Sahabat dan Penulisan Hadis

Berdasarkan data-data sejarah, sejumlah sahabat Nabi SAWW memiliki kumpulan tulisan mengenai hadis, yang terkadang disebut shahifah atau nuskhah. Untuk lebih jelasnya, perbedan yang paling mendasar antara shahifah dan nuskhah terletaj pada sanadnya. Bila sanadnya lebih dari satu disebut nuskhah, sedangkan bila sanadnya hanya satu walaupun hadisnya bermacam-macam disebut shahifah.

Shahifah sendiri berarti lembaran yang berisikan tulisan. Menurut istilah, shahifah berarti lembaran yang berisikan hadis-hadis Nabi, nuskhah juga memiliki arti yang sama.

Berikut nama sahabat yang memiliki shahifah atau nuskhah:

1. Abu Bakar
Bukan hal yang aneh bila dikatakan bahwa Abu Bakar pada masa hidup Nabi SAWW telah menulis hadis-hadis Nabi. Bahkan diestimasi ia memiliki kumpulan berisi kurang lebih 500 hadis. Walaupun pada akhirnya kumpulan itu dibakar. (Tadzkiratul Huffadz, juz 1 hal 5)

2. Anas Bin Malik
Ia termasuk slaah seorang sahabat Nabi SAWW yang memiliki tulisan indah dan ia telah menulis hadis-hadis Nabi. Bahkan ia sangat menekankan kepada anak-anaknya untuk menulis hadis agar tidak sampai musnah begitu saja. Oleh sebab itu, banyak sekali perawi yang meriwayatkan hadis darinya.

3. Aisyah binti Abu Bakar
Pasca wafat Nabi SAWW, ia memiliki posisi yang cukup penting dalam pemerintahan. Ia oleh pemerintah, diperkenalkan sebagai rujukan bagi berbagai macam permasalahan agama, baik hukum, tafsir atau selainnya.

Ia sendiri memberikan perhatian yang sangat besar dalam masalah penukilan hadis. Ia sering menyampaikanhadis dan kemudian ditulis dan disebarkan. Ziad bin Abi Sufyan, Urwah bin Zubair dan Muawiyah bin Abi Sufyan merupakan orang-orang yang banyak menulis hadis dari Aisyah. Urwah bin Zubair sendiri dalam bab tafsir meriwaytakan tidak kurang dari 92 hadis dari Aisyah (Marwiyyatu Ummil Mu’minin Aisyah fit Tafsir, hal 16).
Selain dari tiga nama yang disebutkan diatas, Muhammad Mahdi Rad dalam penelitiannya menyebutkan sekitar 45 nama sahabat lain yang menulis hadis di zaman Rasulullah.

Pengakuan ulama hadis:

Dr. Nuruddin berkata,
“ Banyak sekali hadis-hadis dari para sahabat Nabi, yang bahkan sampai pada batas mutawatir, yang membuktikan adanya penulisan hadis di zaman Nabi SAWW” ( Ulumul Hadis wa Musthalaahuhu, hal 33)

Dr Subhi Sholeh berkata,
“Bukanlah suatu keharusan kita memaksakan diri untuk mengatakan bahwa penulisan hadis dimulai di zaman Umar bin Abdul Aziz, mengingat buku-buku hadis, kabar-kabar bahkan data-data sejarah tidak lagi meninggalkan keraguan sedikitpun untuk menerapkan bahwa hadis telah ditulis semenjak zaman Rasulullah SAWW”

Dr. Musthofa A’dhomi menulis:
“Dengan melihat penelitian yang ada, dapat dikatakan bahwa tiap orang yang tidak menerima penulisan hadis perlu mengetahui bahwa kondisi sebaliknya telah dinukilkan pula. Maka dapat dikatakan bahwa penukilan hadis oleh para sahabat telah jelas dan pasti”