Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Contoh-contoh Bertabaruk dengan Bekas-Bekas Nabi Saw.

1 Pendapat 05.0 / 5

A. Bertabarruk dengan rambut Nabi saw

1. Anas bin Malik berkata,”Saya melihat Nabi saw yang sedang dicukur oleh tukang cukur. Sementara para sahabat mengelilinginya dan semua helai rambutnya ada di tangan salah satu mereka” (Al-siiratu al-Halabiyyati jilid 2, hlm 770)
2. Ahmad bi Hanbal memiliki sehelai rambut yang selalu ia bawa. Ia mengaku bahwa rambut itu adalah rambut Nabi saww.
3. Muhammad bin Siirin berkata” Aku berkata kepada ‘Ubaid bahwa aku memiliki rambut Nabi saww yang sampai padaku –secara turun temurun- dari arah Anas”. Ubaid berkata,” Kalau aku memiliki sehelai rambut Nabi saw, maka lebih kucintai daripada dunia dan seisinya”
(Sairu A’laami al-Nubalaa, jilid 11, hlm 230 dan 256)

B. Bertabarruk dengan mangkok air Nabi

1. Perawi meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad: Nabi saww sedang duduk bersama para sahabat di Tsaqifah Bani sa’adah dan mereka meminta air kepada Sahl. Sahl berkata, “Aku menuang air ke mangkok dan memberi mereka minum”. Perawi berkata, “Sahl menunjukan mangkok itu dan memberi kami minum dengannya.’Umar bin Abdu al-Aziiz meminta kepada Sahl mangkok itu. Dan Sahl pun memberikannya”
Bukhari berkata,”aku pernah melihat mangkok itu di Bashrah dan aku juga meminum air dariya. Aku membeli mangkok tersebut dari pewaris Nashr bin Anas seharga 800 dirham”
2. Aisyah berkata, “seorang anak dibawa kepada Nabi saw dan beliau menabarrukinya (memberi berkah).
(Al-Istii’aab jilid 1, halaman 51, menukil dari Shahih Muslim)

C. Bertabarruk dengan pakaian Nabi
Muslim (dengan perantaraan) menukil dari Asmaa’ bitu Abi Bakar yang berkata “ini adalah mantel Rasulullah saw”. Perawi berkata, “Asmaa’ berkata’ “Mantel (baju luar) yang terbuka dan panjang yang diletakkan di bahu beliau dan memiliki kerah yang terbuat dari sutra. Depan belakangnya dijahit dengan benang sutra.” . Asmaa’ bintu Abu Bakar berkata,”Mantel ini tadinya ada di Aisyah hingga ia meninggal. Ketika ia meninggal maka aku ambil mantel ini. Baju ini, dulu dipakai Nabi saw. Karena itu aku mencucinya dan airnya kugunakan untuk menyembuhkan penyakit”

D. Bertabarruk dengan sandal Nabu
Jamaali al-Din, ‘Abdullah bin Muhammad al-Anshaari, seorang muhaddits (penghafal dan penyebar hadits), berkata :Aku pergi ke Damaskus bersama guruku yang bernama Taaju al-Diin Faakihaanii. Lalu kami pergi menziarahi terompa milik Rasulullah saw (yang berada di Daarul Hadits AsySyarafuah Damaskus). Aku terus berjalan bersama guruku. Ketika guruku melihat terompa itu beliau membuka penutup kepalanya, kemudian mencium serta mengusap-usapkan terompa tersebut ke wajahnya sambil menangis, ia mengucapkan syair ini “Kalau Majnun ditanya, “Mau dunia dan seisinya atau Laila?” ia menjawab, “Debu teroma Laila lebih kucintai dan menyembuhkan”