Hikmah Berhijab

Dalam kitabnya, Syahid Murtadha Muthahari mengklasifikasikan filosofi dan hikmah berhijab ke dalam beberapa poin.


1. Berhijab, Faktor Ketenangan Ruhani
Tiadanya tirai pembatas dalam pergaulan laki-laki dan perempuan akan memicu terjadinya pergolakan-pergolakan dahsyat dalam kecendrungan seksual yang di dalam diri manusia akan muncul dalam bentuk sebuah kobaran api yang menimbulkan kehausan psikologis tak pernah terpuaskan. Akan tetapi berlawanan dengan itu, terdapatnya tabir pembatas antara laki-laki dan perempuan akan memberikan ketenangan yang lebih tinggi di dalam diri mereka.

Jika kita mencermati kasus-kasus penyimpangan seksualitas yang sering terjadi pada era kita ini, maka sudah pasti ujung-ujungnya kita akan mnemukan bahwa sumber terbesar dari malapetaka ini tak lain adalah karena adanya kecendrungan perempuan dalam memamerkan dan mempertontonkan diri. Pada prinsipnya ketakpedulian perempuan terhadap masalah hijab senantiasa akan diikuti dengan penyakit-penyakit psikologis serta munculnya hasrat-hasrat hewan dalam diri lelaki dan perempuan

Sebagian dari psikolog bersepakat bahwa hijab merupakan indikasi keselamatan seorang perempuan dan ketiadaan merupakan indikasi keselamatan seorang perempuan dan ketiadaan hijab menunjukan adanya penyakit psikologis dalam dirinya. Sebagian lagi mengatakan ketidakberhijaban akan mengundang dan menyulut timbulnya penyakit-penyakit psikologis, karena kehadiran perempuan diluar rumah dalam keadaan yang menarik minat dan menggetarkan syahwat, secara sendirinya akan menimbulkan ketegangan psikologis pada diri pemirsanya dan hal ini akan menghancurleburkan keseimbangan psikologis mereka.

Pada prinsipnya ketidakberhijaban bisa dikatakan sebagai sebuah indikasi kebodohan, ketidaksehatan psikologis dan penilaian yang terlalu rendah terhadap diri sendiri, individu semacam ini senantiasa merasa bahwa tanpa mempertontonkan keindahan tubuhnya ia akan nampak kurang berkepribadian, kurang menawan, dan tidak sempurna, oleh karenanyalah sehingga mereka senantiasa berusaha menampilkan keindahan tubuhnya dan mnegenakan busana-busana memikat yang konon katanya untuk menciptakan simbol dan mengangkat posisi dan penilaian ornaglain.

2. Berhijab, Memperkuat Ikatan Keluarga
Jika dalam sebuah keluarga, suami dan istri merupakan dua unsur penting bagi terciptanya cinta dan kasih sayang yang mendalam dan masing-masing menjadi faktor pembahagia bagi selainnya, maka yang terjadi dalam sistem pergaulan bebas adalah hal yang sebaliknya, masing-masing dari kedua belah pihak menganggap pihak di hadapannya sebagai rival, penghalang dan penegasi langkah kebebasannya.
Keluarga merupakan titik sentral sebuah masyarakat sosial dimana salah satu faktor untuk mempertahankan kekokohan pondasinya terutama antara suami dan istri adalah keberadaan hijab dan tiadanya tindakan mempertontonkan keindahan tubuh sang istri di luar rumah

3. Berhijab dan Ketahanan Masyarakat
Terjunnya manusia-manusia kurang dewasa ke tengah-tengah lingkungan masyarakat akan menyebabkan kekuatan masyarakat menjadi lumpuh dan payah. Kenapa demikian? Tentu karena manusia-manusai tak dewasa ini akan bertindak sesuai dengan kemauan sendiri, tidak mengindahkan norma-norma yang berlaku, sebagaimana layakbya seorang bocah yang pada masa-masa tertentunya menganggap diriya sebagai seorang raja yang hanya menentukan, tanpa mendengarkan.

Tidak demikian halnya dengan manusia dewasa, karena manusia yang telah dewasa akan bertindak dengan akal dan mengetahui makna serta tujuan dari tindakan yang dilakukannya.

Ketika ajaran agama mengatakan bahwa hijab memiliki manfaat dalam menjaga psikologis masyarakat dan akan mengantarkan masyarakat pada ketenangan, maka tentulah manusia –manusia yang telah dewasa ini akan menerapkan aturan tersebut dalam kehidupannya atau minimal tidak menampakkan pertentangannya, supaya terwujud ketahanan di dalam masyarakatnya.

4. Berhijab, Mengangkat Nilai dan Kehormatan Perempuan
Dengan keberadaan hijab yang sesuai, perempuan akan dikenal dengan kehormatannya dan akan dianggap sebagai sosok yang mulia dan berkepribadian di kalangan masyarakat sehingga lebih sedikit orang yang mengganggunya.