Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Kelahiran Imam Mahdi dalam Catatan(1)

2 Pendapat 05.0 / 5

Imam Mahdi a.f yang diyakini telah lahir oleh sebagian kalangan, dicatat dalam berbagai literatur sejarah, biografi dan akidah. Di antara literatur yang dapat dijadikan referensi saat ini setidaknya ada sepuluh buku. Berikut ringkasannya berdasarkan urutan usia penulis buku-buku dimaksud.

1. Ibn al-Atsir (w. 630 H), dalam kitabnya, al-Kamil fi at-Tarikh, j. 6, h. 249, mencatat bahwa: “Pada tahun 260 H wafat al-Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin al-Husein bin Ali bin Abi Thalib a.s. Dialah Abu Muhammad al-‘Alawi al-‘Askari, salah satu dari Dua Belas Imam dalam mazhab Imamiyah. Dialah ayah Muhammad yang mereka yakini sebagai al-Muntazhar as-Sirdab, Samarra. Dia (al-Hasan) dilahirkan pada tahun 232 H.” Catatan tersebut bisa dilihat di link berikut:

https://ia802707.us.archive.org/15/items/WAQkamilt/kamilt06.pdf

2. Imam Abdul Wahab as-Sya’rani (w. 973) dalam bukunya, al-Yawaqit wa al-Jawahir fi Bayan ‘Aqaid al-Akabir, j. 1, h. 561 yang membahas syarat-syarat Hari Kiamat, dengan menyatakan, “Keluarnya al-Mahdi ‘alayhissalam, yaitu salah satu putra Imam al-Hasan al-‘Askari. Kelahirannya pada malam Nisfu Sya’ban tahun 255 H. Dia masih hidup hingga berkumpul bersama Isa bin Maryam ‘alayhissalam. Umurnya hingga saat ini (tahun 958), berusia 706 tahun. Demikianlah yang saya peroleh dari Syekh Hasan al-‘Iraqi dan disepakati oleh Syekh kami Ali al-Khawash.”

Demikian pula halnya ungkapan Syekh Muhyiddin (Ibnu ‘Arabi w. 638 H) dalam kitabnya, al-Futuhat, bab 366: ‘Ketahuilah bahwa al-Mahdi ‘alayhissalam niscaya keluar, tetapi dia tidak keluar sehingga bumi penuh dengan kejahatan dan kezaliman, lalu dia akan memenuhinya dengan kebenaran dan keadilan. Andai dunia tersisa hanya satu hari, niscaya Allah ulur hari itu hingga tibanya Khalifah itu.

Dialah keturunan Rasulullah SAW dari putra Fatimah radhiyallahu anha. Datuknya adalah al-Husein bin Ali bin Abi Thalib. Ayahnya adalah Hasan al-‘Askari putra Imam Ali an-Naqi putra Muhammad at-Taqi putra Imam Ali ar-Ridha putra Imam Musa al-Kazhim putra Imam Ja’far as-Shadiq putra Imam Muhammad al-Baqir putra Imam Ali Zain al-‘Abidin putra Imam al-Husein putra Imam Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhum…’” Silakan cek ungkapan Imam as-Sya’rani dan Ibnu ‘Arabi tersebut di link berikut:

https://ia800308.us.archive.org/5/items/naser_0_20150205/0.pdf

3. Sibth Ibn al-Jauzi al-Hanafi (w. 654 H) dalam kitabnya, Tadzkirah al-Khawash, h. 363-4, menyebutkan dalam bab al-Hujjah al-Mahdi: “Dia adalah Muhammad bin al-Hasan bin Ali bin Muhammad bin Musa ar-Ridha bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin al-Husein bin Ali bin Abi Thalib a.s. Gelarnya Abu Abdillah dan Abul Qasim. Dialah al-Khalaf al-Hujjah Shahib az-Zaman, al-Qaim dan al-Muntazhar dan seterusnya. Dialah Imam terakhir.”

“Abdul Aziz bin Mahmud bin al-Bazzaz mengabarkan kepada kami dari Ibnu Umar yang berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Pada akhir zaman akan keluar seorang dari putraku yang namanya seperti namaku, gelarnya seperti gelarku. Dia kelak akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah penuh dengan kezaliman. Dialah al-Mahdi.’ Ini adalah hadis yang terkenal.”

Selain catatan di atas, pada bagian berikutnya, Sibth Ibn al-Jauzi juga mengisahkan para nabi yang berusia panjang hingga ribuan tahun. Silakan membaca lebih lanjut isi kitab tersebut di link berikut:

https://ia802702.us.archive.org/21/items/TazkiratolKhavaas/TazkeratolKhavaas.pdf

4. Sejarawan Ibnu Khallikan, (w. 681 H/1282 M) dalam bukunya, Wafayat al-A’yan, h. 94, poin 169, mencatat tentang pribadi Abu Muhammad al-‘Askari: “Abu Muhammad al-Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa ar-Ridha bin Ja’far as-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zain al-‘Abidin bin al-Husein bin Ali bin Abi Thalib radhiyallah ‘anhum. Salah satu Imam Dua Belas yang diyakini kalangan Imamiyah. Dialah ayah al-Muntazhar Shahib Sirdab yang dikenal sebagai al-‘Askari. Ayahnya, Ali, juga dikenal dengan julukan ini.” Terkait hal ini silakan rujuk link berikut:
https://ia800707.us.archive.org/12/items/WAQ17074/02_17075.pdf

5. Ad-Dzahabi (w. 748 H/1347 M) dalam kitabnya, al-‘Ibr fi Khabar man Ghabar, j. 1, tahun 1 H – 318 H, halaman 380-1, menyebutkan peristiwa yang terjadi pada tahun 265 H. Salah satunya, dia menyebutkan, “Pada tahun ini, Muhammad bin al-Hasan al-Askari bin Ali al-Hadi (bin) Muhammad al-Jawad bin Ali ar-Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja’far as-Shadiq al-‘Alawi al-Huseini. Bergelar Abul Qasim, yang dijuluki oleh Rafidhah, al-Khalaf al-Hujjah, al-Mahdi al-Muntazhar, dan Shahib az-Zaman. Dialah penutup (Imam) yang Dua Belas. Kesesatan Rafidhah lebih dari itu. Mereka menganggap bahwa dia masuk ke dalam ‘sirdab-ruang bawah tanah’ di Samarra lalu bersembunyi, hingga sekarang, usianya saat hilang 9 tahun atau kurang dari itu.” Tentang hal ini, silakan lihat di link berikut:
https://ia802700.us.archive.org/0/items/FP72833/01_72833.pdf