Siapa Idola Anda Hari ini? (Bag 1)

Kita masih bersama Rasulullah saw di bulan kelahiran beliau. Pada bulan yang mulia ini kita akan terus berusaha mengenal Rasulullah saw lebih dalam. Karena modal yang dapat kita banggakan kelak dihadapan Allah adalah kecintaan kepada beliau dan keluarganya.

Kali ini kita akan berbicara tentang idola terbaik sepanjang masa. Idola para nabi dari Adam samap Isa. Jika masih ada seorang muslim yang meng-idolakan selain Muhammad saw, maka dia belum mengenal siapa nabinya.

Suatu hari ada seorang Yahudi yang datang kepada Imam Ali bin Abi tholib. Dia berkata, “Coba gambarkan kepadaku mengenai keagungan Muhammad !”

Imam menjawabnya dengan pertanyaan, “Mampukah kau menghitung nikmat Allah di dunia ini?”

Dia menjawab, “Mustahil seorang dapat menghitung kenikmatan dunia yang begitu luas.”

Kemudian Imam melanjutkan, “Jika kenikmatan dunia saja tidak bisa di hitung sementara kenikmatan ini kecil di mata Allah

قُلْ مَتَاعُ الدَّنْيَا قَلِيلٌ -٧٧-

Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanya sedikit..”
(An-Nisa’ 77)

Apa yang mampu aku sebutkan mengenai keagungan Baginda Rasulullah saw sementara Allah berfirman,

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ -٤-

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur (agung).”
(Al-Qalam 4)

Dalam ayat ini Allah memberikan penghargaan kepada Rasulullah karena budi pekertinya yang agung. Jika kenikmatan dunia itu kecil dimata Allah dan kita tidak dapat menghitungnya, bagaimana kita akan menjangkau sesuatu yang agung di mata Allah swt?

Allah swt memakai kata Al-Khulq yang memiliki arti perangai. Kata Al-Khulq diambil dari kata Al-Kholq yang artinya adalah ciptaan. Pilihan kata ini menandakan bahwa seluruh perangai indah telah mendarah daging pada diri Nabi Muhammad saw. Semua perbuatan indah yang keluar darinya bukan karena paksaan ataupun dibuat-buat. Keindahan telah menjadi watak yang menyatu pada diri Rasulullah saw.

Dalam ayat ini Allah juga mengawali pujian kepada Rasulullah itu dengan penekanan menggunakan inna dan la. “Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti luhur”. Penekanan itu menunjukkan betapa agungnya perangai beliau. Kita juga akan menemukan bahwa Allah tidak menyebut Rasulullah saw memiliki perangai yang indah. Akan tetapi Allah menggunakan kata ala yang menunjukkan bahwa Rasulullah telah menguasai seluruh keindahan budi pekerti. Jika kita bertanya apa itu budi pekerti, maka itulah Rasulullah saw. Keduanya tak dapat dipisahkan.

Rasulullah tidak pernah memaksa dirinya untuk menampakkan hal mulia. Semua keindahan itu muncul karena tidak ada dalam diri beliau kecuali keindahan. Saat beliau bersabar ketika diganggu, kesabaran itu bukanlah paksaan terhadap dirinya. Saat bersedekah, beliau tidak memaksa dirinya untuk bersedekah. Semua itu keluar karena watak kebaikan telah tertanam pada diri Muhammad saw. Kita tau bahwa para nabi memiliki akhlak dan budi pekerti yang tinggi. Namun semua akhlak para nabi itu terkumpul pada diri Nabi Muhammad saw

Melihat kemuliaan yang dimiliki Rasulullah saw, Abu tholib paman beliau pernah berkomentar bahwa tidak ada satu pun pemuda yang sebanding dengan Muhammad saw. Kemuliaan orang-orang mulia berada dibawah kemuliaan keponakannya ini.

 

      Kalimat Adzim (Agung) dalam Al-Qur’an
Jika Yang Maha Agung telah memuji hamba-Nya dengan sifat agung, lantas siapa yang mampu menjangkau keagungan hamba ini?

Kalimat Adzim di dalam Al-Qur’an digunakan untuk hal-hal yang penting dan besar. Allah pernah mensifati Arsy-Nya dengan sifat agung.

وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ -١٢٩-

“Dia adalah Tuhan yang Memiliki Arasy (singgasana) yang agung.”
(At-Taubah 129)

Melihat pentingnya Al-Qur’an, Allah juga mensifatinya dengan sifat agung.

وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ -٨٧-

“Dan al-Quran yang agung.”
(Al-Hijr 87)

Dan begitu juga pada kekasih Allah, Muhammad saw. Begitu pentingnya ciptaan ini sehingga Allah memberikan sifat Agung padanya.

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ -٤-

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur (agung).”
(Al-Qalam 4)

Semua yang berkaitan dengan Rasulullah harus Adzim. Saat kita berbicara tentang kemuliaan yang dimilik seseorang atau belum dimiliki siapapun, Rasulullah saw selalu berada di tingkat teratas.

Berbicara tentang kesabaran, kita mendengar Nabi Ayyub as yang sabar menanggung derita hidup. Ternyata, Rasulullah memiliki kesabaran yang tidak dimiliki oleh siapapun. Beliau adalah manusia paling penyabar.

Berbicara tentang kedermawanan, siapa yang lebih dermawan dari Rasulullah saw?
Berbicara tentang keberanian, siapakah yang lebih pemberani dari beliau?
Berbicara tentang ibadah, siapa yang lebih beribadah kepada Allah melebihi Muhammad saw?

Bebicara tentang kemuliaan apapun, selalu yang mencapai puncak adalah Muhammad saw dan tidak ada seorang pun yang dapat mengunggulinya.

Imam Ja’far Shodiq pernah berkomentar tentang datuknya, Rasulullah saw.

“SUNGGUH ALLAH AZZA WA JALLA TELAH MENDIDIK NABI-NYA DAN ITULAH SEBAIK-BAIK DIDIKAN. DAN KETIKA TELAH SEMPURNA DIDIKAN ITU, ALLAH BERFIRMAN, “DAN SESUNGGUHNYA ENGKAU BENAR-BENAR, BERBUDI PEKERTI YANG LUHUR (AGUNG).”

Rasul sendiri pernah bersabda,

“TUHANKU MENDIDIKKU DAN ITULAH SEBAIK-BAIK DIDIKAN”

Setelah Rasulullah saw di didik oleh Allah swt hingga sempurna, barulah Allah memujinya dengan keagungan. Setelah itu Allah melantiknya sebagai suri tauladan yang sempurna bagi siapa yang ingin berjalan menuju kepada Allah swt.

Fakhrur Rozi dalam tafsirnya pernah berkomentar bahwa sebelum Allah memuji akhlak nabinya, Allah memberinya ilmu yang agung.

وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ وَكَانَ فَضْلُ اللّهِ عَلَيْكَ عَظِيماً -١١٣-

“Dan telah Mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar.”
(An-Nisa’ 113)

Setelah memiliki ilmu yang agung. Beliau juga telah menguasai perangai yang agung. Kemudian Fakhrur Rozi melanjutkan,

”Tidak ada lagi yang tertinggal bagi manusia setelah memiliki dua kemuliaan ini”

Tidak ada lagi kekurangan bagi seorang yang telah memiliki ilmu dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan. Berapa banyak seorang yang memiliki ilmu yang tinggi namun dia tidak ber perangai yang indah sesuai dengan ilmunya.

Rasulullah saw adalah suri tauladan terbaik, bagaimana beliau hidup bersama keluarganya?

Bagaimana akhlak beliau bersama para sahabatnya?

Bagaimana perangai yang beliau miliki sehingga Sang Maha Agung memberikan sifat keagungan kepada beliau?

Simak kelanjutannya di, Siapa Idola Anda Hari ini? (Bag 2)