Imam Hassan, Mata Air Kedermawanan

Tanggal 15 Ramadhan bertepatan dengan hari kelahiran Imam Hassan Mujtaba as. Hari ini dinamai Hari Ikram untuk menghormati kemuliaan, kedermawanan dan kemurahan hati Imam Mujtaba.

Imam Hassan pernah ditanya, apa itu kebajikan ? Imam menjawab, memberi dahulu sebelum meminta, dan memberi makan kepada orang lain di masa krisis dan kelaparan. Kemudian beliau ditanya lagi, apa itu kehinaan ? Imam menjawab, berpikiran sempit dan kikir.

 

Imam Hassan adalah buah pernikahan Imam Ali dan puteri mulia Nabi Muhammad Saw, yang pertama. Beliau dilahirkan pada pertengahan bulan Ramadhan, tahun ketiga hijriah di kota Madinah dan kelahiran beliau membawa kebahagiaan bagi keluarga suci Nabi Muhammad Saw.

 

Imam Hassan hidup selama tujuh tahun berasama kakeknya, Rasulullah Saw dan tumbuh dalam asuhan beliau. Nabi Muhammad Saw menyampaikan keutamaan-keutamaan Imam Hassan kepada umat Islam dan menjelaskan keterkaitannya dengan derajat kenabian serta kecintaan pada cucunya tersebut. Rasulullah Saw bersabda, Hassan adalah bunga wangi yang saya peroleh dari dunia.

 

Suatu hari Imam Hassan diminta untuk berceramah tentang akhlak mulia Nabi Muhammad Saw. Beliau berkata, siapapun yang membutuhkan kehadiran Rasulullah, maka hajatnya tidak akan tertolak dan selama punya kemampuan, kebutuhan masyarakat itu akan terpenuhi.

 

Pasca wafatnya Nabi Muhammad Saw, Imam Hassan mendapat pendidikan langsung dari ayahnya, Imam Ali as yang menjadi teladan zuhud, kesalehan, kesempurnaan, keberanian, pengorbanan dan budi pekerti. Di masa keimamahan Imam Ali, Imam Hassan selalu membantu dan membela ayahnya dalam menegakkan keadilan di tengah masyarakat. Bukan sebagai anak, tapi seorang prajurit pemberani yang selalu siap dan tak kenal lelah, di masa-masa sulit membantu sang ayah.

Imam Hassan yang ikut berperang di perang Jamal, Shiffin dan Nahrawan, memberikan pelajaran tentang keberanian dan pengorbanan kepada umat manusia. Beliau menunjukkan selalu berjuang dengan gigih di jalan membela agama. Imam Hassan dalam bidang ilmu pengetahuan adalah yang paling unggul di zamannya. Pengetahuan yang komprehensif tentang Tuhan dan ajaran murni Al Quran, diwarisi oleh Imam Hassan sehingga semua orang mendapat manfaat darinya.

 

Beliau terkenal sangat rendah hati dan tawadhu. Kerendahan hati Imam Hassan di hadapan masyarakat merupakan keutamaan akhlak dan daya tarik lain yang dimiliki beliau sehingga menarik semua orang untuk berbincang dan berinteraksi dengannya.

 

Perilaku Imam Hassan selalu disertai dengan kesabaran yang menjadi ciri khas utama dan keindahan akhlak serta spiritualitas beliau. Dengan perantara kesabaran ini Imam Hassan mengelola urusan Muslimin dan Islam di tengah segala kesulitan yang datang bertubi-tubi dari berbagai penjuru, demi melindungi umat dan menghalau serangan musuh terhadap agama dan upaya mereka menghapus identitas Islam.

 

Salah satu karakteristik Imam Hassan yang paling unggul dan menjadi teladan terbaik bagi para pengikutnya adalah kemurahan hati dan tidak bergantung pada orang lain. Dengan berbagai alasan, semua orang mengakui kemurahan hati Imam Hassan dan saking banyaknya bederma, sehingga seorang fakir menjadi tidak membutuhkan lagi, karena dalam budaya Islam, kedermawanan harus dilakukan sedemikian rupa sampai individualitas terkikis dan jika mungkin, mengentaskan orang dari predikat membutuhkan. Oleh karena itu kedermawanan dan infak Imam Hassan yang begitu banyak jumlahnya, dikenal dalam sejarah.

 

Diriwayatkan bahwa Imam Hassan tidak pernah sekalipun menolak permintaan seseorang dan berkata tidak pada setiap yang memohon. Saat ditanya, bagaimana mungkin anda tidak pernah sekalipun menolak permintaan orang. Imam menjawab, saya sendiri adalah peminta-minta di hadapan Tuhan dan selalu berharap di pintu-Nya, saya malu di saat saya sendiri adalah peminta dan membutuhkan, tapi menolak permintaan orang. Allah Swt telah membiasakan untuk menganugerahkan nikmat-Nya kepadaku dan saya membiasakan diri untuk memperhatikan kebutuhan masyarakat dan memberikan nikmat yang diberikan Tuhan kepada mereka.

 

Beliau menambahkan, ketika seseorang yang membutuhkan datang kepada saya, maka saya katakan kepadanya, selamat datang wahai orang yang memberiku kesempatan mendesak dan orang yang keutamaannya lebih unggul dari setiap pemilik keutamaan. Hari-hari terbaik bagi seorang kesatria adalah hari ketika ada yang menyampaikan keperluan kepadanya dan kebutuhan orang lain dipenuhi olehnya.

Untuk mengajarkan sikap dermawan, Imam Hassan kepada orang yang meminta berkata, meminta bantuan kepada orang lain hanya diperbolehkan pada tiga situasi, bagi orang yang harus membayar diyah dan tidak mampu membayarnya, bagi yang berhutang banyak dan tidak dapat membayarnya tepat waktu, begitu juga bagi orang terlantar yang tidak punya pengharapan, kamu termasuk yang mana ?

 

Pada kenyataannya, Imam Hassan memperhatikan poin ini bahwa manusia adalah makhluk mulia dan kehormatannya harus dijaga. Dalam hal ini, selain berkewajiban menghapus kesenjangan ekonomi dan kemiskinan, masyarakat Islam juga harus berinfak dan peduli kepada sesama terutama kepada anak yatim dan orang-orang terlantar. Allah Swt dalam Al Quran, Surat Al Baqarah ayat 220, kepada Nabi Muhammad Saw berfirman,

 

"tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

 

Imam Hassan menganggap kedermawanan sebagai amal terbaik. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 215,

 

"Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya."

 

Anas meriwayatkan, suatu hari seorang budak perempuan menghadiahkan setangkai bunga untuk Imam Hassan dan Imam berkata kepadanya, Engkau bebas di jalan Tuhan. Anas bertanya kepada Imam Hassan, hanya karena setangkai bunga engkau membebaskannya ? Imam Hassan berkata, Allah Swt mendidik kita seperti ini, tatkala Dia berfirman,

 

"Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu."

 

Imam Hassan menambahkan, tidak ada hadiah yang lebih pantas baginya selain kebebasan di jalan Tuhan.

 

Banyak kisah yang menceritakan perjamuan yang digelar Imam Hassan untuk kaum fakir miskin dan menghormati mereka. Dalam pandangan Imam Hassan, ketika masyarakat menanggung kesulitan ekonomi, Islam tidak memperbolehkan kekayaan terpusat hanya pada salah satu golongan saja, menurut Imam Hassan mencotohkannya dalam tindakan nyata masalah kepedulian dan kedermawanan ini dengan membagikan kekayaannya kepada yang membutuhkan.

 

Oleh karena itu, diselenggarakannya acara memuliakan anak yatim atau Hari Ikram di hari kelahiran Imam Hassan yang dimaksudkan untuk menjaga kemuliaan jiwa anak-anak yatim, mencerabut akar kemiskinan di tengah masyarakat, menggapai ridha Allah Swt dan menghidupkan budaya kebersamaan dan kepedulian, adalah momentum bernilai untuk membantu sesama dan bederma.

 

Acara memuliakan anak yatim ini juga dilakukan untuk mendukung anak-anak yatim dari keluarga miskin dan membantu anak-anak terlantar khususnya anak-anak yang kehilangan ayah karena alasan-alasan penting seperti penjara, usia lanjut, sakit parah dan tidak mampu bekerja lagi.

 

Selain itu juga untuk membantu para ibu dengan menghimpun para penderma sehingga mereka bisa melanjutkan perjuangan membesarkan anak-anak. Dukungan terhadap anak-anak yatim oleh para penderma dilakukan dengan mengadopsi satu atau beberapa anak dan memberikan bantuan dana setiap bulan untuk mereka.

 

Imam Hassan berkata, saya adalah seorang anak yang dilahirkan dari sebuah keluarga yang kecintaan kepada mereka diwajibkan Tuhan dalam Al Quran, sebagaimana difirmankan oleh-Nya,

 

"Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." []