Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Sayidah Maksumah, Panutan Ilmu dan Kesucian(1)

1 Pendapat 05.0 / 5

Tanggal 1 Dzulqadah, bertepatan dengan hari lahirnya wanita suci Ahlul Bait, Sayidah Fathimah Maksumah as. Beliau termasuk anggota keluarga Ahlul Bait yang memiliki kemuliaan tinggi dari keturunan Imam Musa Kazhim as. Saudara Sayidah Maksumah, Imam Ali ar-Ridha as berkata, “Barangsiapa yang menziarahi Sayidah Maksumah di kota Qom, sama seperti menziarahiku.”

Jauh sebelum kelahirannya, Imam Jakfar Shadiq as telah mengabarkan kelahiran Sayidah Maksumah. Imam Shadiq berkata, “Di Qom, seorang perempuan dari keturunanku yang bernama Fathimah binti Musa akan dimakamkan di sana. Dengan syafaatnya di Hari Kiamat, para pengikut Syiah akan masuk surga.”

 

Sayidah Fathimah Maksumah as dilahirkan di kota Madinah pada tanggal 1 Dzulqadah tahun 173 Hijriah. Sayidah Maksumah lahir dan dibesarkan di rumah kemuliaan. Ayah dan ibunya adalah orang-orang yang memiliki keutamaan akhlak, ibadah dan kezuhudan, ketakwaan, kejujuran, kesabaran, kedermawanan dan kesucian menjadi sifat mulia keluarga suci ini. Mereka adalah nahkoda kapal kemanusiaan.

 

Ayahnya, Imam Kazhim dan ibunya Sayidah Najmah Khatun adalah sosok mulia dan agung. Selain kedua orang tuanya, Sayidah Maksumah memiliki saudara laki-laki yang menjadi pembibingnya, yaitu Imam Ridha as. Di bawah bimbingan mereka, Sayidah Maksumah tumbuh menjadi wanita agung.

 

Kebahagiaan Sayidah Fathimah Maksumah as di masa kecil bersama mereka tidak bertahan lama. Karena ayahnya, Imam Musa Kazhim as gugur syahid di penjara penguasa lalim saat itu. Ketika ayahnya syahid, Sayidah Fathimah Maksumah berusia 10 tahun. Setelah itu, Imam Ridha as menjadi satu-satunya pelindung setia Sayidah Fathimah Maksumah as.

 

Sejak usia kanak-kanak, Sayidah Maksumah telah menunjukkan kecerdasan dan keluasan ilmunya. Sayidah Maksumah berjuang keras dalam menuntut ilmu dan pengetahuan Islam. Beliau tidak menambah dan mengurangi ilmu yang disampaikan oleh ayahnya ketika menyampaikannya kepada masyarakat. Ini menunjukkan tanggung jawab besar dan amanah yang tertanam dalam jiwa putri Imam Musa as.

 

Sayidah Fathimah Maksumah senantiasa menuntut ilmu dan membela kebenaran dalam kondisi sekalipun. Sayidah Fathimah didampingi Imam Ridha as mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari ayahnya. Kehadiran aktif Sayidah Maksumah dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan keimanan menunjukkan posisi dan kedudukan wanita yang tinggi dalam sejarah kebudayaan Islam.

 

Kehidupan Sayidah Maksumah menjadi bukti bahwa Islam sangat menghargai perempuan dan menempatkannya pada kedudukan tinggi, sehingga dari keutamaan spiritual, keilmuan dan kemuliaan akhlak menjadi teladan bukan hanya bagi perempuan saja.

 

Sayidah Maksumah memiliki beberapa sebutan nama agung seperti Shadiqah, karena dikenal sebagai seorang yang terpercaya. Selain itu beliau dipanggil dengan nama mulia seperti Karimah Ahlul Bait dan Thahirah, sebagaimana dijelaskan dalam hadis dari Imam Shadiq as. Selain itu beliau juga disebut dengan nama Muhaddatsah yang berarti perawi hadis.

 

Di antara hadis yang diriwayatkan Sayidah Maksumah adalah hadis Manzilah yang menjelaskan kedudukan mulia Imam Ali as. Di hadis ini dijelaskan kedudukan Imam Ali as terhadap Nabi Muhammad Saw seperti posisi Harun bagi Nabi Musa as. Beliau juga menjelaskan peristiwa penting di Ghadir Khum untuk mencegah umat Islam lalai dari amanat Nabi Muhammad tentang kepemimpinan setelahnya.