Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Perhatian Al-Qur’an Kepada Sifat Tanggung Jawab

1 Pendapat 05.0 / 5

Kali ini kita memasuki seri Tanggung Jawab dalam Al-Qur’an. Islam telah mengatur secara detail bagaimana setiap orang memiliki tanggung jawab masing-masing. Islam mengajak manusia untuk peduli dan menjalankan tanggung jawabnya dengan tuntas.

Namun sayangnya, kemajuan zaman dan perkembangan teknologi membuat manusia semakin acuh dengan sekitarnya. Ketika ada sesuatu di jalan yang dapat membahayakan orang lain, ia hanya bergumam “Ah ini bukan tanggung jawab saya.”
Ketika ada seorang yang butuh bantuan, ia malah menghindar “Ah bikin repot aja!”

Padahal Rasulullah saw telah mengajarkan untuk peduli dan bertanggung jawab dari hal yang paling kecil. Beliau mengajarkan bahwa perbuatan membersihkan sesuatu dijalan agar orang lain tidak celaka adalah sedekah yang besar, tidak kalah dengan sedekah harta.

Al-Qur’an pun sangat perhatian dengan urusan tanggung jawab, seperti contoh dalam ayat-ayat dibawah ini :

1. Semut adalah binatang yang tidak pernah istirahat. Setiap hari mereka menjalankan tugasnya masing-masing. Namun ada satu semut yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an karena kepedulian dan tanggung jawabnya untuk menyelamatkan semut-semut yang lainnya.

حَتَّىٰ إِذَا أَتَوْا عَلَىٰ وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

Hingga apabila mereka (rombongan Nabi Sulaiman) sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari” (QS.an-Naml:18)

2. Al-Qur’an juga mengajarkan kisah seorang ayah yang mendidik anaknya untuk bertanggung jawab dengan kewajibannya. Seperti Nabi Ibrahim as ketika mendapat perintah untuk menyembelih Ismail, beliau memanggil Ismail dan bertanya tentang pendapatnya. Padahal bisa saja beliau langsung memanggil dan menyembelih Ismail, namun beliau ingin mengajarkan sikap tanggung jawab.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS.ash-Shaffat:102)

Dan masih banyak ayat-ayat lain yang menekankan tentang penting sikap tanggung jawab.