kemudian dunia menggilas kalian sebagaimana ia telah menghancurkan mereka.

Ya, sungguh benar apa yang disabdakan Nabi saw tersebut. Ekonomi Muslim mundur karena sesama Muslim tidak saling menguatkan ekonominya. Barangkali cinta dunia yang menyebabkan kelemahan umat Islam. Islam tidak melarang kita bekerja dan menguatkan ekonomi tapi yang dilarang keras adalah memonopoli kekayaan dan mendapatkan kekayaan dengan cara-cara haram serta tidak menunaikan hak pada harta kita (zakat, infak dll).

Dan sudah pasti dipertanyakan keberagamaan seseorang bila ia mendapati dua orang seagama dan seiman bertengkar lalu ia diam dan suka terhadap pertengkaran tersebut. Sebab, nabi saw bersabda:

إياكم وسوء ذات البين إنها الحالقة، قال: لا أقول: حالقة الشعر، ولكن أقول: حالقة الدين

Hati-hati jangan sampai kalian terlibat dalam memutuskan silaturahmi di antara dua orang karena hal itu memangkas. Aku tidak katakan memangkas rambut tapi itu memangkas agama.

Inilah inti ajaran Kangjeng Nabi saw yang menekankah kasih sayang dan cinta, sesama saudara seagama dan bahkan kepada non-Muslim pun Islam mengajarkan kebaikan selama mereka tidak menggangu.

Bulan maulid adalah bulan rahmat dan bulan cinta serta bulan kelahiran sang pencinta, Nabi Muhammad saw. Beliau adalah habibullah karena perjalannya menuju Allah dengan cinta dan perjalanan hidupnya di tengan umat manusia pun dilakukan dengan cinta.

Akhrinya, Ya Allah, berilah kami makrifat yang baik dan benar tentang Nabi-Mu karena pengetahuan yang baik dan benar tentang Nabi-Mu berpengaruh dalam pengetahuan tentang-Mu dan kebaikan dan kesempurnaan dalam beragama kami. Allahumma arinal haqqa haqqn warzuqna ittiba’ah.

Wallahu a’lam bi shawab.