Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Ali Akbar dan Hari Pemuda Muslim(1)

1 Pendapat 05.0 / 5

Hari ini, kita memperingati kelahiran Ali Akbar, salah seorang manusia mulia dari keluarga suci Ahlul Bait Rasulullah Saw. Ali Akbar dibesarkan dan dididik oleh kakeknya, Imam Ali, dan ayahnya, Imam Husein hingga meraih derajat keilmuan dan makrifat yang tinggi. Hari kelahiran Ali Akbar di Iran dirayakan sebagai Hari Pemuda dan disambut dengan suka cita.

Putra tertua Imam Hussein ini dilahirkan pada 11 Sya'ban 33 Hijriah (653 M) di kota Madinah, dan syahid pada 10 Muharram tahun 61 H (681) dalam peristiwa Asyura di Karbala. Sang ayah menuturkan tentang putranya ini, "Pemuda ini [Ali Akbar] dari sisi fisik, akhlak dan perilakunya mirip dengan Nabi Muhammad Saw dibandingkan orang lain. Oleh karena itu, ketika rindu bertemu Rasulullah kami memandanginya,".

Sheikh Abbas Qumi dalam kitab "Muntahi al-Amal" menulis tentang  karakteristik Ali Akbar. Ulama besar Syiah ini dalam kitabnya menjelaskan, "Beliau pemuda yang tampan rupanya, baik tutur katanya. Dari sisi fisik dan perilaku mirip dengan Rasulullah Saw. Keberanian dan perjuangannya mewarisi kakeknya, Ali bin Abi Thalib. Beliau mengumpulkan seluruh kesempurnaan dan kemuliaan,".

Ali Akbar adalah sebuah cabang dari pohon yang baik dan akar yang suci serta pewaris semua kebaikan keluarga Nabi Saw. Sifat dan perilakunya merupakan sebuah kebanggaan dan teladan untuk pemuda zaman sekarang, setiap orang yang merdeka akan terpanggil untuk meneladani Ali Akbar. Para pembenci sekali pun mengakui kemuliaan pemuda ini.

Muawiyah bahkan mengakui keagungan Ali Akbar, pemuda ksatria yang paling mirip dengan Rasulullah Saw. Dalam sebuah perjamuan di istana bersama orang-orang dekatnya, Muawiyah bertanya, "Siapa orang yang paling layak sebagai pemimpin masyarakat?" "Anda wahai tuan," jawab mereka. Tapi Muawiyah berkata, "Bukan, orang yang paling layak untuk memimpin pemerintah adalah Ali bin Husein bin Ali, kakeknya adalah Rasulullah. Terhimpun dalam dirinya keberanian Bani Hasyim, kedermawanan Bani Umayyah, dan ketampanan Kabilah Tsaqifa."

Lembaran sejarah mencatat peran besar Ali Akbar dalam membela ajaran Islam bersama keluarga Ahlul Bait, terutama ayahnya, Imam Husein. Meskipun usianya tidak lebih dari 28 tahun, tapi peran beliau begitu besar dalam membela ajaran Islam yang diselewengkan oleh penguasa ketika itu. Sebagai pemuda Muslim, Ali Akbar mempertaruhkan seluruh hidupnya demi membela Islam yang diperjuangkan bersama ayahnya, Imam Husein.

Dalam budaya Islam, pemuda merupakan aset yang bernilai dan memiliki kedudukan yang tinggi. Pemuda pantas mendapat penghormatan dan perhatian karena kesucian jiwa, ketulusan, dan keberanian. Berbagai riwayat Ahlul Bait  menyebut pemuda lebih dekat dengan alam malakut dari orang lain dan menurut sabda Rasulullah Saw, "Keutamaan pemuda yang tumbuh dalam ibadah atas orang tua yang beribadah di masa tuanya, sama seperti keutamaan para nabi atas masyarakat lain."

Para sosiolog menilai pertumbuhan dan kemajuan sebuah masyarakat dari berbagai aspek budaya, sosial, dan ekonomi bergantung pada pemahaman mereka tentang generasi muda dan perhatian mereka terhadap kaum muda. Para sosiolog percaya bahwa jiwa yang lembut dan hati yang masih muda merupakan manifestasi dari semangat dan keceriaan. Jika semangat ini dibarengi dengan akhlak yang mulia dan ketaatan, maka kebahagiaan generasi muda akan hadir dan keselamatan masyarakat juga akan terjamin.

Generasi muda tentu saja ingin mencari sebuah teladan yang baik untuk mencapai kebahagiaan tersebut. Jika masih ada kontradiksi antara ucapan dan perbuatan pada diri seseorang, maka kaum muda tidak akan percaya padanya dan tidak akan mengikuti pemikiran dan ide orang tersebut.