Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Sayidah Maksumah, Panutan Ilmu dan Kesucian(2)

1 Pendapat 05.0 / 5

Pada tahun 200 Hijriah, Imam Ali ar-Ridha as terpaksa meninggalkan kota Madinah menuju Khorasan dibawah tekanan penguasa lalim saat itu. Setahun kemudian, Sayidah Fathimah Maksumah yang merindukan kakaknya berangkat menuju kota Marv ditemani sejumlah saudaranya seperti Fadhil, Jakfar, Hadi, Qasim dan Zaid serta beberapa orang lainnya.

 

Perjalanan wanita agung beserta rombongan dari Madinah menuju Khorasan tersiar ke berbagai wilayah. Di setiap daerah yang mereka lewati para pecinta Ahlul Bait menyambutnya dan memanfaatkan kehadiran sumber pengetahuan dan keluhuran akhlak ini. Mereka juga ingin mendapat berkah dari kedatangan manusia agung ini di daerah yang dilewati rombongan Sayidah Maksumah as.

 

Dalam setiap penyambutan di berbagai kota, Sayidah Fathimah selalu menggunakan kesempatan tersebut untuk memberikan pencerahan kepada para pecinta Ahlul Bait. Beliau dalam berbagai pidatonya mengungkap kedok penguasa Bani Abbasiah. Pada dasarnya, Sayidah Fathimah sengaja berhijrah dari Madinah ke Marv sebagai bentuk protes terhadap kondisi yang ada. Perjalan itu merupakan bagian dari perjuangan Sayidah Fathimah terhadap intimidasi dan kezaliman.

 

Sayidah Maksumah senantiasa mengingatkan umat Islam terkait jawaban Imam Ridha as mengenai usulan Khalifah Makmun kepada imam ini. Makmun dalam makarnya mengusulkan posisi putra mahkota kepada Imam Ridha as. Sebuah usulan yang bersifat makar dan tipu daya. Tujuannya, Makmum bisa meredam perlawanan para pengikut Ahlul Bait.

 

Imam Ridha as saat menjawab usulan Makmun mengatakan, “Jika khalifah merupakan hakmu tidak seharusnya melimpahkannya kepada orang lain. Namun jika bukan hakmu mengapa kamu menyebut diri khalifah umat Islam dan menentukan putra mahkota.”

 

Sayidah Maksumah as berusaha menyadarkan masyarakat bahwa kepemimpinan terhadap umat Islam merupakan hak Ahlul Bait Rasulullah Saw. Sejarah mencatat perjuangan besar Sayidah Maksumah dalam mengokohkan Imam Ahlul Bait di tengah rongrongan konspirasi musuh.

 

Pencerahan yang dilakukan Sayidah Fathimah Maksumah as memicu kemarahan penguasa lalim. Antek-antek Bani Abbasiah memburu rombongan Sayidah Maksumah. Ketika rombongan sampai di kota Saveh, mereka diserang oleh pasukan Makmun dan kelompok pembenci Ahlul Bait. Sejumlah pengikut beliau dalam peperangan tak seimbang ini gugur syahid. Akibat peristiwa ini, Sayidah Maksumah jatuh sakit.

 

Atas inisiatif Sayidah Maksumah rombongan kemudian menuju kota Qom. Sayidah Maksumah berkata, “Bawalah aku ke kota Qom. Karena aku mendengar dari ayahku bahwa kota ini adalah pusat para pecinta Ahlul Bait.” Mendengar permintaan Sayidah Maksumah, mereka pun membawa beliau ke kota Qom.

 

Tepat tanggal 23 Rabiul Awal 201 Hijriah, Sayidah Maksumah as bersama rombongannya tiba di kota Qom. Para tokoh dan ulama Qom menyambut rombongan Ahlul Bait Rasulullah. Seorang pecinta Ahlul Bait dan pembesar di kota Qom yang bernama Musa bin Khazraj menjadi tuan rumah yang menjamu Sayidah Fathimah selama di kota Qom.

 

Sayidah Maksumah berada di kota Qom selama 17 hari. Pada hari-hari terakhir masa hidupnya, Sayidah Maksumah lebih banyak menyibukkan diri bermunajat kepada Allah. Beliau akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 10 Rabiul Tsani dan dimakamkan di kota Qom.

 

Hingga kini, makam Sayidah Maksumah as diziarahi para pecinta Ahlul Bait dari seluruh penjuru dunia. Berkat keberadaan Sayidah Maksumah di Qom berdiri pusat pendidikan agama Islam mazhab Syiah terbesar di dunia. Aura spiritual yang dipancarkan makam suci Sayidah Maksumah memberikan pencerahan intelektual bagi ulama dan berkah bagi masyarakat, bukan hanya kota Qom saja tapi juga menyebar ke seluruh penjuru dunia.