Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Imam Mahdi Warisi Sunah Para Nabi(1)

1 Pendapat 05.0 / 5

Syekh Shaduq (w. 381 H) menyampaikan sebuah riwayat dengan sanad yang sahih dari Imam as-Sajjad a.s. dalam kitabnya, Ikmal ad-Din wa Itmam an-Ni’mah. Imam as-Sajjad a.s. berkata,

“Al-Qaim dari kami (Ahlulbait) mewarisi sunah-sunah para Nabi a.s., sunah Nabi Adam a.s., Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., Nabi Ayub a.s., dan Nabi Muhammad SAW. Adapun sunah Nabi Adam a.s. dan Nabi Nuh a.s. ialah panjang usia. Sunah Nabi Ibrahim a.s. ialah kelahiran yang rahasia dan mengisolasi diri dari manusia. Sunah Nabi Musa a.s. ialah rasa takut dan kegaiban. Sunah Nabi Isa a.s. ialah manusia berselisih tentangnya. Sunah Nabi Ayub a.s. ialah kebahagiaan setelah aneka ujian. Sedangkan sunah Nabi Muhammad SAW ialah keluar dengan pedang.”

Imam Mahdi a.f berusia panjang sebagaimana Nabi Adam a.s. dan Nabi Nuh a.s.

Di antara para nabi, Nabi Nuh a.s. dijuluki dengan Syekh para Nabi mengingat usianya yang paling panjang. Alquran menyebutkan bahwa masa dakwah kenabiannya sebelum peristiwa banjir besar adalah 950 tahun (QS. Al-‘Ankabut [29]: 14), sementara para sejarawan menghitung usia keseluruhannya mencapai 1500 tahun, bahkan sebagian mencatat 2000 tahun.

Sesungguhnya Allah SWT Mahakuasa memanjangkan usia Imam Mahdi a.f. sebagaimana usia Nabi Nuh a.s. hingga 2000 tahun. Demikian pula dengan Ashabul Kahfi yang tidur panjang selama 300 atau 309 tahun di dalam gua saat melindungi diri mereka dari intaian Raja yang zalim di masanya (QS. Al-Kahfi [18]: 25). Lebih dari itu, pakaian mereka tidak berubah kondisinya sama sekali.

Lain halnya dengan kisah Nabi ‘Uzair a.s. yang makanan dan minumannya tetap utuh saat dihidupkan kembali setelah 100 tahun bersama keledainya yang telah menjadi tulang belulang (lihat Tafsir Ibnu Katsir dalam pembahasan QS. Al-Baqarah [2]: 259).
Imam Mahdi a.f. dilahirkan sembunyi-sembunyi sebagaimana Nabi Ibrahim a.s.

Imam Mahdi a.f dilahirkan secara tersembunyi sebagaimana Nabi Ibrahim a.s. dilahirkan secara sembunyi-sembunyi. Lebih dari itu, Imam Mahdi a.f luput dari pandangan mata manusia biasa selain orang-orang saleh yang dekat dengan Imam Hasan al-Askari a.s., ayah Imam Mahdi a.f.

Para ahli nujum di masa kelahiran Nabi Ibrahim a.s. melaporkan tentang kelahiran bayi laki-laki yang kelak akan menghancurkan kekuasaan sang Raja Namrud. Oleh karena itu, mata-mata kerajaan segera membunuh bayi laki-laki mana pun yang lahir saat itu. Serta merta ibunda Ibrahim a.s. pergi ke gunung dan menitipkan Ibrahim a.s. yang masih bayi di dalam gua. Setelah beberapa hari sang ibu menjenguk kondisinya, dia menyaksikan Ibrahim a.s. sedang meminum susu dari jempol sang bayi.

Sementara Imam Mahdi a.f. dilahirkan dalam kondisi sembunyi-sembunyi saat khalifah Abbasi di masa itu yang senantiasa mengintai kehidupan para Imam Ahlulbait Nabi SAW. Sebagaimana diketahui Imam Ali al-Hadi a.s. dipaksa pindah dari Madinah ke Samarra, Irak agar gerak-geriknya bisa diawasi oleh khalifah Abbasi, bahkan Imam Hasan al-Askari a.s., ayah Imam Mahdi a.s. pun lahir dalam rumah tahanan ayahnya. Riwayat yang masyhur di masa itu adalah tentang Imam Mahdi a.f dari keturunan Rasulullah yang kelak akan memenuhi bumi dengan kebenaran dan keadilan. Sehingga musuh-musuh keadilan senantiasa mengintai, mengawasi dan mereka-reka siapakah imam yang dimaksud dalam hadis dan riwayat yang masyhur tersebut, demi mencegah keruntuhan kerajaan mereka.