Yahudi, dari Kerajaan ke Pembuangan

Sesudah nabi Musa as, Yusya bin Nun menggantikan beliau sebagai pemimpin umatnya, dan ia menaklukkan negeri Kanan. Sepeninggal Yusya muncul pemuka-pemuka yang bukan sebagai para nabi atau raja, tetapi sebagai para hakim dan mereka memerintah bani Israil. Hakim atau pemerintah yang terakhir dari mereka adalah Samuel.

Ia didesak terus oleh bani Israil agar ia menentukan seorang raja bagi mereka. Dipilihlah untuk mereka seorang raja muda sebagai hakim yang wajib ditaati. Di dalam “Perjanjian Lama” (kitab Samuel 1) ia disebut Saul (raja pertama Israel dari Benyamin). Di dalam Alquran disebut Thâlût:
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوْتَ مَلِكًا قَالُوْا أَنَّى يَكُوْنُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَ نَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَ لَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِّنَ الْمَالِ قَالَ إِنَّ اللهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَ زَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَ الْجِسْمِ وَ اللهُ يُؤْتِيْ مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَ اللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Nabi mereka berkata kepada mereka, Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thâlût menjadi rajamu. Mereka menjawab, Bagaimana mungkin Thâlût memerintah kami, sedangkan kami lebih berhak untuk mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedangkan ia tidak diberi kekayaan yang melimpah? Nabi mereka berkata, Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya keluasan ilmu dan tubuh yang perkasa. Dan Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. (QS: al-Baqarah 124)

Terbentuknya Kerajaan-kerajaan
Pemilihan tersebut berbuntut peperangan yang sengit antara bani Israil dan orang-orang Palestina. Goliat (dalam Alquran disebut Jâlut) terbunuh dan pasukannya kalah di tangan nabi Daud as.
فَهَزَمُوْهُم بِإِذْنِ اللهِ وَ قَتَلَ دَاوُوْدُ جَالُوْتَ وَ آتَاهُ اللهُ الْمُلْكَ وَ الْحِكْمَةَ وَ عَلَّمَهُ مِمَّا يَشَاءُ وَ لَوْلاَ دَفْعُ اللهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَّفَسَدَتِ الْأَرْضُ وَ لَكِنَّ اللهَ ذُوْ فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِيْنَ
Mereka (bala tentara Thâlût) berhasil mengalahkan bala tentara Jâlût dengan izin Allah, dan (dalam peperangan itu) Dawud berhasil membunuh Jâlût. Kemudian Allah menganugrahkan kerajaan dan hikmah kepada Dawud, dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya bumi ini akan hancur berantakan. Tetapi, Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. (QS: al-Baqarah 249)
Daud seorang ahli doa dan munajat sekaligus ksatria, kemudian menggantikan Thâlût. Kota Jerusalem ditaklukkannya, lalu menjadi ibukota kerajaannya dan disebut dengan Kota Daud. Sesudah beliau, putranya, Sulaiman, menggantikannya. Ia mencapai puncak kejayaan dan membangun sebuah mabad agung (tempat peribadatan) di Jerusalem, yang dikenal dengan Haikal Sulaiman (dalam bahasa Arab, Haikal artinya bangunan yang tinggi).
Mabad ini lama kemudian jatuh di tangan kaum Kristen, kemudian di tangan muslimin. Mereka membangun sebuah masjid besar yang disebut dengan Masjid Umar, didirikan di atasnya Kubah yang disebut dengan Qubbah ash-Shakhrah (Shakrah artinya batu; Pierced Stone), lalu disepuh emas setelah itu. Di sebelahnya dibangun masjid kecil dengan kubah biru, yang dikenal dengan Masjid al-Aqsha. Mabad tersebut dihancurkan oleh Nebukadnezar (Nebuchanezzar 587 SM). Lalu dibangun kembali. Kemudian diruntuhkan oleh Titus Romawi (70 M).
Ketika nabi Sulaiman wafat, putranya bernama Rehabeam (Rehoboam) memegang pemerintahan. Ia membuat suku-suku bani Israil membangkang terhadap perintahnya, kecuali keturunan Yehuda dan Benyamin di kerajaan kecil Yehuda (nama seorang putra Yaqub as). Dari kerajaan inilah nama Yahudi diambil. Sedangkan anak keturunan sepuluh putra Yaqub lainnya mendirikan kerajaan Israel di bagian utara Palestina, dipimpin oleh Yerobeam bin Nebat (salah seorang wakil nabi Sulaiman).

Pembuangan ke Babilonia
Pembagian wilayah-wilayah tersebut membawa kelemahan bani Israil, para raja Yehuda dan Israel gemar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat dan menyebarnya pemujaan berhala.
Kerajaan Israel lalu mendapat serangan dari orang-orang Asiria (salah satu kelompok etnoreligius asli Timur Tengah) yang memerintah Irak Utara dan Suriah dengan ibukota Nainawa. Akibat serangan ini banyak Yahudi dalam jumlah besar- yang mengungsi. Kemudian kerajaan Yehuda juga diserang oleh Nebukadnezar raja Babilonia, dan banyak yang terbunuh dan yang terbuang ke Babilonia. Mereka menetap di sana dalam masa yang lama.
Pengungsian warga Israel dan Yehuda itu menyebabkan mereka terpencar di Timur Tengah dan negeri-negeri lainnya. Peristiwa yang dikenal dengan Pembuangan ke Babilonia, ialah bahwa sebagian orang Israel yang selamat dari tangan Asiria jatuh dalam tawanan orang-orang Babilonia, terbawa bersama sebagian orang Yehuda yang mengungsi ke Babilonia. Di masa selama pengungsian ini, kaum Yahudi terbentuk dalam perangai-perangai kaum musyrik.

Referensi:
Durus fi al-Adyan/Markaz Nun