Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Bulan Perjamuan Tuhan (10)

1 Pendapat 05.0 / 5

Suatu hari seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw, "Wahai Rasulullah! Apakah Allah dekat dengan kita sehingga aku bisa berbicara pelan dengan-Nya atau Dia jauh sehingga aku harus berteriak memanggil-Nya?" Pada waktu itu, turunlah wahyu kepada Rasul sebagai jawaban kepada semua penyembah Tuhan di sepanjang masa.

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS: Al-Baqarah, 186)

 

Di sepanjang Ramadhan, doa dan munajat senantiasa dilantukan oleh orang-orang yang berpuasa. Dua doa berikut akan selalu menghiasi lisan mereka setiap selesai shalat dan saat berbuka puasa.

یَا عَلِیُّ یَا عَظِیمُ یَا غَفُورُ یَا رَحِیمُ أَنْتَ الرَّبُّ الْعَظِیمُ‏ الَّذى لَیْسَ کَمِثْلِهِ شَى ءٌ وَهُوَ السَّمیعُ الْبَصیرُ، وَهذا شَهْرٌ عَظَّمْتَهُ وَکَرَّمْتَهُ، وَشَرَّفْتَهُ وَفَضَّلْتَهُ عَلَى الشُّهُورِ…

اَللّهُمَّ لَکَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِکَ اَفْطَرْتُ وَعَلَیْکَ تَوَکَّلْتُ.

 

Doa adalah manifestasi penghambaan kepada Allah Swt dan untuk memperkuat substansi penghambaan dalam diri manusia. Misi para nabi dari Adam as sampai nabi akhir zaman adalah menghidupkan ruh ibadah dan penghambaan dalam diri manusia. Sekelompok orang percaya bahwa hanya para pemuka agama yang berbicara tentang pentingnya doa dan munajat, dan mereka meminta pengikutnya untuk mengikutinya.

 

Pandangan ini jelas keliru, karena doa dan munajat adalah kebutuhan fitrah semua manusia dan mereka perlu membangun hubungan dengan Dzat Yang Maha Tinggi, yang keluar dari batasan ruang dan waktu. Oleh karena itu, seseorang yang telah lelah dengan dunia materi, akan menempuh perjalanan spiritual dan membangun hubungan dengan Tuhan melalui doa dan munajat. Mengenai pentingnya doa dan hubungan dengan Allah Swt, surat al-Furqan ayat 77 berkata, "Katakanlah (Wahai Muhammad, kepada orang-orang musyrik), "Tuhanku tidak akan mengindahkan kamu, kalau tidak karena doamu."

Oleh karena itu, kita dapat meneladani ayat tersebut untuk meraih kehidupan yang lebih baik dan lebih produktif. Dewasan ini, para pemikir dan intelektual dunia memanfaatkan sarana efektif ini (doa dan munajat) untuk membuat diri mereka penuh energi dan mencapai ketenangan spiritual.

 

Penulis dan filosof Amerika, Wayne Dyer mengatakan, "Aku menikmati cahaya Tuhan dengan cara yang luar biasa selama berdoa, dan aku merasa bahwa seluruh wujudku adalah ruh meskipun aku masih sadar memiliki jasad, dan ketika aku kembali ke tubuhku dari perjalanan ke alam spiritual ini, aku merasakan kekuatan, seolah-olah tubuhku dipenuhi banyak energi."

 

Dale Carnegie juga menulis, "Ketika aku merasa sangat kacau... pada saat seperti itu, aku sering mampir ke gereja pertama yang aku lihat terbuka. Aku menutup mata dan berdoa. Aku menemukan bahwa melakukan ini menenangkan saraf saya, menyandarkan tubuh saya, memperjelas perspektif saya, dan membantu saya menilai kembali diri saya."

 

Doa memiliki banyak pengaruh pada jiwa dan raga. Pengaruh utama doa adalah menumbuhkan cahaya harapan di hati manusia. Manusia yang berputus asa ibarat makhluk tak bernyawa. Orang yang sakit, jika ia optimis dengan kesembuhannya, maka kondisinya akan membaik, dan jika dia putus asa dan benih harapan telah sirna dari hatinya, maka tidak ada lagi harapan untuk kesembuhannya.

 

Laksana di medan perang, faktor utama untuk menang di medan tempur adalah harapan dan semangat, maka pasukan yang putus asa akan menjadi pecundang meskipun mereka dilengkapi dengan senjata perang paling canggih sekali pun. Orang yang rajin berdoa dan bersandar pada Tuhan, berseru kepada-Nya dan menambatkan harapan kepada-Nya, maka cahaya harapan akan hidup dalam hatinya meskipun tengah dirundung banyak masalah. Seolah ia menemukan kehidupan baru, karena ia menjulurkan tangannya ke arah Dzat Yang Maha Kuasa.

 

Allah Swt adalah Dzat yang memiliki kekuatan mutlak serta pencipta dan pengatur semua urusan di alam semesta. Dia menciptakan apapun yang dikehendaki dalam sekejap, meskipun harus menciptakan jutaan matahari seperti matahari yang menerangi bumi kita.

 

Ketika seseorang membangun hubungan dengan Dzat seperti itu dan berkeluh-kesah di hadapan-Nya, bersujud di hadapan-Nya dan mencucurkan air mata atas masalah yang dihadapinya, tentu saja cahaya harapan akan menerangi lubuk hatinya.

Salah satu pengaruh doa adalah tumbuhnya ketaqwaan dalam diri manusia. Taqwa akan membuat manusia dekat dengan Tuhan dan ia menjadi bekal yang akan menyelamatkan pemiliknya di akhirat. Ketika seseorang berdoa, dia akan menyeru Tuhan dengan asma' dan sifat-Nya, dan sifat-sifat ini akan menggetarkan batinnya sehingga ia terus mendekat kepada Tuhan. Di sini, ia merasa bahwa jika ingin doanya dikabulkan, maka ia harus bertaubat.

 

Doa mengajak manusia kepada taubat dan taubat akan membuatnya mengevaluasi diri dan hidupnya. Kegiatan ini perlahan akan menghidupkan cahaya taqwa dalam diri manusia. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Allah Swt berkata kepada Nabi Isa as, "Wahai Isa! Ketika engkau berdoa kepada-Ku, maka bersikaplah seolah-olah kamu tenggelam dan tidak ada penolong. Wahai Isa! Tundukkan hatimu hanya kepada-Ku dan di saat engkau sendirian, sering-seringlah kamu mengingat Ku. Ketahuilah bahwa Aku sangat senang dengan kekhusyukanmu. Oleh karena itu ketika engkau berdoa, bermunajatlah dengan segenap jiwamu."

 

Imam Ali as dalam sebuah surat wasiat kepada putranya, Hasan bin Ali as berkata, "Dari keluasan rahmat Ilahi, mintalah sesuatu yang tidak dapat diberikan oleh pihak lain selain Dia, seperti umur panjang, kesehatan, dan kelapangan rezeki. Jangan pernah berputus asa karena doa yang telat dikabulkan, sebab pemberian Allah setara dengan niat. Kadang penerimaan doa ditunda sehingga pahala si peminta bertambah banyak. Kadang engkau memohon, tapi tidak dikabulkan, karena hal yang lebih baik dari yang engkau minta akan diberikan segera atau pada waktu yang tepat."

 

Imam Ali as melanjutkan, "Jadi, mintalah sesuatu yang akan menjamin keindahanmu, menjauhkan penderitaan dan kesulitan darimu, perkara dunia tidak akan abadi untukmu dan engkau juga tidak akan tinggal selamanya untuk perkara dunia."

Perlu dicatat bahwa permintaan kepada Allah Swt harus baik dan indah serta harus datang dari hati yang tulus dan suci, karena hati yang kotor bukanlah wadah yang tepat untuk menerima anugerah dan pemberian Tuhan.

 

Dikisahkan bahwa Bani Israil menderita kekeringan berkepanjangan selama tujuh tahun berturut-turut sehingga mereka memakan bangkai saudaranya. Doa untuk meminta hujan yang dilakukan di gurun dan gunung tidak menghasilkan apapun. Tuhan kemudian mewahyukan kepada nabi-Nya, "Katakanlah kepada mereka bahwa Aku tidak akan mengabulkan doa dan permintaan mereka kecuali hak-hak warga yang telah dirampas dengan keji dikembalikan kepada mereka." Bani Israil memenuhi permintaan itu dan hujan rahmat pun turun menyirami mereka.

Ramadan adalah bulan dibukanya pintu-pintu rahmat Allah Swt, doa-doa akan dikabulkan di bulan ini, dan Ramadhan adalah bulan untuk bercengkrama dengan Tuhan dan bulan untuk memohon dan menerima pengkabulan.

 

Rasulullah Saw bersabda, "Pintu-pintu langit telah dibuka sejak malam pertama Ramadhan dan tidak akan ditutup sampai malam terakhir bulan ini. Sungguh beruntung orang-orang yang memanfaatkan kesempatan berharga ini. Alangkah indahnya detik-detik berbuka puasa ketika pintu langit dibuka untuk para hamba, maka berdoalah untuk kebahagiaan diri kalian dan orang lain."