Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Gejala-gejala Ruh Bukan Kualitas Materi

1 Pendapat 05.0 / 5

Dalil yang dapat menuntun kita kepada kemandirian dan kenonmaterian ruh adalah bahwa pada gejala-gejala ruh, kita melihat kualitas-kualitas yang tidak serupa dengan kualitas-kualitas materi. Karena:

Pertama, makhluk-makhluk memerlukan (waktu) dan berdimensi gradual (berproses).

Kedua, dengan berlalunya waktu, makhluk-makhluk tersebut akan menjadi usang (out of date)

Ketiga, materi dapat di analisa atau dipecah kepada bagian-bagian wujud lainnya.
Akan tetapi gejala-gejala mental tidak memiliki ciri-ciri dan efek-efek yang tersebut diatas. Kita dapat menggambarkan semesta persis dengan semesta yang kita huni sekarang ini dalam benak kita, tanpa melewati lintasan waktu dan tidak perlu berproses gradual.

Terlepas dari masalah ini. potret-potret masa lalu yang kita gambarkan dalam benak kita, semasa kita kecil, dengan berlalunya waktu kita tidak mengalami antiquasi (kekunoan), tidak usang dan seperti ukuran aslinya. Boleh jadi otak manusia mengalami keusangan. Akan tetapi, rumah yang merupakan gambaran dua puluh tahun sebelumnya dalam benak kita terekam dengan baik dan tidak usang, dan memiliki konstansi yang merupakan ciri khas dunia metafisis.

Ruh kita dalam hubungannya dengan gambaran dan potret-potret, memiliki ciptaan yang menakjubkan dan pada detik itu kita dapat menggambarkan segala jenis peta dalam benak kita tanpa memerlukan sedikitpun pendahuluan. Gambaran benda-benda langit, galaksi-galaksi dan makhluk-makhluk bumi, laut, pegunungan, dan semisalnya bukanlah ciri khas satu wujud materi, akan tetapi ciri khas wujud metafisis.
Di samping itu, kita ketahui misalnya 2+2=4, dan kita dapat mengaalisa salah satu dari dua ekuivalen ini.; angka dua atau angka empat. Akan tetapi kita tidak dapat menganalisa ekuivaleni seraya mengatakan ada ekuivalensi seperdua dan setiap setengah bukan setengah yang lainnya. ekuivalensi merupakan satu pemahaman yang tidak dapat dianalisis; ada atau tiada. Sekali-kali tidak dapat dibagi menjadi dua. (Antara ada dan tiada tidak dapat dibagi, setengah ada atau setengah tidak. Proposisi ini mustahil adanya).

Oleh karena itu pemahaman mental ini tidak dapat dianalisa. Atas dasar ini, ia tidak dapat bersifat materi sebab apabila ia materi, ia tersusun. Begitu pula ruh kita yang merupakan pusat pemahaman ini bukanlah materi dan tidak dapat bersifat materi. Maka ruh adalah wujud non materi!