Kelahiran Suci Imam Baqir, Penghias Rajab

Hari pertama bulan Rajab dihiasi kelahiran Imam Kelima Muslim Syiah, Imam Muhammad Baqir as. Rajab adalah nama salah satu sungai di surga yang memiliki air berwarna putih lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Oleh karena itu barangsiapa yang di bulan Rajab ini mensucikan diri dari kekotoran jiwa dan dosa, dan mengambil manfaat darinya, maka ia seperti sungai itu, jiwa dan ruhnya bersih dan suci


Tibanya bulan Rajab pada hakikatnya adalah sampainya kabar gembira tentang kelahiran kembali hamba-hamba Tuhan. Hamba-hamba yang setiap saat tenggelam dalam dunia materi, di bulan ini sibuk beribadah kepada Allah Swt untuk menutupi hari-hari itu dan memperkokoh penghambaannya.

Di bulan Rajab ini, para malaikat dengan penuh suka cita menyampaikan selamat kepada Mukminin yang berhasil menemukan hakikat dan sukses mengumpulkan kemuliaan di bulan ini.

Rasulullah Saw bersabda, Rajab adalah bulan Tuhan yang agung dan tidak ada bulan lain yang memiliki kehormatan dan kemuliaan sebesar bulan ini. Dilarang berperang dengan orang kafir di bulan Rajab, ketahuilah bahwa Rajab adalah bulan Tuhan, Syaban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku. Jika seseorang berpuasa di bulan Rajab, meski hanya sehari, maka ia telah membuat Allah Swt menyenanginya dan menjauhkan murka Allah Swt darinya.

Hari Jumat, 1 Rajab tahun 57 Hijriah Qamariah di kota Madinah, salah satu cucu Rasulullah Saw yang diberi nama Muhammad, terlahir ke dunia. Ia dijuluki Baqir atau Baqirul Ulum, karena ialah sang pengungkap dan penjelas rahasia lautan ilmu. Julukan lain yang disematkan kepada beliau adalah Syakir, Shabir dan Hadi yang masing-masing mengungkap salah satu sifat dari seluruh sifat yang dimilikinya.

Ibunda Imam Baqir adalah Fatimah putri Imam Hassan dan ayahnya adalah Imam Ali Zainal Abidin As Sajjad as. Oleh karena itu beliau adalah Imam pertama yang sanadnya bersambung ke Imam Ali dan Sayidah Fatimah, baik dari jalur ayah maupun ibu. Selama beberapa tahun, Imam Baqir hidup bersama kakeknya Imam Hussein as dan saat tragedi Karbala terjadi, beliau berusia empat tahun dan menyaksikan langsung kebengisan para pengikut Yazid.

Imam Baqir setelah kesyahidan ayahnya, Imam Sajjad, selama 18 tahun menjadi nahkoda dan memegang kendali kapal umat Islam demi menjalankan kewajiban kepemimpinan dan Imamah dalam penggalan sejarah yang sensitif kala itu.

Imam Baqir dengan iman yang kokoh dan perilaku indah serta manusiawinya, berhasil menuntun banyak orang ke jalan hidayah, dan sebagai mufasir Al Quran terbaik, beliau menyingkirkan banyak keraguan dan sanggahan dengan menyampaikan tafsir ayat-ayat Al Quran yang benar.