Relasi antara Doa dan Ibadah

Hubungan antara doa dan ibadah menurut istilah ilmu mantik (ilmu logika) adalah umum khusu min wajh; yaitu sebagian doa bukanlah ibadah, seperti hal kita satu sama lain saling mengundang, memanggil, memohon, atau satu sama lain saling bertanya bahkan memanggil Nabi Saw, Imam, Para wali dengan cara   seperti ni adalah doa, namun bukanlah ibadah.

Mengenai syafaat dan tawasul, kita memanggil Nabi Saw bahkan kita mendesak dan memohon pertolongan Padanya, tetapi tidak meyakininya sebagai rabb, dan yang dapat memberikan pengaruh secara mandiri adalah Malik dan Ilah, oleh karena itu kita tidak beribadah padanya.

Ada juga beberapa ibadah yang didalamnya tidak ada doa; seperti menunaikan zakat dan khumus adalah ibadah, yaitu harus ada niat untuk mendekatkan diri pada Allah, namun tidak terdapat doa di dalamnya. Sujud adalah ibadah walaupun tidak mengatakan sesuatu apapun, tersungkur sujud untuk Allah atas dasar keyakinan akan rububiyah dan uluhiyah merupakan ibadah. Akan tetapi setiap sujud bukanlah ibadah; seperti sujudnya para malaikat dihadapan Nabi Adam as bukanlah ibadah, karena kalau ibadah berdasarkan ayat …..fasajaduu illa iblis... harus kita kitakan bahwa seluruh malaikat kecuali iblis adalah musyrik.

Sujudnya Nabi Ya’kub as, istri dan anak-anaknya pada nabi Yusuf as bukanlah ibadah, dan kalau tidak demikian harus dikatakan (na’udzubillah) mereka semua adalah musyrik. Jelaslah bahwa Nabi Ya’kub as tidak beribadah selain pada Allah Swt. Oleh karena itu, setiap sujud bukanlah ibadah, dan hanya dengan keyakinan bahwa Dia adalah Ilah dan bersujud untuknya maka adalah ibadah.

Kadangkala sebuah perbuatan pun adalah ibadah dan doa seperti shalat adalah doa dan juga ibadah. Atau seperti sujud yang dibarengi dengan doa, juga seperti doa yang dipanjatkan oelh seseorang pada Allah Swt.

Pembahasan ini, dimana dalam “la tad’u” doa dalam makna yang khusus adalah sesuatu yang dilarang, ada juga bukti dan dalil yang seperti beberapa ayat yang kita baca yang juga mencakup penghinaan terhadap orang-orang musyrik, dalam kebanyakan ayat tersebut terdapat beberapa bentuk kata yang berbeda yang berasal dari kata (doa dan da’wat), apabila kita memperhatikan pada ayat-ayat ini kita akan mendapatkan bahwa yang dimaksud adalah doa dalam makna khusus.

Pada seluruh ayat ini da’wat (panggilan) yang dilarang dan dicela yaitu doa dalam makna ibadah yang dibarengi dengan rasa rendah diri dan khudu’ dihadapan sesuatu selain Allah Swt.