Jangan Terlena dengan Banyaknya Amal !

Allah swt berfirman,

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS.Al-Baqarah:127)

Ayat ini menceritakan doa Nabi Ibrahim as. Ketika beliau bersama Ismail putranya telah melakukan perbuatan yang sangat agung yaitu membangun rumah Allah atas perintah-Nya.

Kita tahu bahwa perbuatan ini adalah amalan yang begitu agung dimata Allah, tapi lihatlah, Nabi Ibrahim masih mengakhiri amalan itu dengan doanya.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Ayat ini memberi pelajaran berharga agar kita tidak terlena dan tertipu dengan banyaknya amal sehingga kita merasa bangga dengan amalan tersebut. Lihatlah sosok nabi yang mulia dengan putranya membangun rumah Allah, tapi masih memohon agar amalnya diterima.

Orang mukmin tidak pernah sombong dan bangga dengan amalnya, karena nilai sebuah perbuatan bukan dilihat dari banyaknya, tapi dinilai dari diterima atau tidaknya perbuatan itu oleh Allah swt.

Fenomena ini mengingatkan kita pula dengan ibu Maryam, istri Imran.

Allah menceritakan ibu Maryam ketika bernadzar untuk kehamilannya. Allah berfirman,

إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS.Ali ‘Imran:35)

Yang aneh dari dua kisah ini, didalamnya ada doa Nabi Ibrahim dan doa ibu Maryam,  dan pada akhirnya selalu di akhiri dengan

إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Artinya Engkau Maha Mendengar doa kami ya Allah. Engkau Maha Mengetahui niat dan tujuan kami. Karena syarat diterimanya amal perbuatan apabila dilandasi dengan niat yang tulus dan ikhlas karena Allah.

Karena itu dalam ayat lainnya Allah berfirman,

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.” (QS.Al-Ma’idah:27)

Hal ini memberikan pelajaran dahsyat bahwa apapun yang telah kita lakukan jangan pernah terlena dan merasa cukup. Dan mohonlah selalu agar perbuatan kita diterima. Karena perbuatan itu akan bernilai saat amalan itu diterima oleh Allah swt.

Semoga bermanfaat…